Posts

Showing posts from February, 2016

Universeum Part 2; All About You

Image
Hari ini, 28 Febuari 2016, Asiyah, Bunda, dan Ayah ke Universeum lagi. Berbeda dengan sebelumnya , kali ini kita berangkat setelah Asiyah bobo dan makan siang, kurang lebih jam 14.30 sampe disananya. Ternyata afterlunch gitu lebih sepi, Asiyah makin leluasa explore sana-sini. Malah ga mau digendong, ngacir sendiri kemana-mana. Ke ruangan yang gelap gulita pun Asiyah jalan sendiri di depan, Ayah cukup ngikutin dari belakang, dan Bunda bagian dokumentasi. Ketemu om, disapa. Ketemu tante, disapa, Ketemu kakak, disapa, Ketemu dede bayi, juga disapa. Keliatan banget lagi happy , ya, nak? Pertama, seperti biasa, kita ke bagian favorit yakni SeaWorld . Di bagian ini, ada beberapa pertunjukan edukasi, kaya miniseminar gitu. Setelah acaranya selesai, Asiyah duduk di area penonton dan... yoga! Nungging-nungging gitu :D Emang anak peniru nomer wahid ya.. Setelah itu kita ke bagian Aerospace dan Teknoteket . Asiyah nyusun balok-balok jumbo sampai tinggi. Nikmatnya akhir Febuari gi

Menghargai Karakter Anak

Hari ini saya belajar banyak. Rasanya bikin pengen melukin Asiyah kenceng-kenceng sambil minta maaf. Saya sadar, banyak hal yang saya keluhkan yang penyebabnya adalah dari diri saya sendiri. Asiyah ga salah, sayanya yang kurang sabar dan perlu lebih banyak lagi belajar. Sejak usia 11 bulan, Asiyah udah aktif ikut open preschool dekat rumah. Awalnya cuma sekali seminggu, lama-lama meningkat jadi sekarang 3-4 kali seminggu dengan durasi 2-3 jam. Kegiatannya cuma main-main bebas aja dan circle time nyanyi bersama. Niatan saya ngajakin Asiyah kesini biar bersosialisasi dan memperkaya stimulus. Semua damai sentosa sampai saya tiba-tiba jadi mulai membanding-bandingkan. Ngelihat anak-anak lain begitu mudah beradaptasi dan main sendiri cukup bikin saya kepikiran. Disaat anak-anak lain dengan santainya bermain sendiri jauh dari ibunya, Asiyah masih suka lengket sama saya. Maunya kemana-mana ditemenin, emaknya ngobrol kelamaan langsung cari perhatian akut instead of nyari hiburan sendiri

Persiapan Utama Menyambut Buah Hati

Beberapa sahabat yang sedang menanti buah hati suka bertanya apa saja yang harus dipersiapkan sebelum kehadiran anak? Apa penyesalan terbesar saya dalam persiapan itu? Kadang saya suka bingung jawabnya, saking rasanya ada banyak, yang sampai detik ini pun saya masih kejar-kejaran belajarnya. Dan notes Teh Kiki ini menjawabnya dengan sangat baik. Tiga hal: Memahami alquran, hadits (termasuk di dalamnya sirah), juga bagaimana mengkomunikasikannya dengan baik.  Penyesalan memang selalu terlambat datangnya. Tapi selama masih ada umur insyaAllah ga ada alasan untuk menyerah.  Ga ada kata terlambat untuk belajar. Ga ada kata kecepetan dalam mengajarkan. Niat tanpa usaha adalah sama aja bohong, maka saya mencoba menuangkannya dalam langkah konkret yang semoga istiqomah seperti di bawah ini: Ilmu Alquran "Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar alquran dan mengajarkannya." (HR. Bukhari) 1. Baca Mengaji minimum 1 juz (10 lembar) sehari, dan 1 halaman artiny

Menjadi Kakak

Sebagai anak pertama, saya selalu punya keinginan terpendam untuk bisa merasakan seperti apa rasanya punya kakak. Teringat saat kecil dulu, teman-teman dekat saya kebanyakan adalah anak bungsu, iri sekali rasanya melihat mereka bercerita tentang kakak-kakaknya. Mereka juga jauh lebih unggul dalam wawasan,  "Tahu dari kakak", katanya, seketika saya merasa cupu sekali. Walaupun begitu saya punya banyak kakak sepupu yang bisa dibilang kami cukup dekat. Hanya saja, tak bisa dipungkiri, bagaimanapun rumah kami berjauhan sehingga waktu kami berinteraksi terbatas. Saya memang merasa sangat nyaman bergaul dengan mereka yang usianya jauh diatas saya. Mama sering bilang, saya 'cepat dewasa' karena sudah jadi kakak sedari bayi, heu. Entahlah, saya melihat orang yang lebih besar itu elegan dan berkharisma(?). Saya cukup beruntung saat saya kira-kira kelas 4 SD, ada seorang kerabat jauh yang diajak mama tinggal di rumah. Saya panggil beliau 'Uni'. Setiap malam, say

