Jurnal Asiyah Usia 19 Bulan
Asiyah 19 bulan
Alhamdulillah.. Segala puji dan syukur hanya untuk Allah.. atas segala nikmat yang Ia limpahkan, atas apa-apa yang Ia berikan..
Ga terasa udah 19 bulan aja usia Asiyah.. Bayi kecil montok dengan rambut hitam lebat itu sudah bertumbuh jadi gadis cilik yang mulai pandai bercerita..
Empat Kata
Dalam 1 bulan dari kali terakhir Bunda menulis tentangmu sudah begitu banyak perubahan. Sejak pertama kali mulai bisa merangkai dua kata di usia 18 bulan, dalam selang 1-2 minggu Asiyah mulai bisa merangkai tiga kata. Selang seminggu berikutnya, Asiyah mulai bisa merangkai empat kata. Beberapa rangkaian yang Bunda ingat adalah:
Ana jins atsah oyon --> Celana jins Asiyah bolong
Bong anda utchu --> Bros Bunda lucu
ananan asiyah ayan --> Bayangan Asiyah jalan
dsb..
Alquran
Asiyah juga sudah bisa mengikuti Bunda mengaji, ujung-ujung ayat. Seperti surat Annas (Annaan kalo kata Asiyah), juga surat Annaba. Dalam dua tahun pertama ini memang Bunda lebih sering menyalakan murrotal juz 30, dari Hannan Attaki. Bunda suka sekali dengan langgam kurdinya, bacaannya terdengar merdu dan lembut. Rasanya kalau pun misalkan Bunda tidak pernah dengar murrotal sebelumnya tetap akan jatuh cinta saking indahnya.
Pertama kali tahu dari status FB seorang teteh, lalu Bunda langsung kepo ke youtube dengan keyword 'Hanan Attaki' lalu muncul beberapa surat. Bunda mulai bikin playlist dari seadanya surat yang dibaca beliau disana. Ga berapa lama, seorang teman Bunda membagi link dropbox full juz 30 oleh beliau. Wah rasanya seneng banget, itu yang Bunda cari-cari. Semoga juz-juz lain bisa ketemu juga, hehe.
Oiya balik ke Asiyah, saat murrotal lagi di surat An-Naba, Bunda ikut ngaji, dan Asiyah yang lagi asik main pun ikutan ngejawab di akhir-akhir ayat. Huks, Bunda kaget dan bener-bener terharu. Ternyata diam-diam kehafal ya, nak? (yaiyalah Bunda.. tapi tetep aja haru). Dan momen yang paling Bunda sukai itu saat menyusui Asiyah sembari ikut melantunkan ayat dari murrotal tersebut, mata kita berpandangan, dan Asiyah sesekali ikut menimpali bacaan dengan mata jernih mengerjap-ngerjap. Hafalan Bunda sih masih memalukan banget sedikitnya, tapi semoga ga ada kata menyerah untuk berusaha.
Nyanyi
Dan kemarin, tepat usia 19 bulan lebih 8 hari (30 Mei 2016), Asiyah pertama kali bisa membuat nada alias nyanyi. Tebak lagunya apa? Nina bobo! Hihi.. Ninanya diganti Asiyah atau beruang atau kucing atau semuanya yang lagi Asiyah boboin.
Jadi gayanyaa gini, yang mau bobo misal boneka kangguru, maka si boneka di geletakin lalu dikasih selimut (biasanya sih Asiyah ngacir ke kerancang baju kotornya untuk ambil baju buat dijadiin 'selimut' ke si boneka), sambil diusap-usap dan nyanyi deh..
"Gungguu boboo.. ooo gunggu boboo (kangguru boboo.. ooo kangguru boboo..)"
Lucunya Asiyah nyanyinya menghayati banget. Nada lagunya kan melow sedih gitu ya, Asiyah nyanyi pake ekspresi sedih dan kadang kayak orang mau nangis sendiri. Bunda jadi bingung ini nyanyi apa sedih, tapi kata Ayah itu emang Asiyah lagi menghayati aja, heuhe..
