Fase Kedua (7-14 tahun) Masa Menjadi Tawanan Perang

Ga terasa Kakak Asiyah sebentar lagi umur enam tahun. Artinya, bila Allah mengizinkan, tahun depan udah tujuh tahun. Tahun yang ‘istimewa’.

Saat anak berusia tujuh tahun, artinya udah mulai ada perintah khusus, yakni pengajaran shalat..
Saat anak berusia tujuh tahun, artinya udah masuk fase pendidikan kedua (7-14 tahun) yakni sebagai ‘tawanan perang’. Alias ego dan nafsunya harus mulai dilatih untuk ditundukan.
Saat anak berusia tujuh tahun, artinya ia sudah resmi meninggalkan masa ‘anak-anak’ (0-7 tahun) dimana ia masih diasuh bak ‘raja’ yang seluruh mata tertuju padanya alias serba diperhatikan dan jadi spotlight.

Pernah baca klasifikasi pendidikan sesuai usia anak ala Ali Bin Abi Thalib=
0-7 tahun= perlakukan anak sebagai raja
alias sangat diperhatikan dari ujung rambut sampai ujung kaki, jadi pusat perhatian gerak-geriknya, dsb
7-14 tahun= perlakukan anak sebagai tawanan perang
ajarkan batasan, tundukan ego dan nafsu, bikin mereka siap menuju fase baligh
14-21 tahun= perlakukan anak sebagai sahabat
udah mental ini kalo hirarkikal lagi pola komunikasinya, harus lebih banyak dialog.

Balik ke tentang usia 7 tahun..

Beda loh psikis anak 7 tahun keatas itu. Orang tua harus sadar mereka bukan anak kecil lagi yang serba dielu-elukan, justru egonya harus mulai dibentuk. Berasa loh bedanya anak 7 tahun keatas itu, badannya sudah mulai besar, penanda ia bukan lagi anak-anak, masa baligh menanti sebagai medan laga apakah berbuah manis pengajaran dan pendidikan di tahun-tahun sebelumnya? Apakah mereka akan dengan sukarela menjalankan syariat saat beban itu dipikulkan kelak?

Kucoba liat sekitar, sekaligus refleksi diri ke diriku di fase 7-14tahun itu. Beuh, udah tepat bener deh istilah Ali bin Abi Thalib yang membagi fase usia anak jadi tiga klasifikasi itu (0-7,7-14, dan 14-21), sudah tepat banget rasanya beliau bilang perlakukan sebagai tawanan perang di fase kedua. Karena memang di fase kedua itu (7-14 tahun) ego dan nafsu anak lagi dibentuk. Kalo inget2 kelakuan dan tendensi diri sendiri dulu di fase itu, yasalam kalo tanpa border dan pembatasan tegas mah yaaa asli nyebelin banget hahaha #ngaku. Semangat berapi-api (kayak bocah) tapi logika masi on the way (not yet mature)..

Gimana sih tawanan perang? Banyak aturan? Gak bebas dituruti keinginannya? Dan tentunya bukan pemilik spotlight yang utama. Terdengar kejam ya. Tapi nyatanya hal tersebut memang perlu dan akan baik sekali untuk mendidik mental dan nafsu mereka. Kudu tau batesan dan boundaries, gak bisa semua maunya diturutin. Biar apa? biar kelak ada ikatan yg kuat justru, biar akhlaknya bagus, biar kelak tau batasan diri, dsb

Itulah kurang lebih kenapa usia tujuh tahun itu ‘ga biasa’. Dan bila Ia mengizinkan, anak kami setahun lagi ada si fase itu. Ya Allah nak cepet banget. Tinggal setahun lagi fase emas dirimu menjadi ‘raja/ratu’, itu pun seringkali kau mengalah.. Anak baik shalihah bunda, semoga Allah jaga dirimu dengan sebaik-baik penjagaan. Dan semoga Ia ampuni segala khilaf dan kebodohan kami dalam mendampingi.

Bunda sayang sekali sama Kakak Asiyah,
(dan tentunya juga Uni Maryam, dan baby boboy)

semoga Allah mudahkan dan bimbing selalu
sayangilah anak-anak hamba ya Rabb,
lindungi dan berkahilah hidup mereka

Comments

Popular posts from this blog

Persiapan IELTS Tanpa Preparation Class

Jalan-jalan Turki day 1: Ephesus!

Cerita Kehamilan di Indonesia dan Swedia