Those are Big Things!

"Maka tinggalkanlah (Muhammad) orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan dia hanya menginginkan kehidupan dunia.

Itulah kadar ilmu mereka. Sungguh, Tuhanmu, dia lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pula yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.


Dan milik Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. (Dengan demikian) Dia akan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan dan Dia akan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga).


(Yaitu) mereka yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji, kecuali kesalahan-kesalahan kecil. Sungguh, Tuhanmu Mahaluas ampunan-Nya, Dia mengetahui tentang kamu, sejak Dia menjadikan kamu dari tanah lalu ketika kamu masih janin dalam perut ibumu. Maka janganlah kamu mengangap dirimu suci. Dia mengetahui tentang orang yang bertakwa."

(QS. AN-Najm ayat 29 sampai dengan 32).

"Shalat lima waktu, dari Jum’at ke Jum’at, dari Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa-dosa kecil (yang terjadi) diantara waktu-waktu itu selama tidak melakukan dosa-dosa besar." (HR. Muslim)

Sekarang ini, di akhir zaman ini, benar dan salah kerap dibuat rancu. Padahal apa yang benar, apa yang salah, halal dan haram sudah ditetapkan, bagi orang yang beriman. Perbuatan salah, sekalipun seluruh dunia memakluminya akan tetap berdosa. Begitu juga sebaliknya, sebagaimana pun dunia menjauhi kebaikan, ia tetaplah kebaikan. 

Agar kita tidak terjerumus pada hal-hal yang sekedar tampak benar atau salah, kita harus mencari tahu ilmunya. Kalau kata Ust. Zulkifli Muhammad Ali, induk dari segala kesalahan adalah ketidaktahuan. Maka, sebagai catatan diri dan semoga ada manfaat yang bisa diambil, mari kita tulis disini, apa saja yang termasuk dosa-dosa besar?

1. Syirik, percaya pada selain Allah
Syirik adalah dosa terbesar dalam Islam. Apa itu syirik? Secara bahasa, syirik berarti serikat atau sekutu. Artinya, memiliki tuhan tandingan lain selain Allah di hati. Well, sebenarnya istilah 'tuhan' sendiri kurang tepat. Kakak mentor dulu menjelaskan, dalam syahadat kita (tiada ilah selain Allah), kata ilah itu berarti lebih luas dari tuhan, ilah berarti sesuatu tempat kita bergantung, sesuatu yang mendominasi hati. Artinya apa? Ilah ga harus tuhan, ga harus menghadirkan tuhan lain untuk menyekutukan Allah, katakanlah uang, fashion, kekuasaan, popularitas, segala hal yang memiliki porsi besar di hati kita. 

Kalo bahasanya Ust. Yusuf Mansur, kalau misalnya suatu hari ada orang yang harus bayar kuliah, tapi dia ga mampu, kalau yang pertama kali ada dipikirannya adalah menemui bapaknya dan minta uang, maka bisa jadi uang itu adalah ilah dia. Sedangkan kalau yang pertama kali, yang secara otomatis dia lakukan adalah berdoa memohon ke Allah, lebih bagus ditambah shalat dua rakaat, lebih bagus lagi ditambah sedekah, maka baru bener ilah-nya Allah. Yang lebih berabe, kalau bapaknya pun menjawab, "Tenaang, ada motor (buat dijual dan uangnya dipake bayaran kuliah)." Ilah-nya pun berganti jadi motor, bergantungnya ke motor. Padahal ga ada yang bisa jamin itu motor walau diniatin mau dijual, bisa laku. Bahkan kita ga pernah bisa menjamin, lauk yang kita masak hari ini, apakah bisa berhasil masuk ke perut kita, bisa aja keburu diambil kucing, atau tumpah, atau dihabiskan orang lain. Ga ada kuasa, selain Allah.

Kita harus membedakan mana yang ilah dan mana yang wasilah (alat). Ilah kita Allah, sedangkan wasilahnya bisa melalui apa saja. Kalau contoh kasus diatas, wasilah atau alat Allah menjawab hajat kita bisa saja melalui menjual motor, dan sebagainya. Beda cara memandangnya, beda juga nilainya di mata Allah. 

Jadi, sudah benarkah ilah kita? Ini pe-er kita semua sepanjang waktu, meluruskan siapa satu-satunya tempat kita bergantung.

Syirik sendiri banyak macamnya, ada yang besar dan kecil. Termasuk dalam syirik kalau kita membaca ramalan (iya, membaca atau mendengarkannya aja ga boleh), memakai jimat, mencintai selain Allah sebagaimana kecintaan pada Allah, dan sebagainya.