Makan
Sekarang Asiyah lebih disiplin makan sendiri, walopun ala princess alias secuil-cuil masuk mulutnya dan yang dimakan cuma yang disukain. Biasanya tetap sesekali disuapin biar speed-nya makin cepet sih. Asiyah sukanya sup (terutama ayam), yang kriuk-kriuk (seperti bakwan, samosa, spring roll), dan ayam panggang. Masih pe-er bikin Asiyah lebih fleksibel sama aneka jenis masakan.
Bobo
Kalo Bunda ikut bobo disamping Asiyah, udah bisa tidur ga bangun sampe pagi. Tapi kalo Bunda ga ada, maksimal sekitar 3-4 jam kali ya. Sering juga setengah jam udah nyariin.
Kalo bobo di stroller Asiyah udah bisa disuruh. Yang lucu ceritanya beberapa hari lalu kita pergi ke Slottskogen (mau lihat baby zoo), di tram Asiyah terlihat ngantuk. Ayah rebahin stroller-nya dan bilang, "Asiyah kalo ngantuk bobo aja ya.. merem aja.." Eh bener, pertamanya keliatan banget meremin matanya kayak dipaksa, ga lama beneran tidur. Bangun-bangun udah di depan kandang kuda deh :))
Shalat dan Doa
Asiyah suka ikut solat juga, digelarin sajadah kecil disamping Bunda sambil dipakein mukena. Sebenernya itu kerudung Bunda sih, Syiria-nya JilbabAfra yang size paling kecil, di Asiyah sepanjang mukena tapi hehe. Asiyah sebenernya udah dibeliin mukena kecil dari Indonesia, tapi Asiyah lebih suka pake bergo kaos Bunda.
Kalo shalat Asiyah ikutan bersedekap tangan, sujud, bilang 'hamidah' (SamiAllahulimanhamidah). Dan setelah shalat, Asiyah dipangku Bunda atau Ayah untuk baca doa untuk orang tua. Diakhir doa, Bunda suka tambahin "Ya Allah, sayangilah Asiyah, sayangilah Bunda dan Ayah." Asiyah ikut ngoceh-ngoceh setelahnya "Owoh.. Atsah.. Ayah.." (Ya Allah.. Asiyah.. Ayah..)
Bunda dan Ayah mau membiasakan Asiyah dengan shalat walaupun memang perintah mengajarkan anak shalat itu baru dimulai sejak usia tujuh tahun, dan tegas setelah usia sepuluh tahun. Karena kami yakin segala kebaikan itu butuh pembiasaan dan pengkondisian sedari dini.
Jalan-jalan
Kalo Bunda bilang, "Jalan-jalan yuuukk. Tolong ambil jaket sama kerudungnya ya.." Maka Asiyah akan ngacir ke koridor depan.
Tiap lihat stoller juga bawaannya mau naik dan minta jalan-jalan, bilangnya gini, "Yan-yan yuk! (Jalan-jalan yuuk.)" Persis plek seperti yang Bunda biasa bilang.
Negosiasi
Seiring dengan bertambahnya kemampuan merangkai kata, semakin lihai juga Asiyah memilih dan menyusun kata untuk menjawab. Sekarang udah bisa negosiasi. Contohnya begini,
"Asiyah, makan yuk."
"Nenen aja.."
"Hee kok malah nenen.."
"Nenen duyuu." (nenen dulu)
"Makan dulu, baru nenen."
"Nenen ikiiit." (nenen dikit)
Wkwkwk.. antara pengen ketawa sama gemes deh si Bunda. Udah bisa nego pake kata 'aja', 'dulu', dan 'dikit'.
Bercerita
Asiyah buka buku sendiri, membalik tiap halamannya dan menceritakan tiap gambar yang dia tahu sesuai alur cerita yang selama ini dibacakan. Pernah bangun tidur, Bunda langsung ke dapur karena lagi masak, Asiyah langsung ke pojok bukunya, buka buku tentang si kucing dan tikus sambil bercerita sendiri. Ga lupa sambil memeragakan sebisanya.
"icin bobooo (kucing boboo)," taruh buku, boboan di lantai beberapa detik, ambil bukunya lagi.
"mayam (malam)", sambil nunjuk jendela yang gelap
"antan! (bintang)"
"antan agi! (bintang lagi)"
"bulan!"
