Muraja'ah Anak - Kapan Asiyah Mengulang Hafalan?

Sedikit dokumentasi tentang proses Asiyah belajar mengaji. 

Sedari awal, keinginan kami adalah semoga Asiyah (dan kelak adik-adiknya) bisa senang dengan alquran, senang membacanya, senang menghafalnya, dan semoga kelak senang hati pula menjadikannya sebagai pedoman hidup dan menyebarkan cahayanya. Tentu pengen bisa anak hafidz quran. Sekalipun sadar diri, kemampuan diri masih jauh dari sempurna. Saya rasa, ada hikmahnya juga saat menyadari kemampuan diri masih pas-pasan tapi harapannya tinggi, yakni jadi ada semangat belajar dan jadi fokus juga sama perbaikan diri, ga melulu melihat ke anak, berharap ke anak. Rasanya lebih nyaman.

Kalau katanya Bu Elly Risman, perbaikan apapun yang ingin kita lakukan ke anak, pertama kali yang harus dilihat dan diperbaiki adalah orang tuanya. Dan saya merasakan sekali efeknya statement tersebut. Begini, misal dalam keseharian, saya memutar salah satu surat, niat utama buat hafalan diri sendiri. Tapi masyaAllah, anak meniru dengan baik. "Bonus" yang sangat berharga. Bukan hanya tentang hafalannya, tapi juga semangatnya, kesenangannya. Jadi saya rasa kalau ada yang bertanya, gimana caranya biar anak suka menghafal? (Walaupun malu hati pisan kalo ada yang bertanya seakan udah expert padahal masih sama-sama belajar ya, semoga ada kebaikan yang bisa diambil barang sedikit), maka bagi saya jawabannya adalah mulai dari diri kita sendiri.

Mau anak senang membaca quran, orang tuanya senang dulu membaca quran
Mau anak senang menghafal alquran, orang tuanya juga mulai dulu belajar menghafal

Kalau katanya Ust Budi Ashari, tentulah kita akan kalah kalau tanding kemampuan menghafal sama anak, tapi bukan berarti jadi excuse untuk kita menyerah. Mau nambah satu surat, atau bahkan menguatkan satu surat, itu juga berharga. Semoga dengan terus menerus istiqomah, biar butuh bertahun-tahun kelak bisa signifikan juga nambah hafalannya :) aamiin

Asiyah sudah hafal surat apa aja?
Besok umur putri kami insyaAllah tepat 29 bulan, dua tahun lebih lima bulan. Sejauh ini yang terdeteksi ia sudah hafal surat alfatihah, an-nas, al-falaq, al-kautsar, al-maun, 10 ayat pertama al-kahfi, sebagian an-naba, sebagaian an-nur ayat 35, al-maun, an-nasr, al-kafirun, al-quraisy, al-fil, al-humazah, at-takasur, al'asr, ayat kursi, sebagian asy-syams. Segala puji hanya milik Allah, segala daya dan upaya hanya dalam genggaman-Nya. Semoga selalu terjaga, dan bertambah ya nak. Barakallahu fiik..

Gimana metode menghafalnya?
Kurang lebih sebagaimana yang diceritakan disini; Asiyah dan Kakak Maryam. Mengutip salah satu nasihat dari kajian Ust Budi Ashari; Pendengaran sebelum penglihatan, menghafal sebelum menganalisa, (lengkapnya bisa dilihat disini; Kunci Prestasi Generasi Islam). Jadi diusia ini, dua tahun, dimana kami belum mengenalkan huruf-huruf hijaiyah, yang menjadi 'senjata' adalah pendengaran. Didengarkan murotal dengan kuantitas yang cukup, didoakan di depan dan dibelakangnya, dan juga apresiasi dan pujian.

Mengenai doa, Ust Budi Ashari menjelaskan dalam salah satu seminarnya (Petunjuk Islam dalam Mendidik Anak), bahwa hal ini merupakan salah satu metode Rasulullah SAW dalam mendidik anak-anak. Beliau berkata, ciri khas metode nabawi itu 'sederhana' tapi impact nya luar biasa. Dipikir-pikir iya juga, apa ngga bikin meleleh kalau didoakan dihadapan kita "ya Allah sayangilah xx, jadikanlah xx anak yang shalihah, yang senang menghafal alquran." apalagi sambil dielus punggungnya dan dikecup kepalanya :)

Kapan Asiyah mengulang hafalan qurannya?
Kami masih harus banyak belajar tentang metode yang seharusnya, kami sejauh ini masih ngalir alami aja. Selama ini ini kami ga pernah memaksanya mengulang hafalan, ataupun menghafal. Alhamdulillah seringnya dia yang "bunyi" sendiri. "Bunda, Asiyah mau ngaji alkahfi pendek ya (10 ayat pertama)," disela-sela aktivitasnya bermain di rumah. Atau saat lagi main ayunan tahu-tahu dia melantunkan aneka surat yang terlintas dalam benaknya (ga mungkin dihalangi dan dibilang nanti aja ngajinya diatas sajadah kan?). Ga jarang juga saat lagi di tram, di atas strollernya, dia tiba-tiba bilang "Heehe kok Asiyah malah ngaji An-Nas?" Ternyata diam-diam dia bersenandung surat yang lagi-lagi terlintas dalam pikirannya.