With Love

Mereka yang dengan sabar mengajarkan kita mengenal kata, yang begitu bahagia dengan kata pertama kita, apakah sampai hati, kelak dari bibir yang sama, kita bohongi mereka? Mereka yang dengan penuh harap menuntun kita berjalan, yang begitu terharu dengan langkah pertama kita, apakah tega, kelak dari kaki yang sama, kita pergi tanpa restu mereka? Saya percaya, ada hal-hal yang akan disegerakan di dunia balasannya, salah satunya adalah sikap kita terhadap orang tua. Mungkin kita dapat tertawa, tapi tak akan bisa bahagia. Mungkin kita merasa bebas, tapi tak akan hilang rasa sepi. "Dua perkara yang disegerakan Allah azabnya di dunia adalah zina dan menyakiti kedua orang tua." (HR. Thabrani)

Hold On To Your Light

Image
Pada akhirnya yang bisa menyelamatkan kita, adalah diri kita sendiri. Ga akan selamat, mereka yang ga mau selamat.. Ga akan berubah suatu keadaan, selain kita berjuang mati-matian.. Ga akan sadar, mereka yang emang milih untuk mati hati.. Based on true story.. In the future.. Nanti, di hari akhir itu gelap, kita akan berjalan sendiri-sendiri dengan penerangan kita masing-masing. Dari mereka yang beriman, akan memancar cahaya dari tubuh mereka. Kuat tidaknya cahaya ini, juga bergantung dari kadar keimanan. Ada yang sangat terang, ada yang redup.. Sedangkan dari mereka yang munafik, mereka akan terbangun dan kaget karena mereka ga punya cahaya itu. Mereka kira mereka akan selamat, mereka kira mereka beriman.. Hari itu, hubungan darah udah ga berlaku lagi, apalagi sahabat. Ibu-anak saling tidak peduli, semua sibuk menyelamatkan diri sendiri. Chaos.. Mereka yang munafik, mencoba mengejar orang beriman, berlari mendekati, meminta penerangan dari mereka. Orang beriman bila

Da Aku Mah Apa..

Saat tetiba kamu pengen banget ketemu dan memeluk mereka, tapi sadar Indonesia ga sedeket ruang laundry, dan juga sadar kalo kudu nabung buat aneka rupa hajat hidup, tapi juga sadar kalo Ia Maha Kaya dan Maha Mendengar, rasanya campur aduk segala rupa.. Mari Qiyamul lail saja.. 01.32 CET, 11.000km dari Indonesia

Sangat Mungkin

Image
"Jika orang tuamu harus memilih diam karena takut engkau marah, maka sangat mungkin engkau adalah anak durhaka.. Jika orang tuamu harus berhati-hati dalam berbicara denganmu karena takut engkau marah, maka sangat mungkin engkau adalah anak durhaka.. Jika orang tuamu takut memberi usulan yang baik untukmu karena takut engkau marah, maka sangat mungkin engkau adalah anak durhaka.. Jika orang tuamu takut mengungkapkan keinginannya yang engkau mampu untuk memenuhinya karena takut engkau marah, maka sangat mungkin engkau adalah anak durhaka.." (Mutiara Hikmah ke-34, Buya HAMKA) Ma, Pa, ampun :((

Karena Bangkit Itu Pilihan

Kita ga bisa milih di keluarga apa dilahirkan, atau dengan cara apa dibesarkan, tapi yang pasti kita diberikan akal dan hati untuk berpikir dan merasa. Terjerembab melakukan kesalahan adalah keniscayaan, tapi sikap kita kemudian yang menentukan. Cuma bisa nangis baca ini .. Begitu banyak yg seharusnya dipersiapkan, dan semua dimulai dari diri kita sendiri. Gimana mau menghasilkan generasi yg gemilang kalau sendirinya masih jauh dari teladan? Astaghfirullah.. Semoga Allah mudahkan langkah kita utk selalu bertaubat dan memperbaiki diri. "Artinya ketika anak aqil baligh, anak telah: 1. Mengetahui tujuan hidupnya 2. Rampung mengetahui garis besar hukum-hukum Allah 3. Siap melaksanakan perintah dan larangan Allah Mari kita pangkas fasa remaja; fasa yang memberi ruang untuk labil dan melakukan kesalahan. Mari kita didik anak menjadi syabab/pemuda! Dan memperlakukan mereka sebagai pemuda ketika masa baligh telah tiba. Proyek besar ini kita mulai dari rumah. Menanam benih ungg

Best Feeling In The World

Image
Saya percaya ada alasan kuat kenapa mereka yang melakukan haji atau umroh disebut dengan tamu-Nya. Tidak semua yang memiliki keluangan harta dapat kesana, begitu juga sebaliknya, tidak ada jaminan bahwa mereka yang kekurangan tidak mungkin menginjakan kaki di rumah-Nya. Ia akan mengundang siapa-siapa yang memang ingin dan pantas menjadi tamu-Nya. Ia akan menggerakan hati mereka yang Ia kehendaki. Masih teringat jelas saat itu, umroh ketiga saya, sekaligus umroh pertama yang berkesan; Juni 2011. Kedua umroh sebelumnya, mungkin karena saya masih terlalu kecil, saya tidak terlalu ingat rasanya. Saat di pesawat menuju Jeddah, saya masih belum merasakan 'greget' mau umroh. Tapi saya melihat adik saya, Revi, begitu khusyuk membaca alquran. Merasa tertantang(?), saya pun memaksakan diri untuk rajin mengaji. Tidak terasa, lama kelamaan rasa terpaksa itu meluntur berganti dengan kenikmatan. Hampir tiap ada waktu kosong maka saya akan mengaji. Saya ingat, tak kurang 3 juz dalam seh

