Jurnal Asiyah 21 Bulan



Jurnal yang telat sebulan. Lebih baik terlambat daripada ga sama sekali, yes? :D Kenapa bisa telat Bun? Kalo dicari alasan mah banyak, mulai dari Asiyah yang sempat demam, proses sapih yang menyita pikiran, safar, dsb. Tapi intinya mah belum pandai mengatur waktu aja, mohon maaf ya, nduk.. Mari langsung saja..

Proses Menyapih
Alhamdulillah terhitung sejak 19 Agustus 2016 Asiyah sudah resmi disapih, insyaAllah. Cerita lengkapnya bisa dilihat disini (Pengalaman Menyapih Asiyah).

Makan
Setelah siang hari resmi ga menyusu, terlihat nafsu makannya bertambah. Lebih mau mencoba makanan baru dan sekali makan suka banyak. Sekarang udah bisa bilang juga kalau lapar, "Asiyah lapar, mau nasi." Konsekuensi berenti ASI adalah harus siap makanan terus, bahkan bisa juga saat sudah di kasur mau tidur tiba-tiba minta makan, biasanya kalau begini dia minta pisang atau nasi atau roti.

Oma dan Aya Datang
1 Agustus 2016 Oma (Mama saya) dan Aya (sepupu saya, Ola dipanggilnya Aya oleh ponakan-ponakan) datang. InsyaAllah akan berada di Gothenburg selama tiga bulan. Alhamdulillah senangnya rumah jadi makin rame. Sejak hari pertama Asiyah langsung lengket sama Aya, sama Oma juga langsung mau dicium, dsb. Tinggal pe-er nya bisa bobo selain sama Bunda, selama ini kalo bobo wajib sama Bunda sekalipun sudah ga menyusu.

siap jemput Oma dan Aya ke Bandara

Horee.. banyaakk hadiaah dari Indonesia..


Langsung lengket sama Aya

Love Oma

Main di taman beruang

Ke perpustakaan


Menuju Sekolah
Another 'exciting' thing is Asiyah is going to be a pre-schooler! Tengah Agustus Asiyah rencananya mulai sekolah di International Preschool dekat kampus saya dan suami. Rencananya hanya maksimal  3-5 jam tiga hari seminggu. Semoga dengan sekolah Asiyah bisa mendapat figur kepercayaan lain diluar orang tuanya sehingga bisa lebih terbuka, terbiasa dengan kehadiran teman-teman, terbentuk rutin yang baik dalam keseharian, dan mengasah kemampuan bahasa asingnya.

Hal yang saya suka di Swedia ini kurikulumnya benar-benar ramah anak, setiap hari anak-anak akan bermain di outdoor sekurang-kurangnya satu jam, bagaimana pun cuaca diluar. Selain itu nilai-nilai setempat banyak yang baik bahkan islami; seperti menghargai orang apapun latar belakangnya, menjaga lingkungan, disiplin, menghargai pendapat siapa pun, memikirkan hak orang lain, dan sebagainya.

Terkait bahasa, di rumah tetap saya berbahasa Indonesia karena saya bertekad anak saya harus pandai dan mahir berbahasa Indonesia. Bukan sekedar bisa, tapi mampu memaknai dan menghayatinya, sehingga dapat menggunakannya baik secara lisan maupun tulisan. Selain itu saya lebih nyaman mengungkapkan sesuatu yang melibatkan emosi, baik berupa memberi pengertian sampai doa, dengan bahasa yang paling saya kuasai. Biarlah ia belajar bahasa asing (Inggris, ataupun lainnya kelak) dari sekolahnya.


udah gedeee..