Syaikh Sholih Alu Syaikh –hafizhohullah– mengatakan, 
“Jika seseorang membaca halaman suatu koran yang berisi zodiak yang sesuai dengan tanggal kelahirannya atau zodiak yang ia cocoki, maka ini layaknya seperti mendatangi dukun. Akibatnya cuma sekedar membaca semacam ini adalah tidak diterima shalatnya selama empat puluh hari. Sedangkan apabila seseorang sampai membenarkan ramalan dalam zodiak tersebut, maka ia berarti telah kufur terhadap Al Qur’an yang telah diturunkan pada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.” 

Begitu juga kalau ada orang yang meng-claim dirinya bisa tahu yang ghaib, membaca masa depan, dan sebagainya. Kalau ketemu orang seperti itu, mending jauh-jauh, hindari aja, ga usah tertarik tanya-tanya dan ga usah pake 'tapi'. Lebih baik jalan dengan tenang daripada ambil risiko jalan di pinggir jurang, kan?


Ù„َÙŠْسَ Ù…ِÙ†َّا Ù…َÙ†ْ تَØ·َÙŠَّرَ Ø£َÙˆْ تُØ·ُÙŠِّرَ Ù„َÙ‡ُ Ø£َÙˆْ تَÙƒَÙ‡َّÙ†َ Ø£َÙˆْ تُÙƒُÙ‡ِّÙ†َ Ù„َÙ‡ُ Ø£َÙˆْ سَØ­َّرَ Ø£َÙˆْ سُØ­ِّرَ Ù„َÙ‡ُ
Bukan termasuk golongan kami, siapa saja yang beranggapan sial atau membenarkan orang yang beranggapan sial, atau siapa saja yang mendatangi tukang ramal atau membenarkan ucapannya, atau siapa saja yang melakukan perbuatan sihir atau membenarkannya.” (HR. Al-Buzzar)
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya”. (QS. An Nisaa ayat 48).

Dan seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (Qs. al-An’am: 88).


2. Membunuh
"Barangsiapa yang membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia." (QS. Al-Maidah ayat 32)

“Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu’min dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya”. (An Nisaa: 93).

"Jauhilah 7 (tujuh) dosa besar. Ditanyakan: Apa saja itu Ya Rasulullah? Rasul berkata: syirik pada Allah, sihir, membunuh kecuali karena alasan yang benar." (HR. Bukhari)

3. Zina
Perkara zina ini benar-benar membuat miris. Lihat berita dan gimana pergaulan zaman sekarang, seolah zina adalah hal yang enteng. Nyatanya zina ini termasuk dosa besar. Bahkan Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari, pada situs ini (Awas, Zina Dosa Besar), bilang bahwa zina termasuk akbarul kabâir (dosa-dosa besar yang terbesar) setelah syirik dan membunuh.

Perkataan Allah tentang zina ini pun 'unik', karena Allah bilangnya 'jangan dekati zina', bahkan sekedar mendekat pun ga boleh. Apa itu mendekat? Ya jalan berduaan, komunikasi intens sebelum nikah, bersentuhan, yang dirangkum dalam kata pacaran, atau bahkan hts-an (hubungan tanpa status tapi kelakuan sama aja kayak pacaran-red). 

Zina itu seperti pusaran air, sekali kita mendekat, tanpa sadar, tanpa mampu melawan, kita akan terseret lebih dalam dan lebih dalam. Maka, bersyukurlah mereka yang terjaga kesuciannya, mereka yang ga pernah pacaran, mereka yang menjaga interaksi sama lawan jenis.

Yakin aja perempuan baik untuk laki-laki baik. Berbanggalah kalau terjaga kesuciannya, menikah tanpa pacaran itu mulia. Betapa banyak yang menyesal karena perkara ini.  

"Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al.Isra ayat 32)

“Sesungguhnya Allah telah menetapkan bagi Bagi Adam bagian mereka dari zina, mau tidak mau. Kedua mata bisa berzina, dan zina keduanya adalah dengan memandang. Lidah juga bisa berzina dan zina lidah adalah dengan bicara. Kaki juga bisa berzina dan zina kaki adalah langkahnya (menuju kemaksiatan). Tangan juga bisa berzina, dan zina tangan adalah dengan memegang. Hati bisa berhasrat dan berangan-anagan; kamaluan yang akan membuaktikan zina itu kenyataan atau tidak. (HR. Bukhari & Muslim)

Solusinya? Nikah aja! Pilih pasangan terbaik, carinya di lingkungan yang baik, dari keluarga baik-baik, karena (calon) anakmu punya hak dapat ayah dan ibu yang baik agamanya. Pendidikan dan bukti cinta kita pada (calon) anak dimulai jauh sebelum mereka ada, dengan memilih pasangan yang terbaik.


"Tidak ada solusi yang lebih baik bagi dua orang yang saling mencintai, selain pernikahan."

(HR. Ibnu Majah).

