Melatih Kemandirian Anak #Day1

Game level 2 di kelas 'Bunda Sayang' dari IIP kali ini adalah tentang kemandirian. Bisa ke anak, bisa juga ke orang tua. Sebenernya dua-duanya perlu dan bisa dilakukan paralel ya, cuma biarlah yang didokumentasikan yang anak (dulu) aja. Itu juga semoga ga mandek di tengah jalan, heu.

Ada istilah yang baru saya dengar di materi kedua ini, dan bagi saya terdengar cukup keren, yakni "One Week One Skill". Kenapa selama ini belum pernah kepikiran ya (heu siapa kamu)..

Seperti biasa, lamanya game alias tantangan ini adalah 10 hari. Artinya setidaknya ada dua skill yang akan dilatihkan yang tentunya sebaiknya sesuai usia dan tahap perkembangan anak.

Setelah berpikir sebentar, saya memutuskan dengan sepihak bahwa skill yang akan mula-mula dilatih adalah.... Makan sendiri dan Tidur 'sendiri', karena bisa menciptakan kebiasaan (habit) yang baik, melatih kemandirian (dan rasa percaya diri, sekaligus memberikan manfaat nyata pula bagi emaknya hahahaha.

Terkait makan sendiri, sebenernya Asiyah udah dikenalin BLW dari awal MPASI, 6 bulan. Tapii karena alasan ini itu (diantaranya ga pede sama kecukupan asupan nutrisi plus 'titah' keluarga untuk nyuapin) jadilah ujung-ujungnya disuapin. Sebenernya di Swedia mah udah dibiasain mengawali makan dengan makan sendiri. Awal-awal kan biasanya masih laper tuh, nah lancar jaya aja makannya, tapi pas udah di tengah-tengah, mulai slow motion lah suapannya dan biasanya berakhir dengan bosan dan stuck makannya. Barulah Bunda atau Ayah turun gunung menuntaskan makannya. Kalo Bunda sih sebenernya lebih selow ya urusan makan. Kalo laper juga anaknya makan gitu mikirnya (bener ga sih? wkwk), kalo Ayah lebih disiplin alias harus sebisa mungkin habis tandas semua sampai tetes terakhir(?). Terbukti sih, selama Bunda kuliah dan berarti makan siang sama Ayah, badan anaknya makim berisi dan sekel. Sebelum Bunda kuliah sakitu-kitu wae, heu.

Nahh, apalah lagi di Indo makin keenakam anaknya disuapin, dengan alasan 'biar cepeet'. Tapi saya jadi mikir, apa iya 'ndud' itu better than good eating habit. Saya malah ga mau anaknya makan bagus di jangka pendek, tapi punya memori yang ga asik dalam proses makan (dipaksa abisin) ataupun kebiasaan disuapin.

Saya juga lihat ada teman yang anak-anaknya standar aja badannya, cenderung kurus, tapi makannya selalu sendiri dan duduk rapi dari awal sampe akhir. Nah gimana nih yang paling optimal?

Pelan-pelan nasihat tante saya terngiang lagi, "Nyuapin itu tanda sayang, suapin lah anak, kamu yang udah gede juga seneng kan kalo disuapin?" (Sambil nyuapin saya, wkwk).

Bener juga sih. Kadang anak menolak makan sendiri kan bukan simply karena mereka ga bisa atau males, tapi bisa juga karena lagi pengen ngerasa diperhatiin atau disayang. Saya sebenernya juga baper sih pengen punya memori disuapin sama ibu saya, yang tentunya ada tapi mungkin saya udah lupa karena pas kecil. Kalo tante saya emang hobinya nyuapin orang, anak sendiri maupun bukan, ke anak kecil maupun yang udah beranak-pinak.

Ealaah jadi mau ngajarin anak makan sendiri apa enggak nih? Malah jadi kemana-mana. Hem Intinya, saya pengen anak saya mampu dan bisa makan sendiri, punya habit makan yang baik, ga bergantung orang lain, punya impresi yang baik terhadap proses makan, tapi juga tetap merasa disayang dan diperhatikan, serta tentunya asupan tetap terjaga optimal.

Gimana dong solusinya plus step konkritnya?

- Sounding, berikan pengertian kenapa ia sebaiknya makan sendiri. "Makan sendiri itu bagus, kereen. Bisa jadi anak mandiri yang ga bergantung orang lain. Lebih seru juga." Semacam itu. Jadi anak tahu kenapa dia harus makan sendiri, kenapa kita mau mereka makan sendiri, semoga jadi ada kesadaran dari diri sendiri.
- Buat jam makan besar dan snack.
- Biasakan makan bersama, duduk.
- Tata makanan ramah suapan anak jadi mudah suapnya.
- Prosesi makan maksimal 30 menit
- Batasi snack diantara jadwal makan. Nah ini pe-er secara di rumah snack di supply terus, mungkin kudu diumpetin ya.
- Puji bila anak berusaha apalagi berhasil makan sendiri. Hargai tiap usahanya.
- Tetap berikan afeksi dan sayang-sayangan di lain bentuk. "Walaupun makan sendiri, tetep disayang dan dapet perhatian kok, bentuknya aja yang jadi beda." Semacam itu.

Harapannya anak bisa menghargai dan senang di waktu makan, kayak si triplets di the return of superman itu lah, heuhe.

Bismillah yaa

#day1
#IIP
#level2
#Bunsay


Comments

Popular posts from this blog

Persiapan IELTS Tanpa Preparation Class

Jalan-jalan Turki day 1: Ephesus!

Cerita Kehamilan di Indonesia dan Swedia