Sebaik-baik Sedekah
Kapan terakhir berinfaq pada.... pasangan? atau keluarga?
Beberapa kali teman bertanya, merasa kecil hati bahwa dirinya selama ini belum banyak 'bersedekah'.
"Aku biasa ngirim segini untuk keluarga, tapi untuk orang-orang lain jarang, kadang abis duluan untuk sekolah adik, atau ini itu."
Sungguh aku terkezut. Mereka sudah bersedekah warbiasa banyak (sebenarnya), tapi merasa belum bersedekah samsek karena oh karena bukan disalurkan di lembaga ZIS atau sejenisnya -sedekah yang jauh2 intinya-.
Tidakkah kau tahu duhai kakak2 baik hati, bahwa sejatinya tiap rupiah yang kau berikan untuk keluarga juga adalah sedekah? Bahkan sangat mulia dan utama. Bahwa berkali-kali Rasulullah mengingatkan untuk memulai dari yang terdekat.
Seringkali mungkin kita berfikir bahwa infaq dan sedekah itu harus sangatlah 'advance', harus yang jauh agar manfaat besar. Betul, tentu sangat mulia memberi pada yang membutuhkan apalagi tidak berkesudahan bencana dan musibah melanda kaum muslimin baik musibah alam, perang, dan semacamnya.
Tapi ada hal yang tak kalah penting yakni wujud sedekah paling utama yang sering dianggap remeh sejatinya adalah sedekah untuk yang terdekat. Untuk pasangan, untuk keluarga, untuk kerabat. Bahkan nafkah yang mungkin dikira hal biasa sejatinya bernilai besar dan mulia. Jangan lupa, berapa banyak para (ngakunya) lelaki di jaman sekarang yang justru berharap, bertumpu, bahkan memaksa (iya ini ada) istri untuk ikut berpenghasilan dan menafkahi keluarga. Sungguh zaman kebolak-balik nan membingungkan..
Jangan bangga, kalo sedekah banyak ke yang jauh, tapi sama keluarga super perhitungan.
Jangan bangga, kalo selalu tanggap tiap ada bencana, tapi kebutuhan anak-istri selalu cari yang termurah kalo perlu ga usah beli.
Justru berikanlah yang terbaik untuk mereka, pasti niscaya Allah percayakan titipkan rezeki yang berkali-kali lipat lebih besar.
Bukan sekali dua kali saya lihat di dunia nyata, orang-orang yang Allah muliakan dengan harta benda banyak ternyata mereka sangat memuliakan orang tua, istri, anak dan keluarga terdekatnya.
Hanya sedikit reminder, untuk jangan merasa aneh untuk memberi yang terdekat. Baik pasangan, keluarga, bahkan customer. Kalau kita bisa mudah dan ringan mengeluarkan uang berjuta-juta tiap bulan untuk yang jauh, maka bagus, pertahankanlah terus, tapi artinya selayaknya juga ada berjuta-juta (bahkan) lebih untuk keluarga. Mungkin bisa dimulai dan dibiasakan dari hal-hal sederhana seperti kejutan es cincau hijau untuk istri dan anak-anak (syukur2 nextnya jadi cincin emerald hijau dan atau berlian eaa #pesansponsor). Intinya, jangan pernah ngerasa rugi nan pelit untuk memberi dari yang terdekat (iya, pasangan dan anak-anak terutama). Bahkan nafkah suami pada istri dan anak-anak itu suangat utama, berbanggalah :)
“Ketika hamba berada di setiap pagi, ada dua malaikat yang turun dan berdoa, “Ya Allah berikanlah ganti pada yang gemar berinfak (rajin memberi nafkah pada keluarga).” Malaikat yang lain berdoa, “Ya Allah, berikanlah kebangkrutan bagi yang enggan bersedekah (memberi nafkah).” (HR. Bukhari, no. 1442 dan Muslim, no. 1010)
Ibnu Batthal rahimahullah menyebutkan bahwa yang dimaksud adalah mengeluarkan infak yang wajib seperti nafkah untuk keluarga dan nafkah untuk menjalin hubungan kekerabatan (silaturahim).
sumber=
https://rumaysho.com/19083-faedah-surat-an-nuur-23-allah-beri-kecukupan-pada-yang-menikah.html
Beberapa kali teman bertanya, merasa kecil hati bahwa dirinya selama ini belum banyak 'bersedekah'.
