Ayah Pulang!

Sabtu pagi, 7 Mei 2016, adalah saat dimana Asiyah pertama ketemu Ayah lagi setelah 5 hari pisah. Begitu buka mata, seperti biasa berdoa, ngobrol-ngobrol santai, dan beresin kasur dulu sama Bunda. Begitu udah selesai, Bunda siapin HP dan panggil Ayah.


ada yang kangen berat niy..

Setelah itu kita ke ruang tengah, Ayah bongkar koper, ngasih hadiah-hadiah. Asiyah dapat dua buku baru, bukunya ada 'puzzle' tikusnya yang bisa dimasukin di tiap halaman, satu lagi buku tekstur tentang binatang. Selain itu juga ada magnet kulkas bentuk tikus yang bisa nahan beban, boneka Panda tuing-tuing yang joget kena sinar matahari, dan Lego seri bebek.

Kata Ayah Lego disana jauh lebih murah. Satu kotak isi dua bebek, satu orang, dan beberapa bentuk dasar untuk jembatan. Nambah deh boneka lego asiyah, sebelumnya udah ada Jhony dan Adiyah, sekarang nambah boneka laki-laki bertopi hijau kita kasih nama "David". Kenapa David? "Apa aja yang rada susah ngucapnya, biar belajar," kata Ayah. Asiyah manggilnya, "Evivd"



yeay, bukuuu!

boneka Panda joget


Bunda dapet apa? Empat botol Ovomaltine, haha. Di Swedia ga ada soalnya. Ovomaltine ini mirip nutella tapi ada crunchy-nya. Alhamdulillah yaa.. Lainnya beli disini aja cenah Ayah, takut ga sesuai selera atau ukuran. 

tack, Ayah!

Abis itu kita sarapan, dan bersiap pergi ke.... Tebak hayo mana.. Universeum! Hihi.. Tempat wisata favorit, dalam 3 bulan udah 4 kali kita kesana. Karena ada annual pass, biar ga cepet bosen, kita emang tiap kesana explore nya sedikit-sedikit, ga langsung dalam satu hari diliat semua.

Hari itu kita ke bagian rainforest atas, akuarium, Ice Age, dan yang Asiyah paling suka di bagian Teknoteket.. Asiyah full senyum, sembari guling-guling bercanda tanda hatinya senang. 

pemandangan lazim di Swedia, bapak ndorong stroller (bahkan tanpa emaknya)

rainforest

"hiyyuuuu", kata Asiyah

tinggiii.. hebat, kakak!

menggambar dulu kita..


Setelah puas bermain disana, jam 12 lewat kita pun pulang. Seperti biasa, Asiyah bobo di stroller. Bunda Ayah ngobrol-ngobrol tentang conference dan hikmah-hikmah disana. 

Mas cerita, disana ngobrol sama temannya yang dulu kita sempat kunjungi di Vienna, Pak Adhi. 

Sebelum tinggal di Vienna, mereka tinggal di Korea Selatan. Tentunya tidak mudah memperjuangkan islam di negeri minoritas begini, dan disitulah nilai istimewanya. Kami belajar banyak dari beliau dan istrinya. Beliau memiliki tiga orang anak, usia 10 sampai 2 tahun. Saat kita ke rumahnya di bulan Maret lalu kita takjub pada keluarga beliau. Anaknya yang tertua sedang menghafal alquran, setelah selesai menghafal barulah dia main-main sebagaimana anak-anak seusianya. Itu di hari weekend malam. 

Kebetulan beliau ikut serta dalam conference kemarin ini. Beliau bercerita bagaimana prinsip beliau dalam membesarkan anak,

"Mengasuh anak itu pasti capek, tinggal kita memilih capeknya di awal atau di akhir nanti, dan saya memilih capek sekarang. Boleh dibilang Sabtu dan Minggu itu saya lebih lelah dibanding hari-hari di kantor, karena memang diniatkan untuk maksimal bersama anak. Sabtu harinya saya wisata, menguatkan bonding dengan anak-anak. Entah itu ke acara di centrum kota, atau bersepeda, atau apapun. Nah hari minggu kita full di Mesjid, anak-anak ikut Sunday School di Mesjid, dan setelah itu lanjut ke pengajian Indonesia."

Mas melanjutkan, memang hari-hari kerja itu adalah saatnya untuk istirahat. Weekend memang lebih letih karena membersamai anak. Istilahnya, setelah punya anak, kerja itu liburan. Tapi memang begitulah seharusnya, semoga tiap letih diniatkan karena Allah. Semoga tiap kenangan dan bonding yang terbentuk dapat menjadi ikhtiar kita menjaga keluarga dari api neraka. Saya pernah menyaksikan sendiri, betapa abainya membersamai hati anak di masa kecil, dapat berakibat sangat fatal di kemudian hari. Ada hikmah kenapa Allah buat tahapan perkembangan anak sedemikian rupa. 

Alhamdulillah, bertambah pengingat kita, dan betapa kita butuh akan teladan dan nasihat sepanjang waktu. Teladan niscaya lebih menggerakan dibanding kata-kata. Dan itulah yang saya rasakan dari keluarga beliau. Kami masih belajar menjadi orang tua, senantiasa harus belajar dan memperbaiki diri sepanjang waktu. Semoga Allah bimbing, mudahkan, dan kuatkan ikhtiar kita para orang tua dalam mendidik anak..

Sesampainya di rumah, Asiyah dipindahin ke kasur sembari Bunda dan Ayah makan.

Fast forward, sorenya kita ke playground dekat centrum dan main gelembung balon. 

romantisnyaa

Makasi Ayah, walaupun baru sampai Swedia menjelang tengah malam, tapi paginya sudah mengajak kita jalan-jalan, dan makasih atas diskusi bergizinya. We love you!



Comments

Popular posts from this blog

Persiapan IELTS Tanpa Preparation Class

Jalan-jalan Turki day 1: Ephesus!

Cerita Kehamilan di Indonesia dan Swedia