Teknik Membaca Cepat (Speed Reading)
Mengawali tahun yang baru, ada beberapa resolusi yang saya buat. Hem, sebenernya saya gak pernah menspesialkan apalagi meritualkan harus bikin resolusi tiap tahun baru sih. Bisa dibilang, qadarallah momennya pas aja. Pas lagi dapet inspirasi perbaikan diri, ya pas lagi mau tahun baru. Kalau tahun yang baru ibarat simpul waktu, maka ga ada salahnya menjadikan momen ini sebagai pengingat dan penyemangat perbaikan, kan? :) Nah, salah satu rencana di tahun ini adalah lebih banyak dan lebih konsisten membaca. Because, "Leaders are readers," (Jim Kwik). And at least each of us needs to lead our own selves, true?
Tentu ini bukan resolusi 'yuk baca' pertama dalam hidup. Udah seriiing dari dulu-dulu pasang moto ini. Ya #lessgadget lah, ya #morebooks lah, dan semacamnya. Tapi nyatanya? Masih banyak aja tuh buku yang belum tuntas cover to cover. Hiks. Maka sebelum memulai baca buku, di akhir tahun 2018 saya mencari ilmunya dulu tentang membaca. Lebih tepatnya, tentang 'speed reading' alias membaca cepat. Karena tentu tiap kita pengennya waktu yang dipake seefisien mungkin kan, biar kerjaan lain juga bisa kepegang. Akhirnya saya pun dengan ga sengaja kecemplung ke kelas online speed reading bersama Jim Kwik, salah satu pakar membaca cepat asal Amerika Serikat.
Nah, biar ga lupa, saya mau tulis sedikit disini ilmu darisana. Langsung aja yah..
Speed Reading Class with Jim Kwik
Di kelas online ini, beliau memaparkan beberapa tips dan trik membaca, dan juga alasan-alasan dibaliknya. Kurang lebih ada tiga tips dan trik yang beliau kasih.
Baru dengerin trik pertama aja udah kerasa manfaat besarnya. Iya, saya langsung praktekin ke buku yang lagi dibaca (Waktu itu lagi baca buku 'Konmari, the life changing magic of tidying up'). Dan masyaAllah, seorang saya, mamak-mamak (tidak berdaster, karena daster sudah dicoret dari outfit rumahan) berbayi dan balita ternyata bisa nuntasin buku 200+ halaman dalam waktu kurang dari tiga hari. Cover to cover. Tanpa episode skipping, tanpa scanning. Bener-bener cara dari kata per kata dan (alhamdulillah) paham aja apa yang dibaca. Jadi selain meningkatkan kecepatan (speed), teknik yang beliau ajarkan juga membantu meningkatkan pemahaman (comprehension).
Tekniknya disingkat 3 R.
R yang pertama adalah... Reading. Ya, baca, dengan teknik tertentu yakni...
Pakai garis bantu saat baca, alias bacanya sambil ditunjuk bisa pake jari atau pulpen atau apa aja. Jadi sembari baca, sembari ditunjuk bagian yang lagi dibaca. Kenapa? Pernah ga ngerasain, lagi asik-asik baca eh nge-blank dan jadi mundur lagi untuk baca ulang beberapa bagian yang ke skip atau belum paham? Kalo saya sih sering. Nah dengan garis bantu ini kita jadi terdorong untuk maju terus ke depan, fokus lebih terjaga, dan ga tergoda untuk mundur-mundur lagi sekedar karena insecure tadi udah sampe mana. Dengan teknik ini aja, kecepatan membaca undah meningkat 25-50% menurut pak instruktur. Pergerakan membuat apa yang dibaca lebih menarik bagi otak kita ketimbang cuma liat kertas dan tulisan bejubel aja, jadi 'bangun' gitu.
Selain itu, sebaiknya gunakan tangan kiri sebagai penunjuk (yah kalo pake pulpen maka pegangnya pake tangan kiri). Kenapa? Karena tangan kiri ini membantu bagian otak yang bertugas memvisualisasi dan kreativitas.
Nah, selanjutnya adalah Relating. Bikin diri kita merasa terhubung dengan apa yang dibaca. Bisa pakai beberapa cara misalnya bangun pertanyaan dulu sebelum baca. Misal, mau baca novel, maka coba dari awal bikin yang simpelnya 5W1H (why, what, when, where, who, how) terhadap isi buku. Pernah gak dikasi tahu salah satu trik kalau ujian reading itu gimana? Baca dulu pertanyaannya, baru lompat ke wacana yang perlu dibaca. Nah begitu juga dalam membaca buku. Kita tentuin dulu hal-hal apa aja sih yang kita cari dari buku ini.
Misal nih buku Konmari ya, tentang beberes. Maka beberapa pertanyaan yang bisa dibangun adalah
- Apa yang membedakan metode ini dengan metode lainnya?
- Apa kelebihan metode ini?
- Gimana cara praktiknya? Per kategori atau per ruangan nih beberesnya?
- Kalo barang pemberian orang tapi udah ga kepake sebaiknya diapain?
- Kalo mau nyusun buku baiknya dari tinggi ke rendah apa gimana sih?
- dsb
Dengan kita punya beberapa pertanyaan di awal, kita jadi lebih mudah relate alias merasa terhubung dengan bacaan. Kita lebih mudah punya "Aha!" momen.
Ada teknik lebih mendetil yang dijelasin, seperti bikin grid dan notes. Tapi itu ga usah dulu ya. Panjang. Hahaha.
Nah, R yang terakhir ada wRiting alias ditulis kembali apa yang udah dibaca. Poin ini mengingatkan saya dengan hadits Rasulullah, "Ikatlah ilmu dengan menulisnya," (Silsilah Ash-shahihah no 2026)
Jim kwik menjelaskan juga tentang forgetting curve alias kurva lupa(?), jadi otak kita memang didesain untuk ga mengingat tiap hal secara detil selama-lamanya. Seiring waktu, informasi yang kita dapatkan, bisa hilang dari ingatan. Tanpa pengulangan, dalam 2-3 hari kita udah banyak lupanya. Makanya penting untuk mengulang apa yang kita baca, bisa dengan menceritakan kembali ke orang lain dan atau dengan tulisan. Nah karena ada forgetting curve itu, jadi sebisa mungkin sharing-nya ini sesegera mungkin. Mungkin masih ada momennya, sebelum keburu lupa.
Ya bisa dibilang salah satunya dengan tulisan semacam ini. Ini juga udah banyak lupanya karena kelamaan di draft hiks. Semoga tetap ada yang bisa diambil dari sedikit sharing ini ya. Yuk, kita lebih semangat membaca! Because, leaders are readers (Jim Kwik) :)
Tentu ini bukan resolusi 'yuk baca' pertama dalam hidup. Udah seriiing dari dulu-dulu pasang moto ini. Ya #lessgadget lah, ya #morebooks lah, dan semacamnya. Tapi nyatanya? Masih banyak aja tuh buku yang belum tuntas cover to cover. Hiks. Maka sebelum memulai baca buku, di akhir tahun 2018 saya mencari ilmunya dulu tentang membaca. Lebih tepatnya, tentang 'speed reading' alias membaca cepat. Karena tentu tiap kita pengennya waktu yang dipake seefisien mungkin kan, biar kerjaan lain juga bisa kepegang. Akhirnya saya pun dengan ga sengaja kecemplung ke kelas online speed reading bersama Jim Kwik, salah satu pakar membaca cepat asal Amerika Serikat.
Nah, biar ga lupa, saya mau tulis sedikit disini ilmu darisana. Langsung aja yah..
foto darisini
Speed Reading Class with Jim Kwik
Di kelas online ini, beliau memaparkan beberapa tips dan trik membaca, dan juga alasan-alasan dibaliknya. Kurang lebih ada tiga tips dan trik yang beliau kasih.
Baru dengerin trik pertama aja udah kerasa manfaat besarnya. Iya, saya langsung praktekin ke buku yang lagi dibaca (Waktu itu lagi baca buku 'Konmari, the life changing magic of tidying up'). Dan masyaAllah, seorang saya, mamak-mamak (tidak berdaster, karena daster sudah dicoret dari outfit rumahan) berbayi dan balita ternyata bisa nuntasin buku 200+ halaman dalam waktu kurang dari tiga hari. Cover to cover. Tanpa episode skipping, tanpa scanning. Bener-bener cara dari kata per kata dan (alhamdulillah) paham aja apa yang dibaca. Jadi selain meningkatkan kecepatan (speed), teknik yang beliau ajarkan juga membantu meningkatkan pemahaman (comprehension).
Tekniknya disingkat 3 R.
R yang pertama adalah... Reading. Ya, baca, dengan teknik tertentu yakni...
