LDR Beda Benua dengan Tiga Anak

Gak terasa dua minggu sudah hampir berlalu secepat kilat. Rasanya baru kemarin jemput Ayah di hotel setelah karantina. Rasanya baru kemarin heboh sama anak-anak nyiapin kartu ucapan selamat datang untuk Ayah. Gak terasa besok, Ayah harus kembali merantau ke Belanda. Terpisah belasan ribu km dari istri dan tiga buah hati.

Ini akan jadi episode kedua LDR antar benua, sebelumnya dari bulan Agustus-Oktober kita udah melewati episode pertama. 

Kangen? Jangan tanya. Saya seperti disadarkan bahwa ternyata berharga banget bisa mendengar langsung suara suami, bisa ngobrol bebas gak diperantarai teknologi. Ternyata berharga banget bisa menyentuh lembut tangannya, memeluk sampai hati tenang, bahkan sekedar melihat matanya.

Ya Allah nulis begini aja udah berkaca-kaca rasanya, padahal orangnya masih di rumah. Lagi di bawah masih main sama anak-anak.

Dulu, waktu baru nikah kami juga LDR dua tahun. Dibanding sekarang, tetep lebih galau dulu sih. Tapi namanya LDR, biar kata lebih ‘ringan’ pun tetap aja gak enak.

Pengennya mah bisa bareng terus, jadi satu keluarga utuh di satu atap, bisa ada suami yang jagain dan nemenin kemana-mana, ada suami yang bisa dengan otomatis dan enak tektokan ngurus anak-anak.

Episode ini jadi mengingatkan kalo seindah apapun, rasa yang ada di dunia ini ya beginilah, silih berganti. Kadang senang, berganti sedih, dan seterusnya. Hanya di surga rasa bahagia itu akan abadi. Dan hanya bila bertemu kembali di surga kita bisa gak takut dengan yang namanya kehilangan dan rindu.

Qadarallah, sekarang family plan kita masih mengharuskan suami kembali ke tanah rantau, tapi semoga dalam waktu dekat kita bisa kembali tinggal bersama aamiin. Disyukuri dulu, masih bisa mudik tiap dua bulan insyaAllah. Masih banyak kenikmatan yang perlu disyukuri. 

Alhamdulillah ‘ala kulli hal. 

Menjejak rindu, 23 Oktober 2021,


kartu asiyah saat menyambut kedatangan Ayah di awal Okt 2021

Comments

Popular posts from this blog

Persiapan IELTS Tanpa Preparation Class

Jalan-jalan Turki day 1: Ephesus!

Cerita Kehamilan di Indonesia dan Swedia