Posts

Showing posts from May, 2016

Wake Up

Musibah terbesar adalah matinya hati, kebasnya jiwa dari aneka rasa. Hal yang harusnya membuat malu, tidak terasa. Hal yang harusnya mendatangkan syukur, tidak terasa. Hal yang harusnya mendatangkan sesal, tidak terasa. Hati kehilangan kemampuan mengartikan hikmah dan tanda. Gagal paham. Gagal ambil kesimpulan. Sialnya, kematian hati membuat diri merasa baik-baik saja. Namanya pun tak mampu lagi menangkap rasa. Rugi.. Sungguh rugi.. Naudzubillah min dzalik.. Lalu, bagaimana? Pertama, sadari bahwa ada yang salah pada hati kita sekalipun semua terasa seolah baik-baik saja. Sadari, menjadi sadar seutuhnya. Kedua, tengadahkan tangan, tuangkan dalam doa. Seringkali kita ingin ini dan itu tapi begitu berat mengangkat tangan ke langit. Tidak begitu, tengadahkan tangan dan ucapkan dengan kata-kata. Ketiga, basahi mulut dengan zikir di sepanjang waktu. Ingat Ia semampu kita, sesering mungkin. Bersamaan dengan itu, tinggalkan semua maksiat. Apa itu maksiat? Semua yang Ia

Datum

Dalam mengukur sesuatu kita butuh satu titik tempat berangkat agar pengukuran akurat. Begitu pun dalam hidup, ada begitu banyak konflik dan kasus yang sangat mungkin membuat bingung bila kita tidak punya satu tempat berdiri sebagai acuan. Katakanlah dalam hal mengasuh anak, dokter A bilang diatas setahun sudahi saja ASI-nya, dokter B bilang menyusui itu bagusnya sampai dua tahun, kalau kita tidak punya titik pijak maka sangat mungkin pikiran kita terombang-ambing ga tentu arah. Begitu juga dalam aneka hal lainnya, ada banyak pendapat dan kata orang yang kalau diikutin sih kedengerannya keren dan meyakinkan semua, tapi apa iya semuanya bener? Lagi-lagi, sejauh apapun pikiran mengembara, pada akhirnya ia bertekuk lutut pada kebenaran Sang Pencipta. Benar dan salah, baik dan buruk, semua sudah didefinisikan dengan sempurna. Bahkan Ia menurunkan rasul sebagai pemberi contoh agar semakin jelas apa yang harus diikuti. Jujur, sebelum mendengar tentang kisah rasul mendidik anak (parenting na

Resep Pie Apel dari Mbak Ninis

Image
Ceritanya saya lagi suka banget sama Pie Apel ala Swedia ini, bedanya apa? Pie apelnya ada taburan semacam remahan kue diatas isi pie-nya, disebutnya smulpaj. Dimakannya pakai saus vanili, enggak pun tetap enak sih. So far, udah dua kali buat, alhamdulillah ga gagal-gagal amat(?), alias enak! Bermodal tanya-tanya ke Mbak Ninis, beliau ngasih tahu resep yang didapat dari mertuanya (yang asli Swedia). Ini dia resepnya :) Bahan Kulit Pie ( Bisa untuk kulit pie buah maupun sayur) Terigu 4 dl Mentega/margarin: 150gr Air: 1-2 sdm Bahan Isi Pie Tiga buah apel ukuran sedang (royal Gala atau Granny Smith), potong dadu.  Cara Buat= Campur dengan sedikit gula dan kayu manis bubuk, sisihkan Bahan Smulpaj Bahannya 3 dl terigu 1 dl gula pasir 125 margarin/mentega.  Cara buat= Diaduk jadi satu tapi bukan seperti adonan pie, ngaduknya tanpa ditekan sampai jadi butiran2 seperti pasir, sisihkan. Caranya  1. Buat kulit pie Campur semua bahan kulit pie. Diamkan dalam kulkas selama 30

We Come and Go

Image
"Orang pandai dan beradab tak 'kan diam di kampung halaman Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang Pergilah 'kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan teman Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang." -Penggalan syair Imam Syafi'i tentang merantau Dalam perantauan ini, Allah pertemukan saya dengan kawan dan saudara baru, senang sekali rasanya bisa belajar banyak dari mereka. Merantau juga mengingatkan saya tentang hakikat hidup ini, semua hanya sementara, kita datang dan kemudian akan pergi lagi. Walaupun sudah beberapa kali mengalami, rasanya tetap berat setiap harus melepas mereka yang sudah saya anggap keluarga sendiri untuk kembali ke Indonesia. Makasih banyak Mbak Desy (dan tentunya juga Mas Ryan) atas kebersamaannya mewarnai hari-hari kami di Göteborg selama kurang lebih delapan bulan ini. Asiyah pasti akan kangen banget  grin emoticon  Kalo denger bel aja otomatis bilangnya itu 'Tante Echii' (Tante Desy).  

