Mengajarkan Anak Cerdas Finansial #Day5
Masih belum bikin celengan baru, masih berupa dialog penanaman materi kali ini. Saya suka sih dialog, menurut saya dialog itu penting. Sama pentingnya dengan contoh perbuatan. Dialog bisa melatih kemampuan komunikasi anak, menyelami alur pikirnya (karena dua arah), dan semoga meninggalkan bekas.
Di sesi cerita-cerita sebelum tidur kali ini saya menekankan tentang rezeki Allah kepada para bayi melalui ASI.
"Asiyah waktu kecil, hobinyaa neneenn.. Nenennya bisa lamaa banget. Lagi bangun, minta nenen. Lagi bobo, maunya sambil nenen. Kalo dilepas Asiyahnya bangun." Cerita saya dengan nada gemas hehe. Ia pun tertawa lebar merasa bangga :D
Ah ya, 'pengorbanan-pengorbanan' kecil (yang terasa besar saat dijalani) pada saat anak bayi, bisa jadi harta karun penghangat jiwanya saat besar. Sebagai pengingat dan tanda bahwa ia disayangi. Saya bisa lihat pendar bahagia di matanya tiap saya menceritakan betapa ia saat kecil sangat senang digendong, tidur sambil dipeluk, nenen terus, dsb. Karena ia biasa melihat aktivitas tersebut saya lakukan untuk adiknya saat ini, ia jadi tahu kalo Bunda ngurusin dede (nyusuin, gendong, dsb) berarti dulu dia begitu juga.
"Allah yang kasih rezeki untuk kita. Buat bayi juga. Bukan Bunda yang bikin ASI. Allah yang bikin, semua Allah yang atur."
Asiyah lalu bilang, "Bunda, mau diceritain tentang (orang) yang ga ada rumah." Maksudnya tentang pengemis (homeless).
Saya pun mengulang cerita ini. Asiyah lagi di fase senang diceritakan suatu hal berulang-ulang, sampai ia hafal sendiri hehe.
Dede Maryam alhamdulillah hari ini perdana makan roti pegang sendiri. Tabarakallah.. Bunda mau nutup bungkus roti dulu, eh roti yang ditaro di meja langsung cepet banget diambil dan dilahap sama Maryam yang didudukin di high chair. Alhamdulillah, rejeki untuk Maryam bertambah ga hanya melalui ASI aja, sekarang mulai pegang makanan juga :D Sebelumnya icip dikit dari jari Bunda aja, sekarang udah mau yang lebih banyak ya nak..
Barakallahu fiik..
Di sesi cerita-cerita sebelum tidur kali ini saya menekankan tentang rezeki Allah kepada para bayi melalui ASI.
"Asiyah waktu kecil, hobinyaa neneenn.. Nenennya bisa lamaa banget. Lagi bangun, minta nenen. Lagi bobo, maunya sambil nenen. Kalo dilepas Asiyahnya bangun." Cerita saya dengan nada gemas hehe. Ia pun tertawa lebar merasa bangga :D
Ah ya, 'pengorbanan-pengorbanan' kecil (yang terasa besar saat dijalani) pada saat anak bayi, bisa jadi harta karun penghangat jiwanya saat besar. Sebagai pengingat dan tanda bahwa ia disayangi. Saya bisa lihat pendar bahagia di matanya tiap saya menceritakan betapa ia saat kecil sangat senang digendong, tidur sambil dipeluk, nenen terus, dsb. Karena ia biasa melihat aktivitas tersebut saya lakukan untuk adiknya saat ini, ia jadi tahu kalo Bunda ngurusin dede (nyusuin, gendong, dsb) berarti dulu dia begitu juga.
"Allah yang kasih rezeki untuk kita. Buat bayi juga. Bukan Bunda yang bikin ASI. Allah yang bikin, semua Allah yang atur."
Asiyah lalu bilang, "Bunda, mau diceritain tentang (orang) yang ga ada rumah." Maksudnya tentang pengemis (homeless).
Saya pun mengulang cerita ini. Asiyah lagi di fase senang diceritakan suatu hal berulang-ulang, sampai ia hafal sendiri hehe.
Dede Maryam alhamdulillah hari ini perdana makan roti pegang sendiri. Tabarakallah.. Bunda mau nutup bungkus roti dulu, eh roti yang ditaro di meja langsung cepet banget diambil dan dilahap sama Maryam yang didudukin di high chair. Alhamdulillah, rejeki untuk Maryam bertambah ga hanya melalui ASI aja, sekarang mulai pegang makanan juga :D Sebelumnya icip dikit dari jari Bunda aja, sekarang udah mau yang lebih banyak ya nak..
Barakallahu fiik..
#KuliahBunSayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
Comments
Post a Comment