Keep Swimming, just Keep Swimming
"Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin." (QS. Adz-Dzariyat: 55)
Peringatan itu bermanfaat, bagi orang-orang mukmin. Dalam penjelasan tafsir ayat ini dijelaskan bahwa iman, rasa takut, sikap kembali, dan mengikuti keridhaan Allah menjadikan peringatan bermanfaat dan nasihat membekas dalam hati orang-orang mukmin.
Allah juga menjelaskan mengenai ini di ayat lain, “Oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat,---Orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran,---Dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya.” (Terj. Al A’laa: 9-11)
Dalam tafsir tersebut juga dijelaskan, "Adapun orang yang tidak memiliki iman dan kesiapan untuk menerima peringatan, maka orang ini tidaklah bermanfaat peringatan baginya seperti halnya tanah yang lembab yang tidak dapat menumbuhkan apa-apa meskipun disirami air hujan. Orang yang seperti ini meskipun semua ayat didatangkan kepada mereka, maka mereka tidak akan beriman sampai mereka melihat azab yang pedih."
Selama ini, memang kadang pertama kali denger nasehat, ceramah, peringatan, dan sejenisnya itu boleh jadi ada rasa ketampar, yang mana pasti 'sakit'. Siapa sih yang suka (hatinya) sakit? Tapi balik lagi, kalo emang yang dikasih tahu orang itu hal yang bener, masuk akal, masuk dalil, pasti membekas aja. Awalnya bikin kepikiran, lama-lama dengan izin Allah jadi pelan-pelan ngelaksanain juga.
Ga harus dalam hal besar, bahkan hal kecil sesederhana saran tempat beli beras aja bisa manfaat dengan adanya nasihat orang. "Belinya di tempat A aja, kalo beli langsung 20kg lebih murah lho, lebih enak lagi rasanya dibanding yang sekarang." Awalnya hati yang males mikir pasti nolak berubah, hukum alam lah ini mah kelembaman, tapi lama-lama kalo emang yang diomongin orang itu bener maka dipertimbangkan juga. Cobain dulu berasnya yang bungkus kecil, ternyata beneran enak. Akhirnya diniatkan beli yang besar. Ini baru soal beras, apalagi hal yang lebih besar dari itu; keselamatan hidup.
Maka, berilah peringatan. InsyaAllah ada manfaatnya bagi orang yang emang mendengar, yang hatinya masih hidup. Dulu saya bingung kenapa Allah suka menyebut tentang buta, tuli, dan bisu tentang orang-orang yang berpaling. Tapi nyatanya emang persis seperti itulah keadaan mereka. Saat hati tertutup, pendengaran kita sekalipun fisiknya sehat, mendengar seruan kebaikan itu tidak lagi menggerakan, maka apa bedanya dengan orang yang tuli? Jadi yang dimaksud mendengar (juga melihat dan bicara) dalam alquran bukan sekedar fisik, tapi mendengar yang menyebabkan ada aksi nyata dari manusia, mendengar yang diikuti dengan melaksanakan perintah.
Semoga kita dapat termasuk dalam golongan yang memberi peringatan, dan mau diberi peringatan, yang dapat mengambil manfaat dari adanya peringatan. Tidak ada daya dan upaya melainkan atas izin dan kehendak-Nya..
***tentunya peringatan yang diberikan sebaiknya mengikuti adab, disini dijelaskan adab memberi nasihat. reminder keras untuk diri sendiri. semoga Allah maafkan segala yang telah lalu..
Peringatan itu bermanfaat, bagi orang-orang mukmin. Dalam penjelasan tafsir ayat ini dijelaskan bahwa iman, rasa takut, sikap kembali, dan mengikuti keridhaan Allah menjadikan peringatan bermanfaat dan nasihat membekas dalam hati orang-orang mukmin.
Allah juga menjelaskan mengenai ini di ayat lain, “Oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat,---Orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran,---Dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya.” (Terj. Al A’laa: 9-11)
Dalam tafsir tersebut juga dijelaskan, "Adapun orang yang tidak memiliki iman dan kesiapan untuk menerima peringatan, maka orang ini tidaklah bermanfaat peringatan baginya seperti halnya tanah yang lembab yang tidak dapat menumbuhkan apa-apa meskipun disirami air hujan. Orang yang seperti ini meskipun semua ayat didatangkan kepada mereka, maka mereka tidak akan beriman sampai mereka melihat azab yang pedih."
Selama ini, memang kadang pertama kali denger nasehat, ceramah, peringatan, dan sejenisnya itu boleh jadi ada rasa ketampar, yang mana pasti 'sakit'. Siapa sih yang suka (hatinya) sakit? Tapi balik lagi, kalo emang yang dikasih tahu orang itu hal yang bener, masuk akal, masuk dalil, pasti membekas aja. Awalnya bikin kepikiran, lama-lama dengan izin Allah jadi pelan-pelan ngelaksanain juga.
Ga harus dalam hal besar, bahkan hal kecil sesederhana saran tempat beli beras aja bisa manfaat dengan adanya nasihat orang. "Belinya di tempat A aja, kalo beli langsung 20kg lebih murah lho, lebih enak lagi rasanya dibanding yang sekarang." Awalnya hati yang males mikir pasti nolak berubah, hukum alam lah ini mah kelembaman, tapi lama-lama kalo emang yang diomongin orang itu bener maka dipertimbangkan juga. Cobain dulu berasnya yang bungkus kecil, ternyata beneran enak. Akhirnya diniatkan beli yang besar. Ini baru soal beras, apalagi hal yang lebih besar dari itu; keselamatan hidup.
Maka, berilah peringatan. InsyaAllah ada manfaatnya bagi orang yang emang mendengar, yang hatinya masih hidup. Dulu saya bingung kenapa Allah suka menyebut tentang buta, tuli, dan bisu tentang orang-orang yang berpaling. Tapi nyatanya emang persis seperti itulah keadaan mereka. Saat hati tertutup, pendengaran kita sekalipun fisiknya sehat, mendengar seruan kebaikan itu tidak lagi menggerakan, maka apa bedanya dengan orang yang tuli? Jadi yang dimaksud mendengar (juga melihat dan bicara) dalam alquran bukan sekedar fisik, tapi mendengar yang menyebabkan ada aksi nyata dari manusia, mendengar yang diikuti dengan melaksanakan perintah.
Semoga kita dapat termasuk dalam golongan yang memberi peringatan, dan mau diberi peringatan, yang dapat mengambil manfaat dari adanya peringatan. Tidak ada daya dan upaya melainkan atas izin dan kehendak-Nya..
***tentunya peringatan yang diberikan sebaiknya mengikuti adab, disini dijelaskan adab memberi nasihat. reminder keras untuk diri sendiri. semoga Allah maafkan segala yang telah lalu..
Comments
Post a Comment