Pengalaman Umrah dari Eropa (Swedia)

 Antara umrah yang satu dan umrah lainnya, itu akan menghapuskan dosa di antara keduanya. Dan haji mabrur tidak ada balasannya melainkan surga.” (HR. Bukhari)

Alhamdulillah.. akhir Desember 2018 sampai awal Januari 2019, Allah kasih kesempatan keluarga kecil kami untuk ke baitullah. Tepatnya berangkat dari Gothenburg tanggal 23 Desember, dan pulang tanggal 2 Januari 2019. Ayah, Bunda, Kakak Asiyah (4 tahun), dan baby Maryam (16 bulan) ikut rombongan dari travel agent swedia (hajj dot se) bareng para muslim dari berbagai kota di Swedia. Kurang lebih totalnya 130 orang dengan 3 group leader.


Labaik allahuma labaik..

Behind the scene
Kisah(?) ini dimulai dari beberapa minggu sebelumnya. Saat saya dan paksuami, secara tidak janjian sama-sama ngekontak travel umroh untuk nanyain jadwal, persyaratan, dan (tentunya) harga :D Jadi kalo berangkat dari Swedia (dan melalui travel itu), pada umumnya mereka buka trip yang disesuaikan dengan jadwal libur nasional yaitu di waktu natal, sportlov break (minggu ke 7 setiap tahun), easter break (sekitar april), dan summer (yang bertepatan dengan Ramadhan).

Di empat waktu tersebut, hampir selalu mereka buka paket umrah dengan grup cukup besar dan tentunya group leader. Diluar waktu tersebut kadang mereka juga buka umrah kok. Jadi lebih baik proaktif aja email ke pelayanan customer di websitenya. Selain itu kalo kita mau request waktu sendiri juga bisa aja, mereka akan bantuin visa dan aturin transport dkk-nya. 

Nah karena kebetulan saat kami pengen umrah itu waktunya udah menjelang akhir tahun, jadi kami ambil yang slot waktu libur natal-tahun baru. Selama ini, kalo denger kata 'liburan', yang terbayang apa? Menjelajahi kota-kota cantik di eropa? Mengunjungi tempat rekreasi yang teranyar? Ya kami kurang lebih begitu. Hingga suatu ketika terpikir kenapa ga menjadikan umrah sebagai opsi bepergian? Mungkin dananya lebih besar dibanding liburan biasa, mungkin lebih butuh persiapan fisik dan mental, tapi ga ada yang ga mungkin kan? 

Kami juga berharap perjalanan ini bisa jadi bagian dari pendidikan bagi anak-anak (dan tentunya kami sendiri juga). Yakni agar mereka bisa merasakan suasana yang kental dengan ibadah dan mengingat Allah, melihat saudara sesama muslim yang begitu banyak, dan tentunya juga untuk sarana detoks dunia(?) bagi orang tuanya. Karena saat umrah, kita diingatkan lagi apa yang penting dalam hidup, dimana urusan dunia 'ditinggal' sementara. 

Selain itu, umrah dari eropa sebenernya punya beberapa kelebihan dari segi geografis. Letak eropa dan saudi arabia kan lebih dekat daripada dari Indonesia, maka ga perlu terlalu lama di pesawatnya. Zona waktunya juga ga beda jauh, cuma selisih dua jam, ga sampe bikin jetlag. Ya bisa dibilang umrah dari eropa itu traveling yang ga terlampau 'jauh'. Maka kami pun mencoba menjadikan umrah sebagai opsi berlibur. 

Dan ternyata, selain kami, banyaakk jemaah lain yang juga membawa keluarga. Ya semacam family holiday gitu karena bertepatan dengan liburan natal-tahun baru. Disaat di tempat lain aneka macam perayaan dilakukan pada malam pergantian tahun, ini dihabiskan di tanah suci yang menenangkan. Semoga jadi awal yang baik bagi tahun-tahun yang akan datang :)

Bonusnya lagi, umrah di periode winter begini ternyata nyaman banget ^^ Saya jadi baru tahu kalo Arab bisa sejuk juga, hihi. Disaat akhir Desember-Januari itu udaranya adem, ga terlalu dingin tapi juga ga panas. Di mekah masih bisa ga pakai Jaket, berkisar 25-28 derajat suhunya. Di madinah bisa 20 bahkan 14 saat menjelang subuh dan malam hari. Jadi di Madinah perlu siapkan jaket yang cukup hangat.