Tanda Cinta Untukmu

Kau cantik, kau baik,  agar jangan kau lupakan itu,  agar jangan kau ubah itu. Tiap manusia punya masa-masa sulit tersendiri, saya pun begitu, ada masanya saya menyadari iman melemah, ada masanya saya merasa limbung dimana harus berpijak, ada masanya saya merasa begitu jengah menerima nasihat, Tapi satu yang selalu berusaha saya pegang; rasa malu. Di masa itu, sebagaimanapun rasanya diri ini sudah pergi terlalu jauh, Dengan rasa malu, saya menyimpan harap, agar suatu saat nanti saya dapat kembali di rel yang benar. Karena diri saya di masa depan berhak untuk jadi pribadi yang baik, yang tertutupi aib-aibnya, bahkan oleh diri saya sendiri. Dan benarlah, seiring berjalannya waktu, atas kemurahan hati Allah, Allah tunjukan cahaya-Nya, yang dengannya lebih jelas bagaimana saya harus melangkah, jalan-Nya begitu banyak, skenarionya begitu luar biasa, Ia berikan tanda dari segala arah, Saat kesadaran itu datang, rasanya saya marah pada lingkungan yang kurang keras m

Karena Waktu Terlalu Berharga

Beberapa waktu ini saya mencoba undur diri dari aneka socal media , katakanlah intagram , path , dan twitter . Belum sepenuhnya sih, kadang masih intip-intip tapi dengan intensitas yang jauh berkurang. Sempat menimbang-nimbang juga meninggalkan facebook , tapi setelah dipikir-pikir manfaatnya masih lebih besar dibanding mudharatnya, terutama untuk silaturahmi, grup, dan banyak spoiler ilmu disana. Hanya ada FB saja sudah menyita waktu begitu besar, saya merasa benar-benar perlu meregulasi diri dengan baik, dan boleh jadi suatu saat nanti perlu juga saya deactivate akun beberapa waktu. Menurut saya  social media  itu seperti pisau, bisa bermanfaat kalau cara pakai dan niatnya bener, bisa membunuh kalo cara pakai dan niatnya salah. Bukankah salah satu cabang iman adalah meninggalkan hal yang sia-sia? Betapa banyak waktu sia-sia yang saya habiskan selama ini di social media . Baru-baru ini saya juga mendengar ada buanyak sekali social media lain, phhhoto , snapchat , dan sebagain

Surat Untuk Cintaku #4

Image
Dear Asiyah, Nak, hari ini, 16 Mei 2016, ada dua kabar duka, dua orang yang Bunda dan Ayah kenal di SP (ekskul kami saat SMA dulu) meninggal. Yang pertama perempuan masih muda, setahun dibawah usia Aya, masih 20 tahun. Yang kedua, setahun diatas ayah, istinya seangkatan ayah, meninggalkan 2 anak dan 1 calon anak (iya, istrinya sedang mengandung). Kematian mengingatkan Bunda, bahwa dunia ini benar-benar sementara. Dunia ini, isinya ujian saja. Bunda menulis disini, sebagai tanda cinta untukmu, kalau suatu saat Bunda dipanggil lebih dulu, bacalah semua tulisan Bunda, semoga akan kau temukan cinta dan nasihat Bunda disana. Setiap orang tua hanya ingin kebaikan untuk anaknya. Nak, ada beberapa hal yang ingin Bunda sampaikan. Hiasilah dirimu dengan doa, ibadah yang paling utama. Dalam doa ada ketundukan diri, meruntuhkan benteng sombong dalam hati. Mintalah semua pada Allah, nak, sebelum bertanya pada makhluk. Kehadiranmu di dunia juga adalah perwujudan doa banyak orang sepanjang wakt

