Posts

Showing posts from December, 2017

Jurnal Anak-anak, Desember 2017

Image
Asiyah 3 tahun 2 bulan - Imajinasi setinggi langit. Dijamin rumah jadi artistik bin abstrak saat Asiyah di rumah, heu. Tapiii ada bahagia tersendiri liat rumah tak berbentuk begitu. Artinya alhamdulillah anak sehat, aktif, kreatif insyaAllah. Justru bahaya kalo rumah rapi terus, bisi lagi sibuk main layar. - Asiyah suka dikasih screen time game edukasi semacam puzzle caterpillar, atau panggo. Di kasih di saat-saat tertentu. Biasanya kalo udah beres ngaji sebagai hadiah. Tetap sambil didampingi, karena anaknya akan tiap 3 detik manggil Bunda dan ngejelasin apa yang lagi dimainin. Kata paksuami, masih aman selama kalo diambil ga nangis dan saat nonton didampingi. - Mulai masuk iqra' 2, walopun sebenernya makhrajul huruf belum sempurna di huruf-huruf 'susah' seperti sho, dho, dan tho. Seiring waktu semoga makin tepat. Bunda harus makin giat dan semangat kelas tahsinnya, bismillah! - Suka main gelantungan, Bunda mulai puter otak nih ajak ke playground mana yaa - Suka ...

Bunda dan Anak-anak

Image
Hari ini perdana bawa anak-anak pergi (yang agak jauhan alias butuh naik tram) tanpa suami. Sebelum-sebelumnya paling banter daerah sekitar rumah. Apa yang didapet? Bahwa berjalannya hari, detik tiap detik, lancar engga-nya, itu bukan semata ikhtiar diri. Yang saya rasakan sejauh ini, pelajaran dalam menjadi ibu (terutama dengan bayi dan balita) itu utamanya adalah perihal BERSERAH pada Allah. Modal bismillah. Kalo ada kekhawatiran nanti gimana, ubah ke zikir dan balikin jadi 'gimana nanti'. Semoga Allah tunjukin, gerakin ini pikiran dan badan harus gimana. Tadi kita ke Angered centrum. Mau beli sepatu boot winter untuk Asiyah sama ke supermarket beli beberapa stationary dan kebutuhan rumah yang udah abis. Maryam digendong pake soft structure carrier (SSC), Asiyah duduk di stroller. Pas udah berangkat, di deket halte, tiba-tiba Asiyah bilang mau pipis. Waduw bener tadi lupa pipisin dulu sebelum berangkat. Mau balik udah kejauhan, jadilah kita numpang pipis di restoran dek...

Cherish The Baby Steps

Dulu, waktu awal-awal jadi ibu newbie dengan bayi merah di usia 22 tahun. Saya pernah bilang ke teman saya waktu itu, "Mbak, kadang kalo ngeliat ibu-ibu lain, keliatan supermom banget. Aku ngerasa cupu gini-gini aja." Lalu jawaban yang ia berikan begitu membekas, "ie, yang kamu lihat itu mereka yang sekarang. Usianya bahkan pada jauh lebih tua dari kamu. Saat mereka seusia kamu bahkan nikah juga belum." Doeng. Iya, kerap kali kita (saya maksudnya) tergoda membandingkan diri dengan orang lain (lantas merasa cupu sendiri). Tapi kita lupa, tiap orang punya pace- nya masing-masing. Dan kalo pun ada yang harus kita bandingkan, adalah diri kita sendiri, apakah sudah lebih baik (dari sebelumnya) atau belum? Kita ga berkompetisi dengan siapa pun, selain dengan diri sendiri.