Satu koper kabin diperuntukan khusus untuk 
menyimpan jaket-jaket winter (yang tebal sangat) ^^


Berkas yang diperlukan apa aja?
Berangkat umrah dari Swedia syaratnya mudah aja. Dokumen yang diperlukan antara lain=
- Resident permit
- Paspor dengan masa berlaku minimal 6 bulan dari tanggal keberangkatan
- Mahram laki-laki (minimal berusia 15 tahun) bagi wanita dibawah usia 45 tahun
- Finger prints di VHF Tasheel (ada di Stockholm dan Gothenburg). Jadwal finger print diaturin sama travelnya, kita cukup bayar 50 SEK aja ke rekening mereka.
 - 2 pas foto
- Formulir
- Family certificate in english
- Vaksin meningitis (tapi anak2 ga perlu), bisa langsung ke klinik terdekat, biayanya 600 SEK.

Saat mendaftar, cukup kirim scan paspor dan excel sheet dari mereka yang isinya hanya data diri kita (data paspor dan tanda tangan). Ketika sudah ambil fingerprint, maka semua dokumen yang lain dikirim ke travel agennya. Prosesnya bisa dibilang antiribet, semua cukup diurus via email dan surat.


Ini si buku kuning vaksin meningitis
photo of M. Bintang Rivani

Perbedaan Administrasi Umrah dari Swedia vs. Indonesia
Berdasarkan sepengetahuan saya, ada beberapa perbedaan administrasi nih dibandingkan umrah dari tanah air. Di Swedia, ga ada aturan jumlah kata minimal dalam nama di paspor, artinya nama yang terdiri dari dua kata ga masalah. Sedangkan kalau dulu saat saya berangkat umrah dari Indonesia (kalo ga salah sekitar tahun 2004, 2007, dan 2011) jemaah diwajibkan memiliki nama minimal tiga kata. Karena nama saya cuma terdiri dari dua kata (Dery + Hefimaputri) maka ditambahkanlah koreksi nama di halaman keempat paspor dengan menambahkan "binti" nama ayah. Hal ini cukup jadi momok ya bagi saya pribadi, karena walaupun pembuatan visa bisa berjalan dengan membuat koreksi nama di paspor, tapi saya jadi kesulitan saat mengajukan visa eropa di kemudan hari karena visa eropa mewajibkan halaman empat (halaman koreksi) bersih, alias ga boleh ada penambahan nama. Dulu hal ini cukup memakan waktu juga karena saya jadi terpaksa bikin paspor baru sebelum ke Swedia. Bersyukurnya kejadian yang sama ga perlu terulang lagi kali ini. Mau nama terdiri dari satu kata pun ga masalah. 

Perbedaan kedua adalah dalam hal biaya tambahan untuk jarak umrah yang berdekatan. Sepengatahuan saya di Indonesia kita diwajibkan membayar biaya sebesar 2000 riyal (sekitar 7,43 juta kurs saat ini) bila berangkat umrah dengan jarak kurang dari lima tahun, betul? Sedangkan di Swedia biaya tambahan baru ada dengan jarak selang umrah dua tahun. Artinya kalau mau umrah tiap dua tahun sekali ga kena biaya tambahan. 



Tabarakallah..


Harganya berapa?
Bergantung kita ambil paket yang berapa orang sekamar. Per akhir 2018, harga dewasa untuk kamar isi dua orang harganya 17900 SEK, isi tiga orang 16900 SEK, isi empat orang 15900 SEK. Harga student usia 12-22 tahun dikurangin seribu SEK. Harga ini juga bergantung season, untuk winter holiday demand-nya tinggi jadi agak lebih mahal. Untuk misal bulan february, harganya bisa lebih murah sampai 2000 SEK.

