You Start
Hari ini diingatkan kembali, melalui kajian ust haikal (babe haikal), random aja nyari di yutub. Qadarallah, mencerahkan. Banget.
Beliau bilang, orang tua kayak gimana yang paling dibutuhin di zaman sekarang? Jamaah menjawab aneka ragam. Mulai dari yang bisa ngajarin ngaji, yang selalu ada, dsb dkk dll.
Semua fatal error, katanya. Bukan itu.
Anak-anak butuh orang tua yang.. pelawak. Bahasa lainnya, orang tua yang menyenangkan.
Saya tertampar. Sudah seberapa sering saya 'melawak' di depan anak? Apakah selama ini cuma banyak menuntut atau percakapan banyak diisi oleh urusan routines (semacam yuk sikat gigi, ayo makan, dsb)? Hiks
Pas banget reminder ini. Ceritanya saya diambang keluhan terhadap mood swingnya kakak beberapa hari ini (yang dicurigai akibat kangen ayah dan sariawan). Maka setelah dapat fresh reminder ini, saya mencoba mengubah approach. Saat kakak sampe rumah sehabis diajak jalan oma-opa, saya coba lebih playful. Intonasi, tatap wajah, gesture, isi pembicaraan saya coba sesuaikan. Bikin suasana lebih cair gitu. Dan benarlah, mood kakak pun jadi sangat baik. No drama sampai tidur malam. Ah, jangan-jangan sebelumnya kakak moody karena bundanya juga tegang kali ya. Jadi vicious cycle deh.
Saya jadi teringat akan dua softskill yang menjadi pe-er; humor dan story telling. Harusnya kondisi saya masih diuntungkan dengan keadaan anak-anak masih kecil, masih relatif mudah dibikin ketawa. Ketimbang dikejar atau dikelitikin juga udah bikin hati mereka gembira. Tinggal gimana menjadikan sikap playful, cheerful, dan jenaka ini bisa melekat jadi budaya.
Kadang kita sibuk menuntut, menudingkan jari ke orang lain, sampai lupa kalau peran kita pun besar. Komunikasi itu mengalirkan energi. Bila energi besar dan positif, maka maka anak-anak akan merasakannya. Dan sebaliknya.
Kalau orang tua adalah benda, dan anak-anak adalah bayangannya. Maka sibuklah memperbaiki bendanya, niscaya bayang-bayang akan mengikuti dengan sendirinya.
Kalau anak ibarat pantulan di cermin. Maka fokuslah memperbaiki diri, gambaran di cermin akan otomatis mengikuti.
Kurang lebih begitu lesson learnt hari ini.
Got it?
Then do it.
/Bunda
23.00
Beliau bilang, orang tua kayak gimana yang paling dibutuhin di zaman sekarang? Jamaah menjawab aneka ragam. Mulai dari yang bisa ngajarin ngaji, yang selalu ada, dsb dkk dll.
Semua fatal error, katanya. Bukan itu.
Anak-anak butuh orang tua yang.. pelawak. Bahasa lainnya, orang tua yang menyenangkan.
Saya tertampar. Sudah seberapa sering saya 'melawak' di depan anak? Apakah selama ini cuma banyak menuntut atau percakapan banyak diisi oleh urusan routines (semacam yuk sikat gigi, ayo makan, dsb)? Hiks
Pas banget reminder ini. Ceritanya saya diambang keluhan terhadap mood swingnya kakak beberapa hari ini (yang dicurigai akibat kangen ayah dan sariawan). Maka setelah dapat fresh reminder ini, saya mencoba mengubah approach. Saat kakak sampe rumah sehabis diajak jalan oma-opa, saya coba lebih playful. Intonasi, tatap wajah, gesture, isi pembicaraan saya coba sesuaikan. Bikin suasana lebih cair gitu. Dan benarlah, mood kakak pun jadi sangat baik. No drama sampai tidur malam. Ah, jangan-jangan sebelumnya kakak moody karena bundanya juga tegang kali ya. Jadi vicious cycle deh.
Saya jadi teringat akan dua softskill yang menjadi pe-er; humor dan story telling. Harusnya kondisi saya masih diuntungkan dengan keadaan anak-anak masih kecil, masih relatif mudah dibikin ketawa. Ketimbang dikejar atau dikelitikin juga udah bikin hati mereka gembira. Tinggal gimana menjadikan sikap playful, cheerful, dan jenaka ini bisa melekat jadi budaya.
Kadang kita sibuk menuntut, menudingkan jari ke orang lain, sampai lupa kalau peran kita pun besar. Komunikasi itu mengalirkan energi. Bila energi besar dan positif, maka maka anak-anak akan merasakannya. Dan sebaliknya.
Kalau orang tua adalah benda, dan anak-anak adalah bayangannya. Maka sibuklah memperbaiki bendanya, niscaya bayang-bayang akan mengikuti dengan sendirinya.
Kalau anak ibarat pantulan di cermin. Maka fokuslah memperbaiki diri, gambaran di cermin akan otomatis mengikuti.
Kurang lebih begitu lesson learnt hari ini.
Got it?
Then do it.
/Bunda
23.00
Comments
Post a Comment