Pekan Kedua Wabah Covid-19 di Belanda. Petikan Hikmah

Bismillah

Eindhoven, 
Rabu, 25 Maret 2020

Pekan kedua #dirumahaja.. Wabah covid-19 mulai terasa ditanggapi serius di londo ini sejak kurang lebih dua pekan yang lalu. Tadinya, terasa cukup santai yang terlihat dari sekolah dan pertokoan masih pada buka walau korban wabah udah ratusan. Hingga akhirnya di weekend dua pekan lalu, ada pengumuman mendadak yang isinya sekolah ditutup sampai April, begitupun kampus dan banyak perkantoran.

Nah di awal pekan ini ada pengumuman baru, yakni masa physical distancing ini yang tadinya direncanakan sampai 6 April diperpanjang sampai 1 Juni. Sekolah masih tutup, toko lebih strict lagi ditutupnya. Yang masih boleh buka hanya supermarket dengan catatan bisa menjamin terciptanya jarak antar customer sejauh minimal 1,5meter.

Kalo kebanyakan nengok berita pun medsos, jujur aja, bisa jenuh dan bawaan gloomy aja isi kepala. Penduduk bumi kayak lagi serempak dikasi ujian (atau sentilan?).

Mungkin kita, manusia, selama ini kelewat jumawa.
Kelewat bangga sama pencapaian dunia. Dengan wabah yang disebabin makhluk super kecil tak kasat mata, ambyar semua sistem yang diagung-agungkan manusia. Liga bola pending, aneka pusat hiburan tutup, bahkan kegiatan berkumpul sehari-hari pun ga bisa.

Mungkin kita, manusia, selama ini kelewat jumawa.
Terlalu asyik menganggap bahwa hal-hal baik yang datang, itu sudah seharusnya Tuhan berikan. Lantas saat Ia ambil, barulah kita menyadari, bahwa sekadar bisa kumpul dengan sanak keluarga, sekadar bisa belanja dengan tenang di pasar, nyatanya adalah nikmat yang wajib di syukuri.

Mungkin kita, manusia, selama ini kelewat jumawa.
Dikiranya segala yang terjadi itu semata karena campur tangan kita. Sampai kita diingatkan bahwa nyatanya, sehebat apapun, negara adidaya sekalipun, bisa kocar-kacir menghadapi makhluknya yang super kecil.

Ingat, Ia tidak pernah jahat. Maksud-Nya tak pernah buruk. Justru karena sayang.

Ia berikan kita waktu untuk tersadar, untuk kembali, untuk memohon ampun.

Bahwa begitu banyak nikmat-Nya sebenarnya selama ini.
Ternyata begitu lemahnya diri kita tanpa belas kasih-Nya.
Sejatinya segala sesuatu yang ada dan terjadi di alam semesta ada dalam kuasa-Nya.

So I just wanna say.. Alhamdulillah.. Alhamdulillah 'ala kulli hal..

Terima kasih ya Allah atas pembelajaran besar ini.
Terima kasih ya Allah sudah Kau ingatkan diri yang pelupa ini, yang lalai dan lemah dalam beribadah kepada-Mu.
Janganlah Kau timpakan kepada kami, apa-apa yang tidak sanggup bagi kami untuk menjalaninya.
Selamatkan dan terangilah jalan kami menuju keridhoan-Mu

Alhamdulillah 'ala kulli hal.. atas pembelajaran, kesadaran, dan waktu untuk merenung.
Semoga episode ini segera berakhir dan lembaran baru dimulai dengan jauh lebih baik

Comments

Popular posts from this blog

Persiapan IELTS Tanpa Preparation Class

Jalan-jalan Turki day 1: Ephesus!

Cerita Kehamilan di Indonesia dan Swedia