Khadijah, A Great Woman Behind the Scene


Khadijah, satu dari empat wanita terbaik sepanjang masa. Istri pertama dan teristimewa Rasulullah SAW yang tak mampu ditandingi istri-istri lain beliau setelahnya.

Cinta beliau pada Khadijah, yang membuat dengan mendengar sepupu Khadijah saja, yang nada bicaranya serupa dengan Khadijah, cukup membuat beliau teringat akan istri pertamanya itu dan memuliakan sepupu Khadijah sebaik-baiknya.

Cinta beliau pada Khadijah, yang membuat beliau tak sanggup menerima tebusan kalung pemberian Khadijah pada Zainab, yang putrinya itu gunakan untuk menebus suaminya saat menjadi tawanan perang.

Cinta beliau pada Khadijah, yang membuat beliau membagi-bagikan daging kambingnya, yang tentu bukan makanan yang biasa beliau miliki sehari-hari, kepada teman-teman Khadijah, sampai cemburu Aisyah dibuatnya.

Cinta beliau pada Khadijah, yang membuat beliau begitu marah pada Aisyah, saat nama Khadijah direndahkan.

***

Dan cukuplah episode ini menjadi bukti besarnya cinta Rasulullah SAW pada Bunda Khadijah..

Dalam sirah terlengkap, Ibnu Hisyam..

Setelah delapan tahun terusir dari kampung halamannya, Mekah, dan hijrah ke Madinah, akhirnya muslimin berhasil menaklukan kota Mekah. Peristiwa Fathu Mekah namanya, pembebasan Kota Mekah.

Disaat sahabat-sahabat lain kembali ke rumah mereka masing-masing, yang tentunya mereka rindukan teramat sangat karena telah terpisah bertahun lamanya, beliau tidak pulang ke rumahnya. Beliau pergi jauh, lantas mendirikan tenda, beliau bermalam di samping makam Khadijah. Ia habiskan malam-malam untuk mengenang istrinya yang tercinta, yang keberhasilan dakwah saat itu tak lepas dari peran besarnya dulu,

"Shadaqti, ya Khadijah.. Shadaqti, ya Khadijah.. Shadaqti, ya Khadijah..

Kau benar, ya Khadijah.. Kau benar, ya Khadijah.. Kau benar, ya Khadijah.."

Apa yang dibenarkan oleh Rasulullah tentang Khadijah?

Saat dulu Rasulullah dihinakan, dan merasa beratnya dakwah permulaan di Kota Mekah, Khadijah mengatakan,

"Ya Rasulullah, jangan khawatir. Allah pasti akan memenangkan agama ini, dan Allah tidak akan mengecewakan engkau.."

MasyaAllah.. Kalimat-kalimat Khadijah menjadi oase bagi segala keletihan Rasulullah di luar rumah. Kalimat-kalimat Khadijah begitu merasuk dan menjadi penyemangat bagi Rasulullah SAW..

***

Lantas apa yang membuat Khadijah begitu istimewa? yang bahkan tak dapat ditandingi oleh Ummul Mukminin Aisyah RA?

Adalah sifat wafa, totalitas, habis-habisan. Terlepas bagaimana pun kondisi suaminya, baik itu kekurangan harta, dikucilkan, dihina, ia tetap berdiri tegak disisinya karena janji suci itu telah terucap. Setelah pernikahan dilangsungkan baiat cinta itu telah terucap, maka tak ada pilihan selain mencurahkan kasih sayangnya tanpa batas, tanpa tapi, dan tanpa kecuali.

Ialah Khadijah, yang mengikhlaskan dirinya, melepas suaminya menyendiri di gua hira, bermalam-malam. Menyiapkan perbekalan, mengasuh sendiri anak-anak dan rumah yang ditinggalkan.

Ialah Khadijah, yang dengan cerdik memberikan solusi saat suaminya kebingungan atas apa yang terjadi padanya. Dibawanya Rasulullah kepada Warokah, ahli kitab yang tersisa disana. Ia pun memberikan solusi saat Rasulullah masih terkaget dengan kehadiran Jibril, "Bila ia pergi saat aku menyingkap kerudungku, maka ia benarlah malaikat. Karena malaikat itu suci, menghargai wanita dan tak mau melihat auratnya."

Ialah Khadijah, yang sekalipun tidak teraba indera, dengan paripuna ia percaya, kebenaran kesaksian suaminya akan segala pertemuannya dengan Jibril, dengan segala wahyu yang turun, dengan segala perubahan alam tanda kenabian.

Ialah Khadijah, yang menjadi tempat Rasulullah mendapatkan ketenangan dan kenyamanan, disaat beliau begitu ketakutan akan turunnya wahyu pertama, maupun saat beliau dihinakan ketika menyampaikan risalah.

Ialah Khadijah, yang dengan seluruh hartanya, ia menyokong tersampainya risalah, juga bersama Abu Bakar menjadi pemangku dana utama pada tahun-tahun pengasingan, masa-masa sulit bagi dakwah di Mekah.