Buku cerita anak walopun judulnya untuk anak-anak seringkali kata-katanya terlalu berat atau terlalu rumit. Maka biasanya Bunda dan Ayah menceritakan kembali berdasarkan garis besar buku dan disesuaikan dengan gambarnya. Dan kami merasa memang sebaiknya, walaupun menceritakan kembali, itu konsisten. Jadi si anak ga bingung dengan alur cerita dan bisa menceritakan ulang.
Menjawab
Udah nyambung kalo ditanya tentang apa, siapa, mana, darimana. Contohnya,
(Asiyah lagi main mainan mickey mouse yang bisa terbang oleh-oleh neneknya)
"Asiyah lagi main apa?"
"Miki momong ebang." (mickey mouse terbang)
"Ooh.. Dari siapa?"
"Oma."
"Omanya siapa?"
"Oma Atsah." (Oma Asiyah, kadang bisa juga bilang jelas 'Asiyah')
"Ooh.. (kalo dikasih) bilangnya apa?"
"Tack, Oma.. Tack, Oma Atsah.." (Tack=makasih bahasa swedia).
atau begini,
"Assalamualaykum.. Namanya siapa?" (Bunda sok-sok wawancara)
"Ini Asiyah/Atsah." (kadang bisa nyebut jelas Asiyah kadang masih Atsah)
"Nama panjangnya siapa?"
"Asiyah Rania."
"Umurnya berapa?"
"Atu.." (satu)
"Nama Ayahnya siapa?"
"eii.." (Ferry)
"Nama Bunda siapa?"
"ii.." (iie)
Selain itu, Asiyah udah bisa nyeletuk atau ngomong sendiri aja tanpa ditanya sesuai event-nya, nadanya juga bener-bener niruin yang biasa kita omongin. Misal gini:
Bunda lagi shalat, Asiyah sujud di sajadah Bunda dan pas Bunda ikut sujud kepala kita kejedot (dikit).. Beberapa detik kemudian Asiyah duduk dan bilang,
"Kena Atsah, Anda.." (Kena Asiyah, Bunda) dengan nada lembut banget.
atau lagi makan dia nyeletuk sendiri "Apan, buk?" (Laper, bu?). Ceritanya dia ngikutin kita yang suka godain dia kalo lagi bagus makannya.. laper yaa? enak, Bu? Hihihi..
Hobi
Sekarang Asiyah lagi seneng pake semua sendiri dan mencoba semuanya untuk dipake. Misal pake sepatu sendiri, pake celana sendiri, pake kerudung sendiri, pake topi sendiri, semuanya. Yang lucu Asiyah suka berimajinasi sendiri misal baskom jadi topi, headset dan tasbih jadi kalung, kaos kutang jadi kerudung, hehe. Bunda suka terhibur sendiri liat aksi Asiyah ini, karena mencerminkan kepolosan anak-anak banget. Di usia ini Asiyah ga ngerti bedanya gulungan kabel sama kalung emas, ga peduli bedanya tutup microwave sama topi Elsa, ga memusingkan bedanya sepatu kekecilan dan sepatu beneran, semuanya mau dipake dengan pede dan menggemaskan.
Selain itu kalo Bunda lagi nyapu juga Asiyah otomatis ambil sapu miliknya sendiri (sebenernya ini kemoceng warna-warni yang dialihkepemilikan jadi sapunya Asiyah) dan ikut bantuin. Kalo Bunda nyikat karpet juga Asiyah ikutan dengan sikatnya sendiri (sikat sepatu yang ga pernah dipake). Begitupun kalo masak, lipet selimut, dan sebagainya. Asiyah juga udah bisa 'ngelipet' sajadahnya sendiri, hehe. Pernah juga Bunda lagi baca buku, Asiyah ujug-ujug nyamperin dan bilang "Baju ipak!" (Apa hayo? hehe.. Artinya baju lipat alias lipat baju, masih suka ketuker subjek/predikat/objek nya), sambil nunjukin baju kaos dia yang udah dibuntel.
Menuju Sekolah
Tepat kemarin, 30 Mei 2016, Asiyah dapat info keterima di International Preschool, dekat kampus Ayah dan Bunda (calon deng heu). Kamis ini insyaAllah kami mau berkunjung kesana dan melihat-lihat. Terutama Bunda mau lihat gurunya, apakah sreg atau nggak. Asiyah juga udah keterima di Swedish Preschool dekat rumah untuk Agustus ini. Bunda dan Ayah mau menimbang-nimbang sebaiknya yang mana, kalo memang sekolah adalah yang terbaik untuk Asiyah.