Menanamkan Aqidah #1

Pada sesi baca buku sebelum tidur malam ini, Asiyah pilih buku kisah 25 nabi, hadiah dari Opa dulu. Asiyah lagi suka sama kisah Nabi Hud, beberapa malam ini itu terus yang diminta ulang-ulang, karena ada gambar angin topannya. A: "Apa isi angin topannya Bunda?" B: "Ada pohon, rumah, sama orang-orang yang ga mau percaya Allah." A: "Allah itu laki-laki atau perempuan?" B: (Bunda mulai berpikir keras.. heu.. hmm.. ) "Allah itu bukan laki-laki dan perempuan. Allah yang ciptain laki-laki dan perempuan. Allah itu beda sama manusia. Kita ga usah bayangin Allah kayak gimana." A: (terlihat bengong sebentar) "Allah pake kerudung gak?" B: ........ Pas ngulang cerita itu lagi, pertanyaan sama terlontar lagi. Over and over. Heu, Bunda kudu belajaaar lagi niiih merangkai kata yang pas. Singkat, padat, masuk logika bocah. Gimana yaa... Oh yes, parenting is more challenging nowadays. The vision of 'future' is getting real, getting cl...

Untuk Dipegang Erat

Kalau kita inget, bahwa semua kemudahan yang ada hanyalah karena rahmat Allah, maka ga ada ruang untuk sombong. Semestinya. Apa yang mau disombongin? Toh semua yang terjadi bukan murni karena campur tangan kita. Kalau kita sadar, bahwa tiap kebahagiaan hanyalah karena rahmat Allah, maka ga ada celah untuk merasa lebih tinggi. Semestinya. Apa yang mau dirasa hebat? Toh Allah sangat bisa mengambil semuanya dalam sepersekian detik. Sedih, senang, senyum, tawa, semua dari Allah. Kalo ada sedih, inget-inget, biasanya karena perbuatan kita. Kesalahan kita sendiri. Allah Maha Baik, Ia mau kita bersegera kembali. Kondisi kita bersimpuh, berdoa, mengemis, merengek ke Allah itu boleh jadi mengandung bahagia yang tak ternilai. Saat ada senang, inget, kebahagiaan kita adalah hadiah dari Allah. Harusnya makin berterima kasih. Makin mendekat. Makin bersyukur. Makin merunduk. Jadi, apa yang mau disombongin? Apa yang mau dibanggain? Semua hanya karena rahmat Allah.

Pause

HP rusak (lagi). Ceritanya suatu malam baterai hp saya habis dan semalaman ga di cas, besoknya dicas ga berpengaruh. Qadarallah sampe sekarang masih mati ga mau nyala. Setiap putus hubungan sama hp gini, saya ngerasa ada ketenangan(?). Saya seperti mendapatkan waktu untuk lebih khusyuk menjalani hidup. Ga direcoki dengan kekepoan ngecek hp secara berkala. Ga dipusingin sama serbuan notif. Saya menyebutnya detoks. Kondisi tanpa hp ini mendetoks kebiasaan pegang hp, termasuk bermedsos. Mau ga mau perhatian jadi digunakan untuk ngelakuin hal lain yang (semoga) lebih berguna. Ya walau tentu jadi terbatas ngehubungin suami, insecure kalo mau pergi-pergi, tapi tetep ada 'kenikmatan' bersama episode ini. Detoks itu perlu, secukupnya. Alhamdulillah 'alla kulli hal.

Dua Celah

Perjuangan itu ga berhenti sekalipun kita sudah 'hijrah'.. yang tadinya belum menutup aurat, jadi berhijab.. yang tadinya me-time nonton film nirfaedah, jadi nongkrongin channel ustad, yang tadinya belum pake kaos kaki, jadi rapih tertutup rapat, dan sebagainya, dan sebagainya.. Perjuangan akan terus dibutuhkan, selama kita masih bernafas, karena setan pun akan terus menggoda tak peduli bagaimana keadaan iman kita, mereka datang dari arah depan, kanan, kiri, dan belakang, terus membisik, menggoda,  mengintai Hanya dua kunci selamat, hanya dua celahnya, ke atas dengan melangitkan doa, dan ke bawah dengan menyungkur bersujud (shalat). Perbanyak dan jaga kedua hal itu, agar kita selamat, agar hati kita sehat, agar kita mampu merasakan surga sebelum surga, bagaimanapun kondisi kita di dunia. --- “Iblis menjawab: ‘Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan men...