Asiyah (2 tahun) voluntarily ngaji Annas saat lagi main ayunan
Barakallahu fiik..

Kadang malah ga mau kalau Bunda/Ayah ikut nimbrung, "Asiyah aja, Bunda/Ayah jangan ikutan ya." Kalau ada yang salah-salah pengucapan baru diinterupsi atau dibenarkan pas udah selesai.

Kami juga suka ngasih reward kalau dia pinter ngajinya, terutama diawal-awal. Sederhana aja, misal dua butir smarties (hihi, iya makan smarties dieman-eman), atau sepotong cokelat, atau sekeping oreo, dsb. Cukup membuatnya merasa berbinar-binar dan dihargai. Tentunya juga sambil diapresiasi verbal, dijelaskan kalau kita senang ia mengaji, dsb, jadi bukan sekedar reward tanpa tahu makna dibaliknya. Ga takut ketergantungan? Alhamdulillah sejauh ini ga ada yang mengkhawatirkan, dia ga ngaji semata biar dapet reward aja, yang ada malah sebaliknya ia jadi senang mengaji tanpa memikirkan lagi apakah akan dapat reward atau engga.

Suami suka menciptakan 'permainan' sehingga prosesnya jadi lebih fun. Misalnya, suami suka meluk Asiyah kenceng-kenceng, dan baru dilepas kalau ngaji dulu, hehe. Yang lucu, Asiyah suka ikutan, dia peluk atau pegang Ayahnya kenceng-kenceng dan dibalikin, Ayahnya baru dilepas kalau ngaji :D

Adakah waktu khusus?
Tanpa disengaja tiap bada maghrib, saat saya biasa tilawah, Asiyah juga menjadikannya waktu mengajinya. Dia akan ambil mushaf dan mengaji aneka surat yang ia sudah hafal. Jadi bisa dibilang waktu rutin mungkin ya bada maghrib ini ya. Walaupun diluar waktu ini juga lebih sering Asiyah "bunyi" sendiri ngajinya.
Kalau Bunda dan Asiyah lagi di rumah aja, maka biasanya bada dhuha juga kami mengaji sama-sama. Polanya sama, Bunda ngaji, maka Asiyah akan ikut-ikutan. Lamanya juga variatif. Kalau lagi moodnya bagus bisa sekitar 15-20 menit (untuk ukuran anak dua tahun ini udah lama banget), kalau lagi ga mood baru lima menit juga udahan.

Ibarat teko, hanya akan keluar apa yang diisikan. Saat ini Ipad maupun laptop di rumah hanya difungsikan untuk memutar murrotal, kajian maupun bahan kuliahan Bunda, dan video-video Asiyah sendiri. Jadi yang keluar pun seputar itu insyaAllah. Dulu sempat Bunda 'iseng' memperkenalkannya sama aneka film pendek (islami) dan lagu-lagu, tapi ternyata anaknya kurang tertarik sama film (belum saatnya mungkin), sedangkan kalau lagu malah bikin antusiasme mendengar murotalnya menurun. Maka kami evaluasi diri dan sejauh ini merasa format beginilah yang pas saat ini. Asiyah masih denger lagu kok di sekolah, tapi mungkin karena intensitasnya jauh lebih sedikit jadi sejauh ini ga masalah, toh kami juga kadang nyanyi sama-sama, hanya saja biasanya ga difasilitasi dengan musik/videonya.

Pe-er saya adalah membenarkan makhraj dan tajwidnya. Emang sih masih dua tahun, tapi insyaAllah bisa dimulai. Kata salah satu guru saya, anak dua tahun udah bisa diajarkan makhraj, lima menit sehari aja asal konsisten insyaAllah bisa. Bundanya harus makin semangat dan rajin belajar tahsinnya :) Pengen banget anak bisa ngaji melalui tangan orang tuanya, terutama di usia preschool begini ya. Kelak kalau udah gede mah semoga dapet guru yang hebat, sehingga bisa kebalik jadi ngajarin Bunda dan Ayahnya. Aamiin :)

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Persiapan IELTS Tanpa Preparation Class

Jalan-jalan Turki day 1: Ephesus!

Cerita Kehamilan di Indonesia dan Swedia