Kalau untuk anak-anak usia 2-11 tahun 15900 SEK untuk dua orang per kamar, 14900 SEK untuk sekamar bertiga, dan 13900 SEK untuk yang sekamar berempat.

Harga baby 0-2 tahun flat 2900 SEK, ga dapet kursi pesawat dan kasur sendiri, alias nebeng orang tua aja.

1 SEK saat ini berkisar 1,550 rupiah.  Jadi kalo ambil sekamar berempat, maka sekitar 24,7 juta rupiah per orang. Ga jauh beda dengan harga umrah dari Indonesia kan? Apalagi ini udah standar hotel bintang lima baik di Mekah maupun di Madinah.

Yang perlu digarisbawahi, biaya ini diluar biaya makan siang dan makan malam. Kalo sarapan sudah termasuk karena dapet dari hotel. Jadi perlu alokasi tambahan untuk biaya makan siang dan malam ya. Nah ini salah satu poin pembeda dari travel umrah Indonesia juga. Biasanya kalo dari Indonesia kan makan pagi-malam udah termasuk di harga paket. Selain itu, bedanya, di beberapa travel indonesia (atau pada umumnya yah kecuali yang VIP) makannya biasanya terpisah dari fasilitas hotel, yakni katering menu indonesia sendiri. Sedangkan kalau dari travel Swedia ini sarapan sudah pasti ikut restoran hotel. Kalo saya pribadi sih lebih suka sarapan standar hotel, gapapa lah ga ketemu nasi juga :P


Masjid nabawi


Berapa harga makanan disana?
Kalo beli makan deket hotel bisa sekitar 15 SAR per porsi (sekitar 56 ribu rupiah) untuk sejenis nasi briyani kambing atau kari. Kalo sandwich atau kebab gulung tentu lebih murah lagi, bisa dibawah 10 SAR. Tapi kalo belinya di mall, misal di abraj mall depan masjidil haram, nah ini bisa 25-30 SAR per menu. Jadi pinter-pinter kita nyari aja. Lauk anak-anak juga ga susah kok, ayam panggang atau ayam tepung gitu ada banyaakk, ikan juga. Buah dan sayur juga banyak di swalayan yang mudah dicari dimana-mana.

Kalau anggaplah sehari kita makan siang dan makan malam masing-masing 15 SAR, maka sehari perlu mengalokasikan 30 SAR per orang untuk makan. Dikalikan jumlah hari sebanyak 10 hari, maka per orang perlu mengalokasikan sekitar 300 SAR (1,12juta rupiah) untuk biaya makan. Jumlah ini masih bisa ditekan kalau makannya berdua, ga perlu beli dua porsi, pinter-pinter mix and match menu aja.


Cukup 22 SAR untuk makan berdua (dapat kebab 3pcs dan 2 kari telur), 
dan 15 SAR untuk ayam panggang anak-anak (bisa untuk dimakan siang & malam)

Biaya lain-lain
Selain biaya makan siang dan makan malam, ada biaya cukur tahalul yang murah saja hanya sekitar 10 SAR, ada di basement abraj mall. Selain itu paling keperluan oleh-oleh yang tentu bergantung selera kita ya. Kami sendiri ga mengalokasikan banyak waktu untuk beli-beli, seoptimal mungkin waktu digunakan untuk ibadah dan istirahat (karena bawa dua balita). Kami baru beli-beli itu di hari terakhir sebelum pergi ke Madinah. Saya sengaja beli wewangian arab biar bisa mengingatkan akan tanah suci dan gamis anak-anak karena di Swedia jarang banget ya yang jual gamis anak. Untuk oleh-oleh kecil, ada toko serba 2 real di Madinah.

Kalau untuk beli kurma nanti di Madinah akan berkunjung langsung ke kebun kurma. Harga kurma ajwa (kurma nabi) berkisar 35-40 SAR, ada juga kurma jenis-jenis lain yang lebih murah. Kismis arab sekitar 15 SAR per kilo. Juga ada kacang-kacangan dan aneka cokelat.