Welcome to Your Child's Brain Chapter 23 #OWOC

Judul buku:  Welcome to Your Child's Brain Penulis:  Sandra Aamodt & Sam Wang Judul Bab:  Chapter 23- Take It from the Top: Music Fakta Menarik --> Apakah mengajarkan musik ke anak sedari dini memberikan manfaat nyata? Berdasarkan penelitian, jawabannya adalah ya dan tidak. Mendengarkan musik tidak membuat anak lebih cerdas, tapi hal tersebut dapat meningkatkan mood mereka yang berdampak ke manfaat sampingan lain ( secondary benefits ). Di lain pihak, ada beberapa bukti nyata manfaat kognitif yang diberikan dari belajar memainkan instrumen. Dalam kedua hal tersebut, literatur penelitian yang dijadikan dasar tidak bisa diambil sepenuhnya ( In both cases, though, the research literature has to be taken with a grain of salt) --> Mitos Mozart: Banyak yang percaya bahwa pengalaman di masa lalu dapat meningkatkan kinerja otak, salah satunya adalah mendengarkan musik klasik pada bayi dapat meningkatkan kecerdasan mereka. Nyatanya, tidak ada bukti ilmiah terhadap h

Doa Hati

يامقلب القلوب ثبت قلبي على دينك ‘Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Diinik’ Artinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.” [HR.Tirmidzi] ** يا مقــلـب لقــلــوب ثبــت قــلبـــي عــلى طـا عــتـك ‘Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Ta'atik’ Artinya: “Wahai Dzat yg membolak-balikan hati teguhkanlah hatiku diatas ketaatan kepadamu” [HR. Muslim] ** اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ ‘Allaahumma Musharrifal Quluub, Sharrif Quluubanaa ‘Alaa Tho'atika’ Artinya: “Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepadamu.” [HR. Muslim] ** رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ 'Rabbabaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idz Hadaitanaa wa Hab Lana Mil-Ladunka Rahmatan Innaka Antal-Wahhaab’ Artinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah

Room

Baru aja nonton film yang judulnya 'Room' sama pak suami. Katanya dapet aneka award jadi penasaran deh. Ternyata. Asli bikin kepikiran. Ceritanya tentang wanita yang diculik orang ga dikenal dan dikurung di rumah kecil di halaman rumahnya selama 7 tahun, sampai beliau punya anak berusia 5 tahun. To make long story short , akhirnya mereka bebas dan happy ending .  Saya jadi inget pernah nonton serial CSI dengan kasus yang serupa. Dan pak suami bilang kejadian begitu banyak terutama di US sana. Asli saya speechless . Membayangkan di detik yang sama ini, ada banyak wanita-wanita yang dirampas hak bebasnya. Saya yakin itu pelakunya pada sakit mental, ga mungkin orang waras bisa setega itu.  Pertama, saya jadi tersentil untuk makin bersyukur dikasih kondisi yang luar biasa nyaman dibanding mereka. Emang bener kita harus sering-sering menunduk ke bawah, biar lebih menghargai apa yang kita punya. Emang bener kita harus membuka mata lebar-lebar, biar yang banyak adalah

Jalan-jalan ke Bohus Fästning

Image
Namanya negeri di utara bumi ya, terik matahari itu adalah kemewahan. Itulah mengapa, saat seminggu ini hari selalu cerah, semua orang seperti bersemangat menikmati hari, keluar rumah untuk tamasya. Karena kita ga tahu, akan sampai kapan cerah ini ada, berganti hari-hari mendung dengan dingin menusuk. Hari yang cerah, ditemani semilir angin yang sejuk, membuat kami pun tertular semangat itu. Dan saat ada ajakan seorang teman, Mbak Yayuk Hagberg, untuk piknik dan menjelajah benteng di pinggir kota, kami pun mengiyakan dengan serta-merta. Minggu, 8 Mei 2016, sehari setelah Mas pulang dari conference , kita pergi ke Bohus Fästning, Benteng di dekat daerah Kungälv. Kami berangkat dari rumah pukul 11, ngaret setengah jam dari target. Kami naik tram 9 (jurusan Kungssten) menuju Centralstation, lalu berganti Bus Grön turun di Eriksdal. Eriksdal masih region Göteborg, jadi bagi yang punya kartu västtrafik langganan ga kena biaya tambahan. Di Halte Eriksdal, Mbak Desy udah menunggu, dan