Ialah Khadijah, yang paham akan tujuan penciptaan dirinya dan suaminya. Ia menyadari, bahwa selain untuk beribadah kepada Allah, tiap lelaki sejatinya memangku tugas kekhalifahan, ada tanggung jawab besar di pundak mereka. Dan ia paham betul tugasnya selain beribadah kepada Allah, yakni memberikan kenyamanan di dada suaminya, sebagaimana Hawa menjadi tulang rusuk bagi Adam.

***

Sifat wafa pula yang ada pada diri wanita penghulu surga lainnya; Fathimah Binti Muhammad dan Asiyah Binti Muzahim. Fathimah menerima kondisi suaminya Ali yang serba kekurangan, bahkan sudahlah tidak mencukupi nafkah yang diberikan, kerap ditinggal pula untuk dakwah keluar kota. Dengan wafa ia rela menahan lapar dan menurunkan standar hidup dunia serendah-rendahnya, dan menerima dengan sukarela berapapun rezeki Allah yang suaminya berikan.

Begitupun dengan Asiyah, siapa yang tak tahu kejam dan membangkangnya Firaun? Tapi ia tetap berlaku baik pada suaminya. Sedang kita, kerap kali mensyaratkan suami begini dan begitu untuk taat, padahal bukankah suami kita jauh lebih baik daripada Fir'aun?

Dapat kita lihat pula dari kisah ini bahwa siapa yang mampu bertahan dalam kondisi sulit seseorang, maka ia akan mengenang kita dan membalas kesabaran kita dengan cinta berkali-kali lipat. Saat pasangan kita dalam kondisi mapan, gagah, disegani banyak orang, maka sudah sepantasnya dan sewajarnya bila kita pun memperlakukan ia dengan baik. Tapi saat dunia berpaling, saat ia dalam kondisi sulit, saat imannya sedang melemah, siapa yang tetap bertahan dan tetap mencintai dengan habis-habisan (wafa), maka kelak cinta pasangan pun akan kembali berlipat-lipat.

Sungguh, begitu banyak pelajaran dari kisah-kisah wanita mulia ini. Dan akan dapat kita ambil ibrohnya, selama kita menempatkan sejarah dengan semestinya. Bahwa sejarah adalah untuk dipelajari dan kebaikannya dijadikan teladan. Bukan dengan dalih ini zamannya berbeda maka kita anggap kisah-kisah ini hanya angin lalu selayaknya fiksi untuk hiburan semata. Karena bila dengan alasan ini sudah berbeda zaman, untuk apa diturunkan Nabi? Bukankah untuk dijadikan contoh dan diterapkan dalam kehidupan?


***

Suatu ketika, setelah begitu jengah mendengar nama Khadijah selalu disebut-sebut dan dipuji, setelah melihat berbagai perlakuan istimewa Rasulullah terhadap kerabat-kerabat Khadijah, Aisyah cemburu dan berkata, ‘Apakah tiada orang lagi selain wanita tua itu. Bukankah Allah telah menggantikannya dengan yang lebih baik?’
Lalu, Rasulullah marah hingga bergetar rambut depannya karena amarah dan berkata, ‘Tidak, demi Allah, tidak ada ganti yang lebih baik darinya. Dia percaya padaku di saat semua orang ingkar, dan membenarkanku di kala orang-orang mendustakanku, menghiburku dengan hartanya ketika manusia telah mengharamkan harta untukku.
Dan Allah telah mengaruniaiku dari rahimnya beberapa anak di saat istri-istriku tidak membuahkan keturunan.’ Kemudian Aisyah berkata, ‘Aku bergumam pada diriku bahwa aku tidak akan menjelek-jelekannya lagi selamanya.”
***

Seringkali, solusi dari aneka permasalahan, titik terang dari tiap kebuntuan, adalah sedekat melihat kembali sejarah mereka yang mulia..

“Wahai Rasulullah, Ini Khadijah telah datang. Bersamanya sebuah bejana yang berisi lauk, makanan, dan minuman. Jika dirinya sampai katakan padanya bahwa Rabbnya dan diriku (Malaikat Jibril) mengucapkan salam untuknya. Dan kabarkan pula bahwa untuknya rumah disurga dari emas yang nyaman, tidak bising dan merasa letih”. (HR Bukhari)
gambar dari sini
Resume lengkap video berikut  bisa dilihat disini, tapi kalau ada waktu tontonlah aslinya, insyaAllah lebih menggugah.. //pemudahijrah.com/woman-backstage-khadijah/


ga bisa ga nahan tangis denger video ini.. barakallahu fiik, ya Ustadz..

Comments

Popular posts from this blog

Persiapan IELTS Tanpa Preparation Class

Jalan-jalan Turki day 1: Ephesus!

Cerita Kehamilan di Indonesia dan Swedia