Toko kurma di Madinah

Photo captured by Bintang Rivani

Hari H
Berbekal tiket pesawat yang udah di email ke peserta, kita berangkat mandiri aja ga saling tunggu-tungguan dari bandara Gothenburg. Untuk yang dekat Stockholm langsung berangkat dari Stockholm, begitu juga Swedia selatan (Lund dan sekitarnya) langsung berangkat dari Copenhagen. Baru bertemu dengan rombongan lainnya nanti saat transit di Istanbul Attaturk Airport. 



Photos captured by Bintang Rivani

Di bandara Istanbul kita dikasih name tag (berisi foto & data diri, kontak group leader, dan nama hotel) dan slayer untuk wanita. Udah itu aja. Ga ada koper kembar, atau tas tenteng seragaman, apalagi baju dress code ala umroh dari Indonesia. Proses keberangkatan kami nyantai dan praktis banget, hehe. Ga manasik tatap muka juga, cuma dikasih penjelasan via email. Jadi perlu ya belajar mandiri sebelum berangkat. Kalau kami nonton fiqih umrah dari youtube dan juga baca dari buku yang kebetulan dibawa dari Indonesia (di Internet juga insyaAllah banyak kok infonya).



Photos captured by Bintang Rivani

Rute perjalanan kita adalah langsung ke Mekkah setelah landing di Jeddah, baru ke Madinah nanti di empat hari terakhir. Saya pribadi ngerasa lebih nyaman dengan rute begini sih. Jadi kelarin umroh dulu saat kondisi badan masih fit, baru ziarah diakhir.

Review Hotel
Hotel saat di Mekah di Infinity Hotel sedangkan saat di Madinah di Dar Al-Eiman Royal.

Hotel Infinity cukup besar dengan lobi yang mewah dan lapang. Kamarnya juga luas. Hanya saja jaraknya cukup lumayan, sekitar 900 meter dari masjidil haram. Jadi kalo tiap hari kita dua kali bolak balik hotel-mesjid udah hampir dua kilo sendiri jalannya. Fasilitas kamar terbilang standar. Kamar mandi kita malah sempet mati air panasnya. Pilihan makanan saat sarapan juga termasuk standar.


Menunggu antrian pembagian kamar saat baru sampai Mekah

Lobi Hotel Infinity besar dan nyaman, 
dilengkapi beberapa ruang santai dengan sofa-sofa empuk

Kamar Hotel Infinity 

Akhirnya ketemu kasur setelah perjalanan panjang


Sedangkan untuk hotel di Madinah yakni Hotel Dar Al-Eiman Royal, ini lobinya ga terlalu luas tapi fasilitas kamar, sarapan, maupun jarak sangat sangat memuaskan. Cuma sekitar 300 meter dari masjid nabawi. Banyak sih hotel yang lebih deket bahkan di pelataran mesjid persis. Tapi segini aja udah nikmat banget kok. Variasi menu saat sarapan juga sangat banyak dan lengkap. Kalau suatu saat diberi kesempatan ke tanah suci lagi, kami akan senang hati kalau dipilihkan lagi Hotel Dar Al-Eiman ini.


Lobi Hotel Dar Al-Eiman lebih mungil tapi tetap nyaman


Kamar Hotel Dar Al-Eiman

Penempatan hotel masih bisa berubah dari apa yang dijanjikan di awal. Seperti hotel kita di madinah itu, awalnya yang dijanjikan adalah hotel berbeda. Tapi menjelang keberangkatan ada revisi hotel. Tapi tenang aja, akan tetap dipilihkan yang tetap walking distance dari mesjid.

Fasilitas lain seperti bus juga cukup baik. Ga bersih cling ala bus di Swedia sih, tapi masih bus baru dan cukup nyaman.



Perjalanan dari Mekah ke Madinah


Prosesi Umrah
Inilah bagian yang paling saya sukai dari umrah dari Swedia. Qadarallah, sebelumnya saya sudah merasakan tiga kali perjalanan umrah dengan tiga travel yang berbeda di Indonesia. Dan rata-rata ya jemaah diberikan jadwal kegiatan yang cukup padat dan saat umrah biasanya harus barengan sama pemandunya. Belum lagi suka ada adegan pemandu membacakan doa kencang-kencang yang diikuti sama jemaah.

Sedangkan saat umrah bersama travel dari Swedia ini, pemandu ga ada tuh bacain doa keras-keras. Jemaah cenderung dilepas aja, doa masing-masing jadi lebih khusyuk. Bahkan misah juga silakan. Mandiri banget deh. Bahkan kami cuma barengan sama kelompok saat tawaf awal aja, pas udah putaran akhir-akhir kami jalan sendiri begitu juga saat sa'i. Selesai tahalul (potong rambut pertanda prosesi umrah sudah selesai) pun kita ngeloyor sendiri aja ga harus tunggu-tungguan atau pulang bareng-bareng. Ibaratnya modal name tag aja (yang berisi nama hotel dan nomor kontak darurat) maka udah. Sangat optimis ini rombongan ga akan kececer, hihi. Perjalanan pake tiga bus juga ga di absen, cuma diitung aja.

Jalan-jalan juga ga pernah motong waktu solat, jadwal ziarah sudah diatur sedemikian rupa sehingga ga ada solat wajib di masjid yang terlewat. Jalan-jalan ke jabal nur, mina, historic place sekitaran haram, baqi’, mesjid quba, mesjid qiblatain, dan makan Rasulullah.


Ramainya suasana masjidil haram setelah shalat

Jabal Nur

Makam Rasulullah Shalallahu 'alaihiwasalam

Mesjid Quba

Mesjid Qiblatain

Bukit Uhud


Umrah tanpa travel?
Ada seorang teman yang bertanya, "Mungkin gak sih mbak umrah dari Eropa tanpa travel?" 

Sejujurnya saya belum pernah melakukan umrah tanpa bala bantuan travel selama ini. Baik dari Swedia maupun beberapa kali dari Indonesia sebelumnya. Hanya saja, satu yang saya rasakan, saya merasa bersyukur ada travel yang mendampingi. Karena, jangan bayangkan sistem transportasi disana sudah well-organized seperti di Eropa. Membayangkan luntang-lantung di negeri dengan bahasa yang ga dikuasai (plus budaya yang berbeda) aja rasanya udah rempong. 

Contohnya saja seperti perjalanan kali ini dimana kami sampai dini hari di negeri orang dengan kondisi fisik lelah pasca perjalanan (apalagi karena bersama bayi dan balita), rasanya udah ga sanggup kalo harus berjuang cari transport sendiri dari Jeddah ke Mekah. Ga tahu ya kalo ada ilmu khusus yang bisa dipelajari sebelumnya tentang transportasi umum disana. Sejauh yang kami rasakan sih, keputusan pake jasa travel udah paling nyaman.


Situasi saat landing di Jeddah, sudah tengah malam

Senangnya sudah ada bis yang stand by

Bersiap pagi harinya akan langsung prosesi umrah


Sekian postingan kali ini. Yang sepertinya sudah panjang betul yah. InsyaAllah nanti disambung ke edisi umrah with kids. Wassalamu'alaykum!




Barakallahu fiik!

Pertama di tulis di Madinah Al-munawarah,
dituntaskan di Gothenburg.
Februari 2018.

Comments

  1. Berkas yang diperlukan apa aja?
    Berangkat umrah dari Swedia syaratnya mudah aja. Dokumen yang diperlukan antara lain=
    - Resident permit
    - Paspor dengan masa berlaku minimal 6 bulan dari tanggal keberangkatan
    - *Mahram laki-laki (minimal berusia 15 tahun) bagi wanita dibawah usia 45 tahun*

    Trus aku brarti gbs ikut dong, mbak meski punya residence permit sbg mahasiswa di sini? 😕

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe iya aturannya begitu mba, safar dengan mahram :) insyaAllah nanti buat hanimun ya *eh

      Delete
  2. gila keren banget. jadi pengen kesana

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Persiapan IELTS Tanpa Preparation Class

Jalan-jalan Turki day 1: Ephesus!

Cerita Kehamilan di Indonesia dan Swedia