Berlomba dengan Waktu

Kau tahu apa yang lebih berharga dari keluarga? Ialah iman, yang dengannya akan baik seluruh urusanmu, akan terang benderang pandanganmu. Kau tahu apa yang lebih menyedihkan dari rasa sedih itu sendiri? Ialah mati rasa. Saat hatimu bahkan tak mampu lagi untuk peka. Saat kau kesulitan untuk merasa sedih atas berbagai hal yang seharusnya menyedihkan. Kau bahkan kesulitan untuk merasa senang atas berbagai nikmat dunia. Kau tahu apa yang lebih berbahaya dari benci? Ialah tidak peduli. Saat benci dapat menjadi bahan bakar untuk melakukan perubahan, bahkan untuk berprestasi, ketidakpedulian hanya akan menenggelamkanmu lebih dalam. Maka bangunlah, sudah cukup kau buang waktumu, sebelum Ia bertanya sedang kau tak mampu berkata lagi.

Jalan-jalan di Gothenburg; Universeum!

Image
Rabu, 27 Januari 2016, alhamdulillah satu milestone keluarga ini terlewati, yakni ayah berhasil menyelesaikan tesis dan sidang licenciate . Licenciate ini ibarat mini disertasi, dilakukan di setengah perjalanan S3, pertanda setengah perjuangan telah selesai. Setelah persiapan berbulan-bulan, yang tetap disambi dengan project-project lainnya, alhamdulillah berjalan dengan lancar. Pak penguji bahkan bilang, tesisnya ayah sebenernya udah cukup untuk jadi disertasi S3. Barakallah, Ayah! Nah, seperti biasa, budaya di divisi ayah, kalau ada anggotanya yang baru mencapai sesuatu akan dikasih hadiah. Apakah hadiah licenciate ini? 2 tiket free pass Universeum untuk setahun, yeay!! Alhamdulillah.. Universeum ini seperti indoor zoo+sea world+science center , kabarnya sih terbesar se-scandinavia. Harga tiket normalnya 235 SEK (380K IDR) di peak season , dan 175 SEK (280K IDR) di low season . Lumayan pisan ya pengiritan, bisa tiap bulan kesana mereun, heheh.. Hari Minggu tanggal 31 Ja

Tempat Ternyaman dan Teraman Di Dunia

Saya punya cerita. Dulu, ada anak kecil, mungkin sekitar 4 tahun usianya, ingin menginap di tempat sepupunya di luar kota. Ini kali pertama sang anak berpisah dari orang tuanya. Ia tidak sendiri, ada kakaknya ikut menemani. Bermain dan bermalam bersama tiga orang sepupu membuat seharusnya liburan kali itu lancar dan menyenangkan. Siang hari berlalu, tidak ada masalah berarti. Sore pun berlalu, anak-anak mulai letih bermain, tapi masih aman terkendali. Hingga malam pun tiba, tempat tidurnya dibuat senyaman mungkin, di kamar ber-AC satu-satunya di rumah itu, beramai-ramai. Tapi sayangnya, mata sang anak tak mampu terpejam. Ada cemas dan waswas yang menghantui dirinya. Ia tidak biasa tidur tanpa pelukan ibunya. Ia merasa asing dan kesepian. Sebagai yang terkecil disana, ia mencoba mengutarakan isi hatinya dengan terisak. Akhirnya ia disambungkan dengan ibunya di telfon. Tak ayal, pecahlah tangis sang anak. Ia semakin merasa rindu dan ingin cepat-cepat pulang. Ia terus menangis hin

Di Pertengahan

"Aku tak tau apakah ini rahmat atau musibah, aku hanya berprasangka baik kepada Allah." Mencoba menjalani hari dengan berada di pertengahan. Tidak terlampau terbawa suasana, tidak mudah terbawa perasaan. Pada akhirnya apa yang kita pandang buruk saat ini boleh jadi sebenarnya membawa kebaikan, dan sebaliknya. Karena hakikatnya, musibah adalah apa-apa yang menjauhkan kita dari-Nya, dan rahmat adalah apa-apa yang mendekatkan kita pada-Nya, Maka, cukuplah berprasangka baik menjadi pegangan. Ya Rabb, tuntunlah kami dalam berfikir, merasa, bertindak, dan berkata. Ampunilah segala khilaf dan dosa kami, Mudahkanlah kami dalam menggapai cahaya hidayah-Mu, Himpunkanlah kami bersama mereka yang Kau sayangi.. “Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang