Mengajarkan Anak Cerdas Finansial #Day2
Masih tentang rezeki. Materi pokok untuk anak seusia Asiyah (3 tahun) adalah tentang penanaman tauhid, baik melalui teladan maupun perilaku dan ucapan. Maka penanaman konsep rezeki dikombinasikan dalam lingkup tauhid; bahwa Allah lah yang memberi kita rezeki, hanya dari Allah, perantaranyalah yang bisa beragam.
Jujur aja, ini konsep yang terdengar sederhana di telinga tapi penerapan di lapangan ga ringan. Bukan cuma butuh nasihat, tapi juga teladan dan pemaknaan mendalam dari penyampainya biar materinya 'nyampe'. Balik lagi deh, jadi orang tua itu yang paling pertama adalah mendidik diri sendiri, baru orang lain (anak). Semoga Allah berikan kemudahan selalu.
Hari kedua materi disampaikan melalui media buku. Kami baca buku ''Halo Balita; Aku Suka Berterima Kasih". Di narasi buku ceritanya tokoh 'Sali' dibelikan mainan baru sama ibunya di pasar, sepanjang jalan mereka membantu orang yang membutuhkan mulai dari sedekah ke pengemis, nyebrangin nenek-nenek, dan ngasihin belanjaan orang lain yang terjatuh..
"Nah ini Bunda Sali ngasihin uang ke pengemis. Uangnya bentuk koin." --> sekalian mengenalkan bentuk uang.
"Uang ini rejekinya bapak pengemis dari Allah, melalui Bunda Sali. Allah yang gerakan hati Bunda Sali untuk kasih uang itu."
"Mobil-mobilannya Sali juga sebenarnya dari Allah, melalui Bunda Sali."
"Asiyah tadi belanja sama Ayah kan? Nah itu juga rejeki dari Allah. Allah kasih Ayah pekerjaan, jadi dapat uang, nah uangnya jadi bisa untuk beli-beli."
"Asiyah juga rejeki dari Allah untuk Bunda dan Ayah, alhamdulillah."
Belum banyak respon (sesuai konteks rezeki) dari Asiyah. Masih tahap penanaman konsep dan kosakata baru. Jadi butuh repetisi terus biar makjleb maknanya dalam qalbu. Semoga Allah bimbing terus dalam prosesnya.
Sedangkan untuk Maryam, saat sesi menyusui Bunda coba lebih maknai dan nikmati. Optimalkan sesi romantis menyusui sehingga ia bisa merasakan seutuhnya hak rezeki ia ia dalam disusui; baik air susunya, dekapan, kontak mata, ucapan sayang dan kalimat thayyibah.
Barakallahu fiik..
#KuliahBunSayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
Jujur aja, ini konsep yang terdengar sederhana di telinga tapi penerapan di lapangan ga ringan. Bukan cuma butuh nasihat, tapi juga teladan dan pemaknaan mendalam dari penyampainya biar materinya 'nyampe'. Balik lagi deh, jadi orang tua itu yang paling pertama adalah mendidik diri sendiri, baru orang lain (anak). Semoga Allah berikan kemudahan selalu.
Hari kedua materi disampaikan melalui media buku. Kami baca buku ''Halo Balita; Aku Suka Berterima Kasih". Di narasi buku ceritanya tokoh 'Sali' dibelikan mainan baru sama ibunya di pasar, sepanjang jalan mereka membantu orang yang membutuhkan mulai dari sedekah ke pengemis, nyebrangin nenek-nenek, dan ngasihin belanjaan orang lain yang terjatuh..
"Nah ini Bunda Sali ngasihin uang ke pengemis. Uangnya bentuk koin." --> sekalian mengenalkan bentuk uang.
"Uang ini rejekinya bapak pengemis dari Allah, melalui Bunda Sali. Allah yang gerakan hati Bunda Sali untuk kasih uang itu."
"Mobil-mobilannya Sali juga sebenarnya dari Allah, melalui Bunda Sali."
"Asiyah tadi belanja sama Ayah kan? Nah itu juga rejeki dari Allah. Allah kasih Ayah pekerjaan, jadi dapat uang, nah uangnya jadi bisa untuk beli-beli."
"Asiyah juga rejeki dari Allah untuk Bunda dan Ayah, alhamdulillah."
Belum banyak respon (sesuai konteks rezeki) dari Asiyah. Masih tahap penanaman konsep dan kosakata baru. Jadi butuh repetisi terus biar makjleb maknanya dalam qalbu. Semoga Allah bimbing terus dalam prosesnya.
Sedangkan untuk Maryam, saat sesi menyusui Bunda coba lebih maknai dan nikmati. Optimalkan sesi romantis menyusui sehingga ia bisa merasakan seutuhnya hak rezeki ia ia dalam disusui; baik air susunya, dekapan, kontak mata, ucapan sayang dan kalimat thayyibah.
Barakallahu fiik..
latih - percayakan - jalani - supervisi - latih lagi
#KuliahBunSayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
Comments
Post a Comment