Pakai garis bantu saat baca, alias bacanya sambil ditunjuk bisa pake jari atau pulpen atau apa aja. Jadi sembari baca, sembari ditunjuk bagian yang lagi dibaca. Kenapa? Pernah ga ngerasain, lagi asik-asik baca eh nge-blank dan jadi mundur lagi untuk baca ulang beberapa bagian yang ke skip atau belum paham? Kalo saya sih sering. Nah dengan garis bantu ini kita jadi terdorong untuk maju terus ke depan, fokus lebih terjaga, dan ga tergoda untuk mundur-mundur lagi sekedar karena insecure tadi udah sampe mana. Dengan teknik ini aja, kecepatan membaca undah meningkat 25-50% menurut pak instruktur. Pergerakan membuat apa yang dibaca lebih menarik bagi otak kita ketimbang cuma liat kertas dan tulisan bejubel aja, jadi 'bangun' gitu.
Selain itu, sebaiknya gunakan tangan kiri sebagai penunjuk (yah kalo pake pulpen maka pegangnya pake tangan kiri). Kenapa? Karena tangan kiri ini membantu bagian otak yang bertugas memvisualisasi dan kreativitas.
Nah, selanjutnya adalah Relating. Bikin diri kita merasa terhubung dengan apa yang dibaca. Bisa pakai beberapa cara misalnya bangun pertanyaan dulu sebelum baca. Misal, mau baca novel, maka coba dari awal bikin yang simpelnya 5W1H (why, what, when, where, who, how) terhadap isi buku. Pernah gak dikasi tahu salah satu trik kalau ujian reading itu gimana? Baca dulu pertanyaannya, baru lompat ke wacana yang perlu dibaca. Nah begitu juga dalam membaca buku. Kita tentuin dulu hal-hal apa aja sih yang kita cari dari buku ini.
Misal nih buku Konmari ya, tentang beberes. Maka beberapa pertanyaan yang bisa dibangun adalah
- Apa yang membedakan metode ini dengan metode lainnya?
- Apa kelebihan metode ini?
- Gimana cara praktiknya? Per kategori atau per ruangan nih beberesnya?
- Kalo barang pemberian orang tapi udah ga kepake sebaiknya diapain?
- Kalo mau nyusun buku baiknya dari tinggi ke rendah apa gimana sih?
- dsb
Dengan kita punya beberapa pertanyaan di awal, kita jadi lebih mudah relate alias merasa terhubung dengan bacaan. Kita lebih mudah punya "Aha!" momen.
Ada teknik lebih mendetil yang dijelasin, seperti bikin grid dan notes. Tapi itu ga usah dulu ya. Panjang. Hahaha.
Nah, R yang terakhir ada wRiting alias ditulis kembali apa yang udah dibaca. Poin ini mengingatkan saya dengan hadits Rasulullah, "Ikatlah ilmu dengan menulisnya," (Silsilah Ash-shahihah no 2026)
Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya
Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat
Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang
Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja
(Imam Syafi'i)
Jim kwik menjelaskan juga tentang forgetting curve alias kurva lupa(?), jadi otak kita memang didesain untuk ga mengingat tiap hal secara detil selama-lamanya. Seiring waktu, informasi yang kita dapatkan, bisa hilang dari ingatan. Tanpa pengulangan, dalam 2-3 hari kita udah banyak lupanya. Makanya penting untuk mengulang apa yang kita baca, bisa dengan menceritakan kembali ke orang lain dan atau dengan tulisan. Nah karena ada forgetting curve itu, jadi sebisa mungkin sharing-nya ini sesegera mungkin. Mungkin masih ada momennya, sebelum keburu lupa.
Ya bisa dibilang salah satunya dengan tulisan semacam ini. Ini juga udah banyak lupanya karena kelamaan di draft hiks. Semoga tetap ada yang bisa diambil dari sedikit sharing ini ya. Yuk, kita lebih semangat membaca! Because, leaders are readers (Jim Kwik) :)
wah artikel yang menarik mnbak, kalau baca ebook gimna mbak? ada tipsnya mbak?
ReplyDeletekarena ebook klau di laptop kan pake kursor yah...
terimakasih
ditunggu sharingf selanjutnya
kalau baca ebook bisa pakai kursor mba atau bantuan jari atau apa saja sebagai penunjuk :) kalo baca dari hp kadang saya nunjuknya ga per huruf karena kan layarnya kecil ya, tapi perbaris gitu. prinsipnya sama, ada bantuan visual biar lebih fokus dan terdorong maju terus ^^
Deletesemoga bermanfaat ya mba