Jalan-jalan ke Perpustakaan Kota Göteborg (Stadsbiblioteket)
Beberapa kali terpikir mau mendokumentasikan tulisan khusus tentang perpustakaan di Göteborg tapi bingung mulai dari mana. Sampai akhirnya dikasih tahu ada program 'Nada Baca' dan diminta cerita tentang perpustakaan disini dalam tema 'Libraries Around the World'. Alhamdulillah ada alasan untuk nulis, semoga bermanfaat ya.
Seramai apa?
Ada apa saja disana?
Keluar dari area bayi, ada area prakarya. Disana, anak-anak yang lebih besar bebas bikin apa saja, alat dan bahan disediakan. Disana juga boleh makan, disediakan microwave untuk menghangatkan makanan. Disebelahnya ada family room, di dalamnya ada sofa yang biasa dipakai untuk ibu menyusui dan juga kamar mandi lengkap dengan changing table kalau mau ganti popok.
Kalau sudah selesai, bukti peminjaman bisa diberikan pakai struk ataupun lewat email. Batas waktu peminjaman rata-rata tiga minggu, dan boleh memperpanjang waktu peminjaman. Batas maksimalnya saya kurang yakin yang jelas banyak banget, bisa puluhan. Saya pernah liat bapak muda minjem buku anak sampai segunung, dua lusin mungkin ada itu :D Saya maksimal pinjem 6 buku, itu aja udah ngos-ngosan bacainnya hehe.
Dari usia berapa ke perpustakaan?
Saya dan Asiyah pertama kali rutin ke perpustakaan ini saat Asiyah usia 11 bulan. Bisa dibilang telat banget, karena ternyata banyak yang dari bayi kecil bahkan newborn sudah dibawa orang tuanya kesini. Di perpustakaan kota Göteborg atau yang dalam bahasa lokal disebut 'Stadsbibliotek' ada bagian khusus anak yang sangat baby-friendly. Area anak ini letaknya di lantai dasar, tinggal lurus aja dari pintu masuk maka akan keliatan tempat parkiran stroller. Tulisan ini hanya membahas bagian anak aja ya :)
Seramai apa?
Kalau diluar cerah dan hangat, biasanya perpustakaan anak ini relatif sepi karena biasanya keluarga disini lebih memilih menikmati cahaya matahari di luar ruangan; bisa piknik di taman, ke taman bermain, dan sebagainya. Tapi kalau diluar cukup dingin, apalagi berhubung sekarang sudah masuk musim gugur, bisa ditebak perpustakaan jadi ramai sekali. Kalau lagi ramai, area stroller akan penuh dan strollernya bisa disusun di rak tingkat. Saya sempat takjub liat tempat parkir stroller kok ada rak tingkatnya kayak buku aja, heu..
Jangan kaget juga kalau lihat bapak-bapak hanya bersama bayinya disini (iya, tanpa ditemani istrinya). Hal tersebut lumrah di kultur setempat dimana para ayah biasa terjun langsung mengasuh anak. Hal ini didukung peraturan negara yang memberikan jatah cuti anak sebanyak total 480 hari yang dapat dibagi untuk kedua orang tua. Ibu saya sampai takjub saat lihat tiga orang ayah muda masing-masing mendorong stroller masuk perpustakaan tanpa ditemani istrinya. Perpustakaan jadi ajang para orang tua untuk menjalin pertemanan dan playdate.
Jangan kaget juga kalau lihat bapak-bapak hanya bersama bayinya disini (iya, tanpa ditemani istrinya). Hal tersebut lumrah di kultur setempat dimana para ayah biasa terjun langsung mengasuh anak. Hal ini didukung peraturan negara yang memberikan jatah cuti anak sebanyak total 480 hari yang dapat dibagi untuk kedua orang tua. Ibu saya sampai takjub saat lihat tiga orang ayah muda masing-masing mendorong stroller masuk perpustakaan tanpa ditemani istrinya. Perpustakaan jadi ajang para orang tua untuk menjalin pertemanan dan playdate.
Ada apa saja disana?
Oke, pertama kali kita akan masuk ke area bayi (babies section) yang full carpet. Sebelum masuk sepatunya disusun dulu di rak yang sudah disediakan. Kalau ga mau buka sepatu disediakan juga plastik pembungkus khusus jadi tinggal disarungin aja di sepatunya.
disini disediakan buku anak aneka bahasa walaupun tentunya mayoritas berbahasa Swedia. Disediakan juga aneka mainan seperti balok-balok (seperti) kayu (berbahan busa), kolam busa, mobil-mobilan kayu, segunung boneka, dan sebagainya. Sayangnya saya susah ambil foto disini karena lagi rame terus, disini agak ga enak kalo ambil gambar yang ada orang lainnya, harus izin dulu sebelumnya. Cuplikannya bisa dilihat di beberapa detik pertama video dibawah :D
disini disediakan buku anak aneka bahasa walaupun tentunya mayoritas berbahasa Swedia. Disediakan juga aneka mainan seperti balok-balok (seperti) kayu (berbahan busa), kolam busa, mobil-mobilan kayu, segunung boneka, dan sebagainya. Sayangnya saya susah ambil foto disini karena lagi rame terus, disini agak ga enak kalo ambil gambar yang ada orang lainnya, harus izin dulu sebelumnya. Cuplikannya bisa dilihat di beberapa detik pertama video dibawah :D
Furniturnya dibuat ramah bayi, semuanya empuk dan bisa dimainin(?). Rak bukunya dibuat seperti terowongan, jadi anak bisa merangkak ditengah-tengahnya. Ada juga kolam busa, bayi-bayi bisa aman guling-guling disana, ada juga kuda-kudaan, kursi putar, dan sofa panjang yang empuk.