4. Alkohol dan Narkoba

Kalau ada teman-teman yang menilai kekerenan kamu berkurang dengan menghindari alkohol dan narkoba, artinya itu saatnya kamu mengganti pergaulan. Muslims don't think like that. And you have to choose between them (or your own definition of coolness) and Him (your Lord)? Ga bisa ada dua bos dalam satu hati, taat sama Dia atau turutin hawa nafsu yang berarti taat sama setan?

"Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang khamar dan judi. Katakanlah, "Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya...." 

(QS. Al.Baqarah ayat 219)

"Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.
Dengan minuman keras dan judi itu setan hanyalah bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu, dan menghalang-halangi kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan salat maka tidakkah kamu mau berhenti?" 

(QS. Almaidah ayat 90 dan 91).


5. Mencuri (Korupsi Termasuk)
"Wahai Nabi apabila perempuan-perempuan mukmin datang kepadamu untuk mengadakan baiat (janji setia), bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, dan tidak akan membunuh anak-anaknya."

(QS. Al-Mumtahanah ayat 12)

Terlebih lagi bila dilakukan kepada anak yatim,
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)”. 
(An Nisaa: 10)

6. Tidak Melakukan Rukun Islam yang Lima
Apa saja ya rukun islam itu?
Syahadat, shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, zakat, dan haji.
Apalagi kalau dengan sengaja meninggalkan dan tanpa ada rasa berdosa. 
Naudzubillah min dzalik..


7. Berputus Asa dari Rahmat Allah
“Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”.
(QS. Yusuf ayat 87).

8. Merasa Aman dari Ancaman Allah
“Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” 
(QS. Al A’raaf ayat 99)

Berkenaan dengan dua poin diatas (poin tujuh dan delapan), Syekh Aseem Al-Hakim, seorang Imam dari Jeddah pernah menjelaskan disini, bahwa agar selamat kita perlu berada dipertengahan antara takut pada Allah (khauf) dan harapan atas rahmat Allah (roja'), ga bisa berat sebelah. Ibarat seekor burung, salah satu sayap adalah adalah rasa takut atas azab, dan sayap satunya adalah harapan atas rahmat Allah. Ga cukup dengan keseimbangan dua sayap, kepala yang mengatur gerak kedua sayap ini adalah cinta pada Allah. 

9. Durhaka pada Orang Tua
"Katakanlah: 
"Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: 
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, 
berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak, dan 
janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan 
janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan 
janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar." 
Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya)."

(QS. Surat Al An'aam ayat ke 151)

Ustadz Nouman Ali Khan menjelaskan, bahwa yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah bahwa anak harus berbakti pada orang tua itu bukanlah 'sekedar' ga nyakitin mereka atau berlaku baik pada mereka, tapi berlaku sebaik-baiknya yang mereka bisa, bukan sekedar baik yang biasa aja, harus menspesialkan mereka dalam segala hal. Wabil walidaini ihsanan; Be the best you can be to your parents, in every way, the way you talk, the way you help them, everything.

Terlebih bila dilakukan kepada ibu,
"Sesungguhnya Allah mengharamkan sikap durhaka kepada para ibu, pelit dan tamak, mengubur anak perempuan hidup-hidup. Dan Allah juga tidak menyukai qiila wa qaala, banyak bertanya dan membuang-membuang harta” 

(HR. Bukhari – Muslim).

Dosa-dosa besar yang paling besar adalah: syirik kepada Allah, membunuh, durhaka kepada orang tua, dan perkataan dusta atau sumpah palsu” 
(HR. Bukhari-Muslim dari sahabat Anas bin Malik).

10. Lebih lengkapnya
Dalam Kitab Al-Kabair karya Adz-Dzahabi dituliskan mengenai 70 macam dosa besar beserta alasan dan dasar hukumnya. Diantaranya sebagai berikut=

