Fitrah Seksualitas #Day3
Kali ini adalah sedikit catatan tentang presentasi grup 3. Aih jadi inget kuliah offline kalo gini caranya (red= group work). Hihi. Cuma kali inj dengan materi mamak-mamak dan keluarga. Alhamdulillah dengan IIP ini saya merasa mendapat reminder terus deh tentang goals sebagai ibu, keberadaan teman-teman (lingkungan sekitar) yang inspiratif dan sevisi adalah nikmat besar, alhamdulillah.
Langsung aja, grup 3 memaparkan materi melalui chat WA, ala kulwap gitu deh. Dijelaskan tentang apa itu fitrah seksualitas, dan bagaimana merawatnya di usia 0-15 tahun. Secara umum, orang tua baik ayah dan ibu perlu berperan Anakaktif membersamai anak pada 0-15 tahun. Karena anak laki-laki belajar tentang sifat maskulinitas dari Ayah 75% dan feminimitas 25% dari ibu. Sedangkan anak perempuan mendapat sisi feminimitas 75% dari ibu, dan 25% dari Ayah.
Jadi, menurut sumber buku Fitrah Based Education, pada usia 0-2 tahun anak didekatkan pada ibu melalui proses menyusui langsung. Proses menyusui ini adalah gerbang awal penjagaan berbagai fitrah termasuk di dalamnya fitrah keimanan dan seksualitas. MasyaAllah, begitu lembut Allah mengatur kita ya, dijadikan-Nya hak anak untuk disusui selama dua tahun.
Selanjutnya di usia 3-6 tahun, anak perlu dekat dengan Ayah dan Ibu secara proporsional. Indikator keberhasilan di tahap ini adalah anak bisa dengan bangga menyebutkan identitas seksualnya (jenis kelamin) di usia 3 tahun.
Usia 7-10 tahun adalah masanya penyadaran potensi gender. Anak didekatkan sesuai dengan gendernya pada ibu atau ayah. Indikator tahap ini anak mengidolakan dan ingin seperti Ayah/Ibunya saat besar nanti.
Pada usia 11-14 tahun, anak didekatkan lintas gender, agar anak lelakk bs memahami cara pandang wanita dari wanita langsung (ibunya), dan sebaliknya. ini tahap pengujian eksistensi melalui ujian sam kehiduoan nyata.
Well, di masa Kakak Asiyah sekarang, peran Ayah dan Bunda dibutuhkan 50:50. Sedangkan dede Maryam masih sebagian besar dengan Bunda. Semoga Allah tuntun kami selalu. Barakallahu fiik.
Langsung aja, grup 3 memaparkan materi melalui chat WA, ala kulwap gitu deh. Dijelaskan tentang apa itu fitrah seksualitas, dan bagaimana merawatnya di usia 0-15 tahun. Secara umum, orang tua baik ayah dan ibu perlu berperan Anakaktif membersamai anak pada 0-15 tahun. Karena anak laki-laki belajar tentang sifat maskulinitas dari Ayah 75% dan feminimitas 25% dari ibu. Sedangkan anak perempuan mendapat sisi feminimitas 75% dari ibu, dan 25% dari Ayah.
Jadi, menurut sumber buku Fitrah Based Education, pada usia 0-2 tahun anak didekatkan pada ibu melalui proses menyusui langsung. Proses menyusui ini adalah gerbang awal penjagaan berbagai fitrah termasuk di dalamnya fitrah keimanan dan seksualitas. MasyaAllah, begitu lembut Allah mengatur kita ya, dijadikan-Nya hak anak untuk disusui selama dua tahun.
Selanjutnya di usia 3-6 tahun, anak perlu dekat dengan Ayah dan Ibu secara proporsional. Indikator keberhasilan di tahap ini adalah anak bisa dengan bangga menyebutkan identitas seksualnya (jenis kelamin) di usia 3 tahun.
Usia 7-10 tahun adalah masanya penyadaran potensi gender. Anak didekatkan sesuai dengan gendernya pada ibu atau ayah. Indikator tahap ini anak mengidolakan dan ingin seperti Ayah/Ibunya saat besar nanti.
Pada usia 11-14 tahun, anak didekatkan lintas gender, agar anak lelakk bs memahami cara pandang wanita dari wanita langsung (ibunya), dan sebaliknya. ini tahap pengujian eksistensi melalui ujian sam kehiduoan nyata.
Well, di masa Kakak Asiyah sekarang, peran Ayah dan Bunda dibutuhkan 50:50. Sedangkan dede Maryam masih sebagian besar dengan Bunda. Semoga Allah tuntun kami selalu. Barakallahu fiik.
Comments
Post a Comment