Kenapa sekolah? Pertama, karena jauh dari keluarga dan kerabat di rantau ini otomatis kita termasuk Asiyah terbatas sosialisasinya. Kami berharap dengan masuk sekolah Asiyah terbiasa dengan adanya orang lain selain orang tua. Tiap keluarga dan daerah ada kondisnya masing-masing. Mungkin kalo kita tinggal berdekatan dengan extended family, katakanlah Oma, Opa, Tante, dan sebagainya, maka ga perlu masuk sekolah sedari dini.
Selain itu biar lebih teratur dalam berkegiatan. Di sekolah cuma tiga jam, dan satu-dua jam diantaranya adalah outdoor play bersama guru dan teman-teman.
Hal terakhir adalah Bunda insyaAllah mulai kuliah lagi Agustus akhir ini. Tenang, insyaAllah ayah ambil parental leave jadi bisa ngasuh Asiyah saat Bunda kuliah. Tapi Bunda bertekad sekolah ini nomor sekian setelah keluarga, jadi ga mau ngoyo ngerjainnya, ga mau diburu target. Bunda mau menikmati menggali ilmu baik dari segi belajar menguasai bahasa asing (inggris) maupun ilmu pelajaran itu sendiri yang semoga membuat Bunda semakin merunduk. Ayah (juga Oma-Opa) sangat mendukung Bunda sekolah lagi. Jadi bismillah ya.. Kita berjuang bersama..
Semoga Allah jaga kesucian dan fitrah kebaikanmu, semoga Bunda dan Ayah bisa semakin mengenali (karakter/potensi/kekurangan) Asiyah, dan mensyukurinya. Aamiin..
Apa lagi ya highlight sebulan terakhir ini?
Alhamdulillah.. Segala puji dan syukur hanya untuk Allah.. atas segala nikmat yang Ia limpahkan, atas apa-apa yang Ia berikan..
Ga terasa udah 19 bulan aja usia Asiyah.. Bayi kecil montok dengan rambut hitam lebat itu sudah bertumbuh jadi gadis cilik yang mulai pandai bercerita..
Empat Kata
Dalam 1 bulan dari kali terakhir Bunda menulis tentangmu sudah begitu banyak perubahan. Sejak pertama kali mulai bisa merangkai dua kata di usia 18 bulan, dalam selang 1-2 minggu Asiyah mulai bisa merangkai tiga kata. Selang seminggu berikutnya, Asiyah mulai bisa merangkai empat kata. Beberapa rangkaian yang Bunda ingat adalah:
Ana jins atsah oyon --> Celana jins Asiyah bolong
Bong anda utchu --> Bros Bunda lucu
ananan asiyah ayan --> Bayangan Asiyah jalan
dsb..
Asiyaah, cerita dong..
Alquran
Asiyah juga sudah bisa mengikuti Bunda mengaji, ujung-ujung ayat. Seperti surat Annas (Annaan kalo kata Asiyah), juga surat Annaba. Dalam dua tahun pertama ini memang Bunda lebih sering menyalakan murrotal juz 30, dari Hannan Attaki. Bunda suka sekali dengan langgam kurdinya, bacaannya terdengar merdu dan lembut. Rasanya kalau pun misalkan Bunda tidak pernah dengar murrotal sebelumnya tetap akan jatuh cinta saking indahnya.
Pertama kali tahu dari status FB seorang teteh, lalu Bunda langsung kepo ke youtube dengan keyword 'Hanan Attaki' lalu muncul beberapa surat. Bunda mulai bikin playlist dari seadanya surat yang dibaca beliau disana. Ga berapa lama, seorang teman Bunda membagi link dropbox full juz 30 oleh beliau. Wah rasanya seneng banget, itu yang Bunda cari-cari. Semoga juz-juz lain bisa ketemu juga, hehe.
