Prophetic Parenting bag-3; Nafkah Halal bagi Keluarga

Bagian ini tidak begitu panjang dijabarkan, tapi mengandung mutiara-mutiara hikmah yang luar biasa. Menjadi pengingat di zaman ini dimana mana baik dan buruk kerap dikaburkan.

Nafkah terbaik adalah yang ditengah-tengah, tidak berlebih-lebihan maupun pelit. Hal tersebut dapat menjadi salah satu sarana latihan untuk anak yang sedang tumbuh agar senang memberi dan pendidikan pengaturan ekonomi yang baik bagi keluarga.

Memang benarlah, anak itu fitrah, disaat kecil ia begitu polos dan bahagia memakai aneka barang sederhana sebagai aksesorisnya. Ia pakai tasbih sebagai kalung dan begitu bangga dengannya, ia memakai ember kecil sebagai topi dan tentu ia tidak peduli dengan merknya, ia cukup puas memakai karet rambut sebagai gelang bahkan ia pakai sampai tertidur..

Di masa kecil, mereka begitu polos, begitu suci melihat dunia. Tidak peduli berapa harga, atau merk dari suatu barang. Justru seringnya kitalah, orang tua, yang menjejali mereka dengan aneka barang mewah yang maksud hati sebagai wujud sayang tapi tak jarang justru mendorong mereka jadi cinta dunia.

Muslim yang Berpayah Mencari Nafkah itu Mulia
Dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, dari Abu Hurairah RA,
Rasulullah SAW bersabda,
"Satu dinar yang engkau infakkan di jalan Allah, satu dinar yang engkau infakkan untuk membebaskan budak, satu dinar yang engkau sedekahkan untuk orang miskin, dan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu; yang paling besar pahalanya adalah yang engkau nafkahkan untuk keluargamu." (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah RA,
"Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling baik?" Beliau menjawab, "Pemberian orang yang membutuhkan. Mulailah dari keluarga terdekatmu." (HR. Al-Hakim)

Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda,
"Cukuplah dosa bagi seseorang untuk menyia-nyiakan orang yang seharusnya dia beri makan."

Nafkah yang diberikan pada keluarga tentunya haruslah halal, baik cara mendapatkannya maupun bentuk nafkahnya,

"Mencari nafkah yang halal hukumnya wajib atas setiap muslim." (HR. Ad-Dailami)

Saya pun teringat satu kisah yang pernah diceritakan oleh Ust Budi Ashari, para shahabiyah dulu melepas kepergian suaminya mencari nafkah dengan kalimat motivasi yang begitu indah,
"Suamiku, carilah harta yang halal. Sungguh, kami akan sanggup menahan lapar, tapi kami tak akan pernah sanggup menahan siksa neraka."

Sedekah Kaum Wanita
Seorang istri pun mendapat pahala bila memberikan hartanya (bersedekah) kepada suami atau anaknya, dari Abu Hurairah RA,

Di suatu subuh Rasulullah SAW menemui kaum wanita di mesjid. Beliau berdiri di hadapan mereka dan bersabda,
"Wahai kaum wanita, belum pernah aku melihat orang-orang yang kurang akal dan agamanya lebih bisa menarik hati orang-orang yang sempurna akalnya daripada kalian. Sesungguhnya aku telah melihat kalian adalah mayoritas penghuni neraka di hari kiamat kelak. Oleh karena itu, dekatkanlah diri kalian kepada Allah semampu kalian."

Di antara wanita-wanita tersebut terdapat istri Ibnu Mas'ud. Dia pun pulang menemui Ibnu Mas'ud dan menceritakan kepadanya apa yang dia dengar dari Rasulullah SAW. Setelah itu dia mengambil perhitasannya. Ibnu Mas'ud bertanya,
"Kemana hendak kau bawa perhiasan itu?"
Dia menjawab,
"Aku akan mendekatkan diri dengannya kepada Allah dan Rasul-Nya."

Ibnu Mas'ud berkata,
"Aduhai, mari sini, sedekahkanlah kepadaku dan kepada anakku, karena sesungguhnya kamilah tempat sedekah itu."

Dia menjawab,
"Tidak, sampai aku pergi menghadap Rasulullah SAW."

Maka dia pun pergi meminta izin untuk menghadap Rasulullah SAW.

Para sahabat berkata,
"Wahai Rasulullah, ini ada Zainab. Da datang minta izin untuk menghadap kepadamu." Beliau bertanya, "Zainab yang mana? Mereka menjawab, "Istri Ibnu Mas'ud." Beliau bersabda,
"Izinkanlah dia masuk."

Zainab masuk dan menghadap Rasulullah SAW, dan berkata,
"Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mendengar perkataanmu, maka aku pulang menemui Ibnu Mas'ud dan aku ceritakan hal itu kepadanya. Kemudian aku mengambil perhiasanku untuk aku jadikan sarana mendekatkan diri kepada Allah dan kepadamu dengan harapan agar Allah tidak menjadikanku sebagai salah satu penghuni neraka.

Tetapi Ibnu Mas'ud berkata kepadaku 'Sedekahkanlah kepadaku dan kepada anakku, karena sesungguhnya kamilah tempat sedekah itu.' Aku pun menjawab, 'Tidak, sampai aku meminta izin kepada Rasulullah SAW."

Rasulullah SAW bersabda,
"Sedekahkanlah kepadanya dan kepada anak-anaknya, karena sesungguhnya merekalah tempat sedekah itu."

Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dan sanadnya sahih.

Dalam riwayat lain disebutkan,
"Ibnu Mas'ud berkta benar. Suamimu dan anakmu lebih berhak untuk mendapatkan sedekah darimu."

Dan riwayat yang lain disebutkan,
"Benar, dia mendapatkan dua pahala; pahala kekerabatan dan pahala sedekah."


gambar dari sini


_semoga Allah berkahi langkah para suami dalam memenuhi tugasnya mencari nafkah,
semoga Allah mudahkan rezeki yang halal dan suci bagi keluarga kita,_

Disarikan dari buku Prophetic Parenting; Cara Nabi Mendidik Anak, karya Dr. Muhammad Nur Abduh Hafidz Suwaid, terbitan Pro-U Media.

Resume lainnya,
bagian kedua= Kunci Itu Bernama Wanita Shalihah
bagian pertama= Hal Besar di Tangan Orang Tua



Comments

Popular posts from this blog

Persiapan IELTS Tanpa Preparation Class

Jalan-jalan Turki day 1: Ephesus!

Cerita Kehamilan di Indonesia dan Swedia