Bahasa
Asiyah semakin banyak kosa katanya, sudah paham grammar bahasa Indonesia (imbuhan ter-, -kan, -in, maupun kata keterangan seperti yang, dan, sekali, dsb), bisa pakai nada bicara yang tepat, bisa mengungkapkan warna dalam bahasa indonesia dan bahasa inggris, dan bisa beberapa kata 'gaul' dalam bahasa Indonesia. (deh, dong, keleus, gajebo, dsb)

Sekarang Asiyah udah bisa nyeritain isi buku sesuai isi yang biasa kita ceritain, misal buku halo balita,
"Kok sali bobo lagi"
"Dingin, bu.."
"Siapa mau jalan-jalan."
dsb, sesuai cerita di tiap halamannya. Asiyah menghafal gambar yang ada dengan percakapan yang biasa dibacakan. Di usia ini memang Asiyah masih menikmati mengulang-ngulang buku walaupun sudah sangat sering dibacakan, belum minta buku-buku baru karena bosan.

Tiada hari tanpa bercerita dan buku

Beberapa contoh kalimat=
"Bunda, (tolong) bukain xxx."
"Jendela terbuka."
"Bunda, (tolong) ambilkan xxx."
"Namaku Asiyah. Namamu Aya." Kita ga pake kata ganti aku-dan kamu sih, pakenya nama, ini untuk sekadar belajar aja.
"Halo Bunda, kata Panda." Asiyah lagi seneng pake 'kata (si-Fulan)' ngikutin percakapan dari buku.
"Ini Aya, bukan Ayah.."
"Asiyah bantu ayah cuci baju.. Asiyah bissaa.. Keluar, keluar (meragain ngeluarin baju dari mesin cuci. Ini baju siapa? Asiyaah.. Ini celana siapa? Asiyah.. Ini gamis siapa? Bundaa.." Bercerita sendiri.
"Om, Asiyah mau jeruk, dong.." Di supermarket, maksudnya ngomong ke pak kasir.
"Asiyah mau nenen gak? Enggak.. (atau kadang bilang 'mau')" Monolog sendiri tiba-tiba..
"Lapar buu?" atau "Lapar pak?" Disaat saya atau suami lagi makan, mengikuti yang suka kita katakan ke dia, hehe.

Beberapa kosa kata yang agak berat adalah; romantis, sombong, vacuum cleaner, blender, dsb.

Beberapa kata bahasa Swedia juga bisa dari buku atau open preschool, plek-plek ditiru sama nadanya. Seperti, "Titta Lampa!" "Gomorron" dsb..

She talks a lot, I mean, really a lot. Pernah lagi antri di kasir and she keeps talking about everything, sampai-sampai nenek yang lagi antri di depan kita menoleh lalu senyum dan bilang, "Du prata så mycket" alias kamu ngomongnya banyak sekali. Heu, jadi malu hati. Dan kalau ga ditanggepin Asiyah akan terus ngomong hal yang sama. Kadang orang terlihat bingung saya kayak lagi ngobrol sama seseorang tapi kok cuma ada anak kecil.

Semoga kelak banyak bicara hal-hal kebaikan ya nak, pandai berkomunikasi dan dipergunakan untuk amal shalih, aamiin..

Merangkai Nada
Terkait sama poin sebelumnya, masih di ranah verbal, sekarang Asiyah sudah bisa menyanyi komplit lirik dengan nadanya. Ayahnya sampai terharu waku pertama kali mendengar dia tiba-tiba nyanyi full, waktu itu lagu 'Burung Hantu'. Dia juga suka mengubah-ubah lirik sesukanya tapi lucunya nadanya tetap pas. Thalaalbadru'alayna juga merupakan lagu favoritnya, terinspirasi dari buku kisah sahabat. Semoga suatu saat bisa merekam dengan komplit, karena seringnya tiap Asiyah nyanyi hp saya entah dimana, waktu udah mau direkam nyanyinya udahan, heu..


my favorite big grin :D

Segitu dulu ya.. Semoga Allah tuntun Bunda dan Ayah dalam mendidikmu. Semoga fitrah kebaikan Asiyah selalu terjaga.

You are my precious, my biggest treasure in life.

Love,

Bunda.


Comments

Popular posts from this blog

Persiapan IELTS Tanpa Preparation Class

Jalan-jalan Turki day 1: Ephesus!

Cerita Kehamilan di Indonesia dan Swedia