Oiya balik ke Asiyah, saat murrotal lagi di surat An-Naba, Bunda ikut ngaji, dan Asiyah yang lagi asik main pun ikutan ngejawab di akhir-akhir ayat. Huks, Bunda kaget dan bener-bener terharu. Ternyata diam-diam kehafal ya, nak? (yaiyalah Bunda.. tapi tetep aja haru). Dan momen yang paling Bunda sukai itu saat menyusui Asiyah sembari ikut melantunkan ayat dari murrotal tersebut, mata kita berpandangan, dan Asiyah sesekali ikut menimpali bacaan dengan mata jernih mengerjap-ngerjap. Hafalan Bunda sih masih memalukan banget sedikitnya, tapi semoga ga ada kata menyerah untuk berusaha.
Nyanyi
Dan kemarin, tepat usia 19 bulan lebih 8 hari (30 Mei 2016), Asiyah pertama kali bisa membuat nada alias nyanyi. Tebak lagunya apa? Nina bobo! Hihi.. Ninanya diganti Asiyah atau beruang atau kucing atau semuanya yang lagi Asiyah boboin.
Jadi gayanyaa gini, yang mau bobo misal boneka kangguru, maka si boneka di geletakin lalu dikasih selimut (biasanya sih Asiyah ngacir ke kerancang baju kotornya untuk ambil baju buat dijadiin 'selimut' ke si boneka), sambil diusap-usap dan nyanyi deh..
"Gungguu boboo.. ooo gunggu boboo (kangguru boboo.. ooo kangguru boboo..)"
Lucunya Asiyah nyanyinya menghayati banget. Nada lagunya kan melow sedih gitu ya, Asiyah nyanyi pake ekspresi sedih dan kadang kayak orang mau nangis sendiri. Bunda jadi bingung ini nyanyi apa sedih, tapi kata Ayah itu emang Asiyah lagi menghayati aja, heuhe..
Makan
Sekarang Asiyah lebih disiplin makan sendiri, walopun ala princess alias secuil-cuil masuk mulutnya dan yang dimakan cuma yang disukain. Biasanya tetap sesekali disuapin biar speed-nya makin cepet sih. Asiyah sukanya sup (terutama ayam), yang kriuk-kriuk (seperti bakwan, samosa, spring roll), dan ayam panggang. Masih pe-er bikin Asiyah lebih fleksibel sama aneka jenis masakan.
met mamaam..
Bobo
Kalo Bunda ikut bobo disamping Asiyah, udah bisa tidur ga bangun sampe pagi. Tapi kalo Bunda ga ada, maksimal sekitar 3-4 jam kali ya. Sering juga setengah jam udah nyariin.
Kalo bobo di stroller Asiyah udah bisa disuruh. Yang lucu ceritanya beberapa hari lalu kita pergi ke Slottskogen (mau lihat baby zoo), di tram Asiyah terlihat ngantuk. Ayah rebahin stroller-nya dan bilang, "Asiyah kalo ngantuk bobo aja ya.. merem aja.." Eh bener, pertamanya keliatan banget meremin matanya kayak dipaksa, ga lama beneran tidur. Bangun-bangun udah di depan kandang kuda deh :))
berusaha meremin mata..
bangun-bangun liat kuda..
gaya tidur lainnya..
Shalat dan Doa
Asiyah suka ikut solat juga, digelarin sajadah kecil disamping Bunda sambil dipakein mukena. Sebenernya itu kerudung Bunda sih, Syiria-nya JilbabAfra yang size paling kecil, di Asiyah sepanjang mukena tapi hehe. Asiyah sebenernya udah dibeliin mukena kecil dari Indonesia, tapi Asiyah lebih suka pake bergo kaos Bunda.
Kalo shalat Asiyah ikutan bersedekap tangan, sujud, bilang 'hamidah' (SamiAllahulimanhamidah). Dan setelah shalat, Asiyah dipangku Bunda atau Ayah untuk baca doa untuk orang tua. Diakhir doa, Bunda suka tambahin "Ya Allah, sayangilah Asiyah, sayangilah Bunda dan Ayah." Asiyah ikut ngoceh-ngoceh setelahnya "Owoh.. Atsah.. Ayah.." (Ya Allah.. Asiyah.. Ayah..)
Bunda dan Ayah mau membiasakan Asiyah dengan shalat walaupun memang perintah mengajarkan anak shalat itu baru dimulai sejak usia tujuh tahun, dan tegas setelah usia sepuluh tahun. Karena kami yakin segala kebaikan itu butuh pembiasaan dan pengkondisian sedari dini.
shalat sama Ayah..
ati-ati kejedot yaa..
abis sujud langsung masak lagi. takut gosong ya bu?
