Jalan-jalan ke Bohus Fästning

Namanya negeri di utara bumi ya, terik matahari itu adalah kemewahan. Itulah mengapa, saat seminggu ini hari selalu cerah, semua orang seperti bersemangat menikmati hari, keluar rumah untuk tamasya. Karena kita ga tahu, akan sampai kapan cerah ini ada, berganti hari-hari mendung dengan dingin menusuk.

Hari yang cerah, ditemani semilir angin yang sejuk, membuat kami pun tertular semangat itu. Dan saat ada ajakan seorang teman, Mbak Yayuk Hagberg, untuk piknik dan menjelajah benteng di pinggir kota, kami pun mengiyakan dengan serta-merta.

Minggu, 8 Mei 2016, sehari setelah Mas pulang dari conference, kita pergi ke Bohus Fästning, Benteng di dekat daerah Kungälv.

Kami berangkat dari rumah pukul 11, ngaret setengah jam dari target. Kami naik tram 9 (jurusan Kungssten) menuju Centralstation, lalu berganti Bus Grön turun di Eriksdal. Eriksdal masih region Göteborg, jadi bagi yang punya kartu västtrafik langganan ga kena biaya tambahan.

Di Halte Eriksdal, Mbak Desy udah menunggu, dan kita jalan sama-sama ke Bohusnya, dimana Mbak Yayuk dan keluarga, juga Mbak Ninis dan keluarga, sudah menunggu.

alhamdulillah, rumput hijauu..

Agenda pertama tentunya makan siang. Kami gelar tikar di taman depan dan piknik dengan membuka perbekalan masing-masing. Tentunya ala Indonesia, lauk melimpah ruah, sepertinya bisa untuk mengajak 2 rombongan lagi, hehe. Mbak Ninis bawa gado-gado lengkap, sambal, dan roll cake strawberry. Mbak Desy bawa ayam teriyaki dan mie goreng udang. Mbak Yayuk membawa vitlökpaj (pai sayur), banana bread, vindruvor, dan ayam panggang. Saya bawa ayam panggang ala KFC, ayam fillet crispy, kentang goreng, dan brokoli. Tak lupa, semua membawa nasi :))


piknik!


Diakhir piknik, anak-anak beli es krim. Khasnya musim panas, toko-toko eskrim mulai semarak. Ini kali pertama Asiyah nyobain es krim stik. Biasanya saya buat sendiri es stik dari pisang dan apel. Anaknya doyan, tapi agak alergi karena ada susunya, bibirnya sedikit bengkak, tapi ga lama mereda.

pertama kali nyicip es krim..

Lalu setelah selesai makan, kita pun masuk ke benteng. Stroller di parkir di depan kantor tiket, karena jalannya akan menanjak dan bertangga-tangga. Biayanya 90 SEK per orang (dibawah usia lima tahun gratis).

yuk kita let's go!

Benteng ini cukup besar dan dari atasnya kita bisa melihat suasana kota yang dibelah sungai. Pemandangan makin cantik dengan adanya hamparan rumput yang dihiasi bunga-bunga liar berwarna kuning dan putih. Dulunya, tempat ini adalah saksi peperangan antara kerajaan Swedia, Norwegia, dan Denmark.

Berada di tempat sejarah semacam ini, pikiran saya pun melayang membayangkan suasana berabad lalu di tempat saya berdiri. Mempelajari sejarah itu luar biasa, menyadarkan betapa kerdilnya kita, betapa singkatnya hidup kita di dunia.

Disini juga ada tempat memanah, kolam getek, dan puncak benteng. Kami memaksimalkan kunjungan kali ini, muter-muter ke tiap sudut benteng. Ceritanya kan udah jauh-jauh dan juga udah bayar ini, harus dimanfaatin baik-baik, hehe.


 senyuumm..

Beruntung saya bawa sahabat saya si gendongan Ergo, waktu Asiyah ngantuk tinggal gendong dan bebas nyusu dimana pun kapan pun, ibarat nursing room berjalan. Asiyah bobo sembari saya menjelajah benteng dan saat dia bangun pas banget di deket kolam getek, jadi dia merasakan sensasinya naik getek di Swedia :D


bunga liar yang cantik

yang ini asli candid, hehe..

Mas mencoba memanah, wow!

Getek Ala Swedia


Sekitar jam 4 sore, kami pulang. Sebelumnya keluarga Mbak Yayuk dan Mbak Ninis udah pulang duluan karena mereka bawa mobil.

Saat transit di Nordstan kami menyempatkan jajan eskrim dulu dan ngasih makan burung di pinggir sungai. Cukup letih tapi gpp lah, istirahat meluruskan kaki sebentar.

Natural Ice Cream dan Bluberry Ice Cream. Dua-duanya endeus!

ayo kejar burungnya..

Alhamdulillah for today :) Saya suka sekali menghirup udara segar di cuaca yang cerah, apalagi bersama orang-orang tersayang :)

Comments

Popular posts from this blog

Persiapan IELTS Tanpa Preparation Class

Jalan-jalan Turki day 1: Ephesus!

Cerita Kehamilan di Indonesia dan Swedia