Lessons Learned; Berdua dengan Anak di Rumah

Lima hari berdua saja dengan Asiyah, memberikan beberapa hikmah. Diantaranya sebagai berikut: 1. Ga perlu uang mahal untuk menyenangkan anak. Bisa dilihat selama seminggu ini, hampir setiap hari saya dan Asiyah keluar rumah, tapi biaya yang kami keluarkan minim sekali. Kita ke sekolah, gratis. Ke playground , gratis. Ke taman untuk piknik, gratis. Ke perpustakaan, gratis. Kasih makan burung, juga gratis. Yang bayar cuma pas ke mall untuk beli sepatu. Walopun, kalo bagi saya, ga salah juga sesekali pergi ke tempat yang berbayar, sekalipun ga murah, selama ga berlebihan dan memang nilai yang didapat juga sepadan. Misalkan, dengannya mempererat silaturahmi, atau menambah wawasan. 2. Ternyata bisa. Istilahnya Teh Dewina,   " Because until you spread your wings, you have no idea how far you can fly.."  Saya ga tahu kalo ternyata saya (atas izin dan kemudahan dari Allah) mampu mengerjakan pekerjaan rumah, mengurus Asiyah, menulis, dan target harian lainnya, seorang diri. Ta

Ayah Pulang!

Image
Sabtu pagi, 7 Mei 2016, adalah saat dimana Asiyah pertama ketemu Ayah lagi setelah 5 hari pisah. Begitu buka mata, seperti biasa berdoa, ngobrol-ngobrol santai, dan beresin kasur dulu sama Bunda. Begitu udah selesai, Bunda siapin HP dan panggil Ayah. ada yang kangen berat niy.. Setelah itu kita ke ruang tengah, Ayah bongkar koper, ngasih hadiah-hadiah. Asiyah dapat dua buku baru, bukunya ada 'puzzle' tikusnya yang bisa dimasukin di tiap halaman, satu lagi buku tekstur tentang binatang. Selain itu juga ada magnet kulkas bentuk tikus yang bisa nahan beban, boneka Panda tuing-tuing yang joget kena sinar matahari, dan Lego seri bebek. Kata Ayah Lego disana jauh lebih murah. Satu kotak isi dua bebek, satu orang, dan beberapa bentuk dasar untuk jembatan. Nambah deh boneka lego asiyah, sebelumnya udah ada Jhony dan Adiyah, sekarang nambah boneka laki-laki bertopi hijau kita kasih nama "David". Kenapa David? "Apa aja yang rada susah ngucapnya, biar belajar,&quo

Welcome to Your Child's Brain Chapter 22 #OWOC

Image
Judul buku:  Welcome to Your Child's Brain Penulis:  Sandra Aamodt & Sam Wang Judul Bab:  Chapter 22- Learning to Solve Problems Fakta Menarik --> Saat anak kita percaya bahwa kecerdasan adalah karakteristik mutlak ( fixed characteristic ) maka hal itu akan membuat mereka bertindak secara kurang cerdas. Mereka yang menganggap kecerdasan tidak dapat ditingkatkan akan cenderung mudah menyerah karena melihat kegagalan sebagai bukti ketidakmampuan mereka. --> " Parents can encourage their children to handle failure constuctively by praising them for what they do rather than for what they are." (p. 189) --> Bagaimana lingkungan mempengaruhi kecerdasan seseorang masih merupakan hal yang kontroversial di kalangan akademisi. Dalam Bab 4 dijelaskan bagaimana karakter adalah hal diturunkan dengan sangat kuat ke anak, sekaligus juga sangat kuat dipengaruhi lingkungan di waktu yang sama. --> Social rejection reduces IQ. Kecerdasan sangat erat kaitannya denga

Hari Kelima Kita; Stadbibliotek, Piknik, dan Beli Sapu

Image
Akhirnya sampai juga di hari terakhir petualangan Asiyah dan Bunda berdua aja, tulisan ini baru dibuat esoknya karena saya kecapean malemnya, bener-bener ga kuat sekedar nulis aja. Jam 9 malam setelah maghrib (iya, isya masih jam 11 malam nanti), Bunda ikut tidur bareng Asiyah yang udah tidur duluan. Di hari kelima itu kita ke Stadbibliotek alias Perpustakaan Kota Göteborg, kita berangkat sekitar jam 10 pagi, Asiyah main ayunan sebentar dulu di playground depan rumah. Begitu udah siap berangkat saya baru inget buku perpustakaan yang mau dibalikin malah ketinggalan di rumah, balik lagi dulu deh pulang, pake drama dikit karena salah satu bukunya nyelip entah dimana (yang akhirnya ditemukan di kolong sofa). Sekitar jam 11 kita sampai. Diluar perkiraan, ternyata perpusnya relatif sepi. Kayaknya karena hari cerah dan hangat orang-orang jadi lebih tertarik ke taman atau beraktivitas outdoor lainnya. Asiyah langsung ngacir kesenengan begitu sampai di children section . Perpusta