"Aku biasa ngirim segini untuk keluarga, tapi untuk orang-orang lain jarang, kadang abis duluan untuk sekolah adik, atau ini itu."
Sungguh aku terkezut. Mereka sudah bersedekah warbiasa banyak (sebenarnya), tapi merasa belum bersedekah samsek karena oh karena bukan disalurkan di lembaga ZIS atau sejenisnya -sedekah yang jauh2 intinya-.
Tidakkah kau tahu duhai kakak2 baik hati, bahwa sejatinya tiap rupiah yang kau berikan untuk keluarga juga adalah sedekah? Bahkan sangat mulia dan utama. Bahwa berkali-kali Rasulullah mengingatkan untuk memulai dari yang terdekat.
Seringkali mungkin kita berfikir bahwa infaq dan sedekah itu harus sangatlah 'advance', harus yang jauh agar manfaat besar. Betul, tentu sangat mulia memberi pada yang membutuhkan apalagi tidak berkesudahan bencana dan musibah melanda kaum muslimin baik musibah alam, perang, dan semacamnya.
Tapi ada hal yang tak kalah penting yakni wujud sedekah paling utama yang sering dianggap remeh sejatinya adalah sedekah untuk yang terdekat. Untuk pasangan, untuk keluarga, untuk kerabat. Bahkan nafkah yang mungkin dikira hal biasa sejatinya bernilai besar dan mulia. Jangan lupa, berapa banyak para (ngakunya) lelaki di jaman sekarang yang justru berharap, bertumpu, bahkan memaksa (iya ini ada) istri untuk ikut berpenghasilan dan menafkahi keluarga. Sungguh zaman kebolak-balik nan membingungkan..
Jangan bangga, kalo sedekah banyak ke yang jauh, tapi sama keluarga super perhitungan.
Jangan bangga, kalo selalu tanggap tiap ada bencana, tapi kebutuhan anak-istri selalu cari yang termurah kalo perlu ga usah beli.
Justru berikanlah yang terbaik untuk mereka, pasti niscaya Allah percayakan titipkan rezeki yang berkali-kali lipat lebih besar.
Bukan sekali dua kali saya lihat di dunia nyata, orang-orang yang Allah muliakan dengan harta benda banyak ternyata mereka sangat memuliakan orang tua, istri, anak dan keluarga terdekatnya.
Hanya sedikit reminder, untuk jangan merasa aneh untuk memberi yang terdekat. Baik pasangan, keluarga, bahkan customer. Kalau kita bisa mudah dan ringan mengeluarkan uang berjuta-juta tiap bulan untuk yang jauh, maka bagus, pertahankanlah terus, tapi artinya selayaknya juga ada berjuta-juta (bahkan) lebih untuk keluarga. Mungkin bisa dimulai dan dibiasakan dari hal-hal sederhana seperti kejutan es cincau hijau untuk istri dan anak-anak (syukur2 nextnya jadi cincin emerald hijau dan atau berlian eaa #pesansponsor). Intinya, jangan pernah ngerasa rugi nan pelit untuk memberi dari yang terdekat (iya, pasangan dan anak-anak terutama). Bahkan nafkah suami pada istri dan anak-anak itu suangat utama, berbanggalah :)
“Ketika hamba berada di setiap pagi, ada dua malaikat yang turun dan berdoa, “Ya Allah berikanlah ganti pada yang gemar berinfak (rajin memberi nafkah pada keluarga).” Malaikat yang lain berdoa, “Ya Allah, berikanlah kebangkrutan bagi yang enggan bersedekah (memberi nafkah).” (HR. Bukhari, no. 1442 dan Muslim, no. 1010)
Ibnu Batthal rahimahullah menyebutkan bahwa yang dimaksud adalah mengeluarkan infak yang wajib seperti nafkah untuk keluarga dan nafkah untuk menjalin hubungan kekerabatan (silaturahim).
sumber=
https://rumaysho.com/19083-faedah-surat-an-nuur-23-allah-beri-kecukupan-pada-yang-menikah.html
Edisi lagi ngerampungin naskah antologi tentang pernikahan malah jadi melipir ke web link diatas dan jadi kemana-mana deh di kepala wwkwk maapin.
Comments
Post a Comment