Keistimewaan Ibu Hamil dan Ibu Menyusui

Beberapa hari yang lalu, baca curhatan seseorang di IG story tentang tantangan hidup(?) sebagai bumil. Aih, jadi kangen hamil lagi nostalgia. Masa-masa yang romantis, indah, sekaligus juga bisa menguji karena namanya hamil, semudah apapun tetap saja 'wahnan 'ala wahnin', kelemahan yang bertambah-tambah.

Hamil muda, mabok. Hamil tua, susah gerak. Hihihi.

Masih inget deh 'rasanya' harus tiap sebentar ke kamar kecil pagi-siang-malam. Belum lagi menjelang melahirkan, bisa kebangun jam 1-2-3 dini hari saking kantung kemih udah tertekan bayi. Mau tidur pun perlu perjuangan cari posisi yang nyaman. Mau pasang kaos kaki sendiri bisa akrobat dulu karena kehalang perut. Belum lagi bentuk tubuh yang berubah drastis bikin selera ngaca berkurang drastis *lebay amat bun, hihi..

Tapii..

Dibalik segala kelemahan, kerempongan, sungguh ada kenikmatan tersendiri. Bila Ia mengizinkan kita untuk menyadari, sungguh ada kebahagiaan yang sulit diungkapkan.

Saya menganggapnya begini, kalau kita niatkan hamil, melahirkan, menyusui karena untuk mencari keridahaan Allah maka insyaAllah akan tercatat sebagai ibadah. Artinya, sepanjang hamil-melahirkan-menyusui malaikat akan terus sibuk mencatat amal di tiap detiknya. Dan bagaimanakah seharusnya rasa hidup bila malaikat terus mencatatkan kebaikan? Apakah nelangsa? Atau justru penuh rahmat?

Maka ga berlebihan rasanya, saat selesai menyapih anak pertama dulu, yang artinya saya melepas 'predikat' sebagai busui apalagi bumil, ada rasa janggal dalam diri. Usai sudah amalan besar tiap wanita yang diharapkan bisa jadi jalan datangnya rahmat Allah dalam kehidupan. Rasanya seperti ada yang 'hilang'. Padahal dulu jeda antara selesai menyapih si kakak dengan hamil anak kedua (cuma) tiga bulan. Tapi terasanya kayak lamaaa.. Saya ingat sampe bilang ke suami, "Yah, saat bukan lagi jadi bumil atau busui, aku kok ngerasa ada yang kurang. Ada rasa 'lengkap' saat lagi hamil maupun menyusui." 

Iya, hamil memang melemahkan. 
Betul, menyusui memang butuh pengorbanan.
Tapi rasa tenang, rasa dibutuhkan, rasa dicintai itu melebihi semuanya. 

It's just magical knowing that someone needs you so deeply, and love you unconditionally. 

Semoga tiap ibu bisa merasakan kenikmatan dibalik tiap peran, dengan meniatkan dan mengusahakan tiap peran hanya karena untuk mengharap keridhaan Allah.

Dan bagi yang sedang dalam penantian untuk bisa merasakan peranan tersebut, semoga Allah mudahkan dan jadikan tiap detik juga bernilai pahala karena istimewanya kesabaran.

*lalu terngiang backsound request Kakak Asiyah beberapa hari yang lalu, "Asiyah mau adeknya seribuuuu, Bunda.. Seribuuuuu" Heuuu.. 


ceritanya babymoon pertama

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu” (QS. Lukman: 14).

Comments

Popular posts from this blog

Persiapan IELTS Tanpa Preparation Class

Jalan-jalan Turki day 1: Ephesus!

Cerita Kehamilan di Indonesia dan Swedia