Tanda Cinta Untukmu

Kau cantik, kau baik, 
agar jangan kau lupakan itu, 
agar jangan kau ubah itu.

Tiap manusia punya masa-masa sulit tersendiri,
saya pun begitu,
ada masanya saya menyadari iman melemah,
ada masanya saya merasa limbung dimana harus berpijak,
ada masanya saya merasa begitu jengah menerima nasihat,

Tapi satu yang selalu berusaha saya pegang;
rasa malu.

Di masa itu,
sebagaimanapun rasanya diri ini sudah pergi terlalu jauh,
Dengan rasa malu, saya menyimpan harap,
agar suatu saat nanti saya dapat kembali di rel yang benar.
Karena diri saya di masa depan berhak untuk jadi pribadi yang baik,
yang tertutupi aib-aibnya, bahkan oleh diri saya sendiri.

Dan benarlah, seiring berjalannya waktu,
atas kemurahan hati Allah,
Allah tunjukan cahaya-Nya, yang dengannya lebih jelas bagaimana saya harus melangkah,
jalan-Nya begitu banyak, skenarionya begitu luar biasa,
Ia berikan tanda dari segala arah,

Saat kesadaran itu datang,
rasanya saya marah pada lingkungan yang kurang keras mengingatkan,
"kalau perlu, tampar saja aku, biar aku segera bangun, niscaya itu lebih baik bagiku," 
padahal, saya tahu, itu sangat berat,
jangankan di tampar, di masa itu mendengar nasihat saja bagaikan disuruh minum obat pahit, membuat berontak.
Ya, karena setan sudah menguasai hati.

Saat kesadaran itu datang,
Dibalik sesal yang mendalam, saya menyimpan syukur,
karena Allah masih memberi waktu untuk saya kembali,
karena Allah masih karuniakan nikmat islam dan iman sampai dengan detik ini,
karena Allah masih berikan rasa malu yang menjaga saya dari mengumbar kelemahan iman,
dan boleh jadi rasa malu di waktu itu turut menyelamatkan saya,
menjadi penyebab Allah turunkan hidayah.

Kini, saat melihat mereka yang bagaikan diri saya di masa lalu,
saya begitu kasihan,
terlebih bila menimpa mereka yang dekat,

Ingin rasanya saya geret, bahkan tampar saja, biar segera bangun dari pingsannya,
biar kembali hidup hatinya dan merasakan kedamaian dibersamai-Nya,
biar terbuka matanya dan merasakan tentram cahaya-Nya,
biar tersadar perbedaan kesenangan semu dan kebahagiaan hakiki,
tapi saya tahu, di masa seperti itu, nasihat saja terasa berat bagi mereka,
lantas apa yang dapat saya lakukan?

Sementara, biarlah doa yang jadi senjata utama,
sebagai tanda cinta untuk mereka yang saya sayangi,
karena Allah.


Ya Rabb.. tuntunlah langkah kami.. 
Ya Rahman.. ikatlah hati kami dalam cinta kepada-Mu..
didiklah kami dengan pengajaran-Mu yang paling sempurna,
karuniakanlah kami kesadaran sepanjang waktu..
agar tidak sia-sia waktu kami di dunia,
agar selamat kami di hari akhirat yang kekal abadi.


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Iman itu ada tujuh puluh atau enam puluh cabang lebih, yang paling utama adalah ucapan ‘Laailaahaillallah’, sedangkan yang paling rendahnya adalah menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan, dan malu itu salah satu cabang keimanan.” 
(HR. Bukhari dan Muslim)




...pengingat diriku di setiap waktu,
karena tiap detik di dunia sejatinya adalah ujian...

Comments

Popular posts from this blog

Persiapan IELTS Tanpa Preparation Class

Jalan-jalan Turki day 1: Ephesus!

Cerita Kehamilan di Indonesia dan Swedia