Jalan-jalan
Kalo Bunda bilang, "Jalan-jalan yuuukk. Tolong ambil jaket sama kerudungnya ya.." Maka Asiyah akan ngacir ke koridor depan.
Tiap lihat stoller juga bawaannya mau naik dan minta jalan-jalan, bilangnya gini, "Yan-yan yuk! (Jalan-jalan yuuk.)" Persis plek seperti yang Bunda biasa bilang.
di taman dino
di taman beruang
Negosiasi
Seiring dengan bertambahnya kemampuan merangkai kata, semakin lihai juga Asiyah memilih dan menyusun kata untuk menjawab. Sekarang udah bisa negosiasi. Contohnya begini,
"Asiyah, makan yuk."
"Nenen aja.."
"Hee kok malah nenen.."
"Nenen duyuu." (nenen dulu)
"Makan dulu, baru nenen."
"Nenen ikiiit." (nenen dikit)
Wkwkwk.. antara pengen ketawa sama gemes deh si Bunda. Udah bisa nego pake kata 'aja', 'dulu', dan 'dikit'.
gemez, kekep juga nih..
Bercerita
Asiyah buka buku sendiri, membalik tiap halamannya dan menceritakan tiap gambar yang dia tahu sesuai alur cerita yang selama ini dibacakan. Pernah bangun tidur, Bunda langsung ke dapur karena lagi masak, Asiyah langsung ke pojok bukunya, buka buku tentang si kucing dan tikus sambil bercerita sendiri. Ga lupa sambil memeragakan sebisanya.
"icin bobooo (kucing boboo)," taruh buku, boboan di lantai beberapa detik, ambil bukunya lagi.
"mayam (malam)", sambil nunjuk jendela yang gelap
"antan! (bintang)"
"antan agi! (bintang lagi)"
"bulan!"
Buku cerita anak walopun judulnya untuk anak-anak seringkali kata-katanya terlalu berat atau terlalu rumit. Maka biasanya Bunda dan Ayah menceritakan kembali berdasarkan garis besar buku dan disesuaikan dengan gambarnya. Dan kami merasa memang sebaiknya, walaupun menceritakan kembali, itu konsisten. Jadi si anak ga bingung dengan alur cerita dan bisa menceritakan ulang.
baca buku di perpustakaan kota
"Ajah atsan! Ajah dudu'"
(Gajah besar! Gajah duduk!)
Menjawab
Udah nyambung kalo ditanya tentang apa, siapa, mana, darimana. Contohnya,
(Asiyah lagi main mainan mickey mouse yang bisa terbang oleh-oleh neneknya)
"Asiyah lagi main apa?"
"Miki momong ebang." (mickey mouse terbang)
"Ooh.. Dari siapa?"
"Oma."
"Omanya siapa?"
"Oma Atsah." (Oma Asiyah, kadang bisa juga bilang jelas 'Asiyah')
"Ooh.. (kalo dikasih) bilangnya apa?"
"Tack, Oma.. Tack, Oma Atsah.." (Tack=makasih bahasa swedia).
atau begini,
"Assalamualaykum.. Namanya siapa?" (Bunda sok-sok wawancara)
"Ini Asiyah/Atsah." (kadang bisa nyebut jelas Asiyah kadang masih Atsah)
"Nama panjangnya siapa?"
"Asiyah Rania."
"Umurnya berapa?"
"Atu.." (satu)
"Nama Ayahnya siapa?"
"eii.." (Ferry)
"Nama Bunda siapa?"
"ii.." (iie)
Selain itu, Asiyah udah bisa nyeletuk atau ngomong sendiri aja tanpa ditanya sesuai event-nya, nadanya juga bener-bener niruin yang biasa kita omongin. Misal gini:
Bunda lagi shalat, Asiyah sujud di sajadah Bunda dan pas Bunda ikut sujud kepala kita kejedot (dikit).. Beberapa detik kemudian Asiyah duduk dan bilang,
"Kena Atsah, Anda.." (Kena Asiyah, Bunda) dengan nada lembut banget.
atau lagi makan dia nyeletuk sendiri "Apan, buk?" (Laper, bu?). Ceritanya dia ngikutin kita yang suka godain dia kalo lagi bagus makannya.. laper yaa? enak, Bu? Hihihi..