1. Menyekutukan Allah atau Syirik
2. Membunuh manusia
3. Melakukan sihir
4. Meninggalkan shalat
5. Tidak mengeluarkan zakat
6. Tidak berpuasa ketika bulan Ramadhan tanpa alasan yang kuat
7. Tidak mengerjakan Haji walaupun berkecukupan
8. Durhaka kepada Ibu Bapak
9. Memutuskan silaturahim
10. Berzina
11. Melakukan sodomi atau homoseksual
12. Memakan riba
13. Memakan harta anak yatim
14. Mendustakan Allah dan rasul-Nya
15. Lari dari medan perang
16. Pemimpin yang penipu dan kejam
17. Sombong
18. Saksi palsu
19. Meminum minuman beralkohol
20. Berjudi
21. Menuduh orang baik melakukan zina
22. Menipu harta rampasan perang
23. Mencuri
24. Merampok
25. Sumpah palsu
26. Berlaku zalim
27. Pemungut cukai yang zalim
28. Makan dari harta yang haram
29. Bunuh diri
30. Berbohong
31. Hakim yang tidak adil
32. Memberi dan menerima sogok
33. Wanita yang menyerupai lelaki dan sebaliknya juga
34. Membiarkan istri, anaknya atau anggota keluarganya yang lain berbuat mesum dan memfasilitasi anggota keluarganya tersebut untuk berbuat mesum
35. Menikahi wanita yang telah bercerai agar wanita tersebut nantinya bisa kembali menikah dengan suaminya terdahulu
36. Tidak melindungi pakaian dan tubuhnya dari terkena hadas kecil seperti air kencing atau kotoran
37. Riya atau suka pamer
38. Ulama yang memiliki ilmu namun tidak mau mengamalkan ilmunya tersebut untuk orang lain
39. Berkhianat
40. Mengungkit-ungkit pemberian
41. Mengingkari takdir Allah SWT
42. Mencari-cari kesalahan orang lain
43. Menyebarkan fitnah
44. Mengutuk umat Islam
45. Mengingkari janji
46. Percaya kepada sihir dan nujum
47. Durhaka kepada suami
48. Membuat patung
49. Menamparkan pipi dan meratap jika terkena bala
50. Menggangu orang lain
51. Berbuat zalim terhadap yang lemah
52. Menggangu tetangga
53. Menyakiti dan memaki sesama muslim
54. Durhaka kepada hamba Allah dan menggangap dirinya baik
55. Memakai pakaian labuhkan pakaian
56. Lelaki yang memakai sutera dan emas
57. Seorang hamba (budak) yang lari dari Tuannya
58. Sembelihan untuk selain dari Allah
59. Seorang yang mengaku bahwa seseorang itu adalah ayahnya namun dia tahu bahwa itu tidak benar
60. Berdebat dan bermusuhan
61. Enggan memberikan kelebihan air
62. Mengurangi timbangan
63. Merasa aman dari kemurkaan Allah 
64. Putus asa dari rahmat Allah 
65. Meninggalkan sholat berjamaah tanpa alasan yang kuat
66. Meninggalkan Sholat Jumaat tanpa alasan yang kuat
67. Merebut hak warisan yang bukan miliknya
68. Menipu
69. Mengintip rahasia dan membuka rahasia orang lain
70. Mencela Nabi dan para sahabat beliau


Begitu sempurna ya agama ini mengatur kita. Dan saya yakin segala guideline ini dibuat untuk kebaikan kita sendiri. Rasa senang karena memperturutkan hawa nafsu itu sementara, rasa susah berpayah-payah dalam kebaikan juga sementara. 

Bagaimana untuk kembali? 
Taubat yang sesungguhnya, yang dari hati, taubatan nasuha. 

"Setiap anak Adam (cenderung) berbuat kesalahan. Dan sebaik-baik orang yang salah adalah yang bertaubat." (Hadits ini diriwayatkan oleh banyak perawi hadits).

Bagaimana caranya?
Menurut Imam An-Nawawi ada tiga syarat melakukan taubat dari dosa kepada Allah, yakni=
Pertama, berhenti dari perbuatan dosa itu seketika itu juga. Tanpa ditunda.
Kedua, menyesali perbuatannya. Hati benar-benar sadar bahwa itu salah, dan merasa menyesal.
Ketiga, berniat tidak mengulangi lagi.

Catatan ini dibuat untuk pengingat diri saya sendiri juga, begitu banyak penyesalan dan ketidaksempurnaan diri ini. Tapi semoga segala kekurangan yang telah lalu ga menghalangi kita untuk tetap fair dalam menilai mana yang benar dan salah. Semoga Allah ampuni segala kesalahan dan dosa kita yang telah lalu, menerima taubat kita, dan menjaga kita dari segala dosa besar. Karena sejatinya Allah Maha Pengampun, kalau kita memang bersungguh-sungguh meminta ampunan.


gambar dari sini

Referensi=
http://www.alkhoirot.net/2012/09/taubat-nasuha.html
https://konsultasisyariah.com/3133-apa-maksud-syirik.html
https://rumaysho.com/10181-perbedaan-syirik-besar-dan-syirik-kecil.html
https://muslim.or.id/7970-hukum-membaca-ramalan-bintang-zodiak-dan-shio.html
http://www.arrahmah.com/kajian-islam/dosa-besar-zina-sebab-dan-azabnya.html#sthash.MIir1KK9.dpuf
https://almanhaj.or.id/4177-awas-zina-dosa-besar.html
http://www.duniaislam.org/12/02/2015/10-macam-dosa-besar-menurut-islam/
http://www.alkhoirot.net/2012/03/dosa-besar-dalam-islam.html

Comments

Popular posts from this blog

Jalan-jalan Turki day 1: Ephesus!

Review Buku Halo Balita

Jalan-jalan Turki day 2: Pamukkale!