Keluar dari area bayi, ada area prakarya. Disana, anak-anak yang lebih besar bebas bikin apa saja, alat dan bahan disediakan. Disana juga boleh makan, disediakan microwave untuk menghangatkan makanan. Disebelahnya ada family room, di dalamnya ada sofa yang biasa dipakai untuk ibu menyusui dan juga kamar mandi lengkap dengan changing table kalau mau ganti popok.
prakaryanya boleh dipajang disini
semua bahan disediakan
ini dalamnya, boleh makan juga disini
disediakan microwave
di belakang sana ada area audio-visual dan board game
di sebelah area prakarya ada 'family room'
dulu saya biasa nyusuin asiyah disini, naymbung sama toilet
ini toiletnya,
lampu dan keran otomatis, ada pispot anak, dan changing table
di bagian depan jg ada toilet khusus lansia dan anak
Masuk lagi ke bagian dalam maka kita akan melihat mini teater dan juga panggung kecil tempat anak-anak bisa bermain peran dan berimajinasi. Di dekat panggung juga ada area audio visual dan board game, lho :D
Gimana cara meminjam bukunya?
Kalau mau pinjam buku kita harus daftar dulu, nanti dikasihkan kartu member dan juga kode pin. Kode pin ini juga jadi password untuk akses wifi di perpustakaan. Cara pinjam bukunya mudah banget tinggal scan barcode kartu aja, atau kalau ga bawa kartu bisa juga masukan nomor kependudukan kita (personnummmer) lalu masukan kode. Bukunya ga perlu di bawa ke resepsionis, cukup lakukan di mesin peminjaman aja dengan meletakan buku-buku tersebut diatas meja, otomatis buku-buku itu akan terscan dengan sendirinya dan masuk ke data di komputer.Kalau sudah selesai, bukti peminjaman bisa diberikan pakai struk ataupun lewat email. Batas waktu peminjaman rata-rata tiga minggu, dan boleh memperpanjang waktu peminjaman. Batas maksimalnya saya kurang yakin yang jelas banyak banget, bisa puluhan. Saya pernah liat bapak muda minjem buku anak sampai segunung, dua lusin mungkin ada itu :D Saya maksimal pinjem 6 buku, itu aja udah ngos-ngosan bacainnya hehe.
pinjem buku cukup pakai komputer
Gimana cara mengembalikan bukunya?
Lagi-lagi ga perlu ke peugas perpustakaan, cukup letakan buku satu per satu di mesin khusus yang ada semacam 'conveyor belt' kecilnya maka otomatis akan terscan dan tersimpan. Kita juga dikasih struk tanda bukti pengembalian.
Terhubung ke semua perpustakaan lainnya
User id wifi dan keanggotaan perpustakaan ga hanya berlaku di perpustakaan kota aja, tapi juga di semua perpustakaan daerah. Disini perpustakaan tersebar banyak sekali, di tiap kelurahan atau kecamatan mungkin ya. Sistemnya pun terhubung, saya bisa mengembalikan buku ke perpustakaan dekat rumah sekalipun saya pinjamnya dari perpustakaan pusat. Begitu juga dengan akses internet, dimana pun ada perpustakaan saya bisa online dengan aman tanpa takut kehabisan pulsa hehe.
Seberapa sering ke perpustakaan?
Saya dan Asiyah bisa dibilang seminggu bisa tiga sampai empat kali ke perpustakaan ini. Letaknya yang strategis di pusat kota dan juga dekat kampus (cuma dua menit naik bus) membuatnya jadi meeting point kami. Terkadang kami juga ke perpustakaan-perpustakaan dekat rumah yang juga ada bagian anaknya walaupun lebih kecil. Saat ini kalau disuruh memilih menghabiskan waktu dimana, antara perpustakaan ini dengan mall, maka dengan lugas Asiyah akan jawab, "perpustakaan!" :D
Saya pernah berbincang dengan guru Asiyah di open-preschoolnya dulu, beliau sudah tidak muda lagi, kurang lebih seusia ibu saya. Waktu itu saya cerita tentang betapa saya senang dan nyaman dengan perpustakaan kota. Beliau menimpali, "Berbicara tentang perpustakaan membuatku ingat dengan memori kecil dulu, dan saya rasa ini juga dialami tiap orang, dimana ibuku sering sekali mengajakku kesana. Menghabiskan waktu di perpustakaan jadi rutinitas masa kecil. Kalau ingat itu sampai sekarang rasanya menyenangkan. Iya kan?" Saya terbata menjawabnya, karena menyadari satu-satunya perpustakaan yang pernah saya datangi sebelumnya hanya perpustakaan sekolah yang tentunya sama sekali bukan destinasi wisata :") Saya tutup perbincangan itu dengan kalimat harapan, bahwa saat ini Indonesia sudah mulai punya perpustakaan yang ramah anak, saya pernah dengar di Depok sudah ada, semoga memang benar begitu adanya ya :)
Yuk, kita jalan-jalan ke perpustakaan! Semoga makin banyak perpustakaan menyenangkan dan ramah anak di negeri kita. Aamiin..
Mau lihat lebih lanjut bagaimana isinya? Yuk tonton videonya disini,
Göteborg, Oktober 2016,
Bunda Asiyah.
Comments
Post a Comment