Hobi
Sekarang Asiyah lagi seneng pake semua sendiri dan mencoba semuanya untuk dipake. Misal pake sepatu sendiri, pake celana sendiri, pake kerudung sendiri, pake topi sendiri, semuanya. Yang lucu Asiyah suka berimajinasi sendiri misal baskom jadi topi, headset dan tasbih jadi kalung, kaos kutang jadi kerudung, hehe. Bunda suka terhibur sendiri liat aksi Asiyah ini, karena mencerminkan kepolosan anak-anak banget. Di usia ini Asiyah ga ngerti bedanya gulungan kabel sama kalung emas, ga peduli bedanya tutup microwave sama topi Elsa, ga memusingkan bedanya sepatu kekecilan dan sepatu beneran, semuanya mau dipake dengan pede dan menggemaskan.
Selain itu kalo Bunda lagi nyapu juga Asiyah otomatis ambil sapu miliknya sendiri (sebenernya ini kemoceng warna-warni yang dialihkepemilikan jadi sapunya Asiyah) dan ikut bantuin. Kalo Bunda nyikat karpet juga Asiyah ikutan dengan sikatnya sendiri (sikat sepatu yang ga pernah dipake). Begitupun kalo masak, lipet selimut, dan sebagainya. Asiyah juga udah bisa 'ngelipet' sajadahnya sendiri, hehe. Pernah juga Bunda lagi baca buku, Asiyah ujug-ujug nyamperin dan bilang "Baju ipak!" (Apa hayo? hehe.. Artinya baju lipat alias lipat baju, masih suka ketuker subjek/predikat/objek nya), sambil nunjukin baju kaos dia yang udah dibuntel.
yess! berhasil pake sepatu sendiri..
eh.. kebalik ternyata..
"Alung Abe.." (Kalung kabel)
dan kerudung pake sendiri
Menuju Sekolah
Tepat kemarin, 30 Mei 2016, Asiyah dapat info keterima di International Preschool, dekat kampus Ayah dan Bunda (calon deng heu). Kamis ini insyaAllah kami mau berkunjung kesana dan melihat-lihat. Terutama Bunda mau lihat gurunya, apakah sreg atau nggak. Asiyah juga udah keterima di Swedish Preschool dekat rumah untuk Agustus ini. Bunda dan Ayah mau menimbang-nimbang sebaiknya yang mana, kalo memang sekolah adalah yang terbaik untuk Asiyah.
Kenapa sekolah? Pertama, karena jauh dari keluarga dan kerabat di rantau ini otomatis kita termasuk Asiyah terbatas sosialisasinya. Kami berharap dengan masuk sekolah Asiyah terbiasa dengan adanya orang lain selain orang tua. Tiap keluarga dan daerah ada kondisnya masing-masing. Mungkin kalo kita tinggal berdekatan dengan extended family, katakanlah Oma, Opa, Tante, dan sebagainya, maka ga perlu masuk sekolah sedari dini.
Selain itu biar lebih teratur dalam berkegiatan. Di sekolah cuma tiga jam, dan satu-dua jam diantaranya adalah outdoor play bersama guru dan teman-teman.
Hal terakhir adalah Bunda insyaAllah mulai kuliah lagi Agustus akhir ini. Tenang, insyaAllah ayah ambil parental leave jadi bisa ngasuh Asiyah saat Bunda kuliah. Tapi Bunda bertekad sekolah ini nomor sekian setelah keluarga, jadi ga mau ngoyo ngerjainnya, ga mau diburu target. Bunda mau menikmati menggali ilmu baik dari segi belajar menguasai bahasa asing (inggris) maupun ilmu pelajaran itu sendiri yang semoga membuat Bunda semakin merunduk. Ayah (juga Oma-Opa) sangat mendukung Bunda sekolah lagi. Jadi bismillah ya.. Kita berjuang bersama..
di Öppna Förskolan (Open Preschool)
Semoga Allah jaga kesucian dan fitrah kebaikanmu, semoga Bunda dan Ayah bisa semakin mengenali (karakter/potensi/kekurangan) Asiyah, dan mensyukurinya. Aamiin..
Apa lagi ya highlight sebulan terakhir ini?
Comments
Post a Comment