Hold On To Your Light
Pada akhirnya yang bisa menyelamatkan kita, adalah diri kita sendiri.
Ga akan selamat, mereka yang ga mau selamat..
Ga akan berubah suatu keadaan, selain kita berjuang mati-matian..
Ga akan sadar, mereka yang emang milih untuk mati hati..
Based on true story.. In the future..
Nanti, di hari akhir itu gelap, kita akan berjalan sendiri-sendiri dengan penerangan kita masing-masing.
Dari mereka yang beriman, akan memancar cahaya dari tubuh mereka.
Kuat tidaknya cahaya ini, juga bergantung dari kadar keimanan. Ada yang sangat terang, ada yang redup..
Sedangkan dari mereka yang munafik, mereka akan terbangun dan kaget karena mereka ga punya cahaya itu.
Mereka kira mereka akan selamat, mereka kira mereka beriman..
Hari itu, hubungan darah udah ga berlaku lagi, apalagi sahabat.
Ibu-anak saling tidak peduli, semua sibuk menyelamatkan diri sendiri.
Chaos..
Mereka yang munafik, mencoba mengejar orang beriman, berlari mendekati, meminta penerangan dari mereka.
Orang beriman bilang, "Kamu kemana aja? Cari sendiri cahaya kamu". Kalimat sarkas yang artinya, kembali lagi ke dunia sana..
Munafiqun masih kekeuh, terus mengejar, mereka panik.
Hingga akhirnya Allah pasang dinding pemisah diantara mereka, melindungi orang beriman dari serangan munafiqun. Dinding ini ada pintunya, di bagian dalam berisi rahmat, di sisi sebaliknya berizi azab.
Segerombolan munafik ini bilang,
"Hei, kita kan saudara dulunya, kita kan deket di dunia. Ko bisa jadi kaya gini?"
Dan mereka yang beriman menjawab,
"Iya bener, tapi kamu nyelakain diri kamu sendiri. Kamu bertahan di lingkungan yang menyulitkan imanmu untuk selamat. Dan kamu juga selalu menunda-nunda. Katanya mau tobat, katanya mau memperbaiki diri, tapi dibesok-besokin, dientar-entarin. Lalu setan memperdaya kamu, kamu jadi masuk ke pusaran penurunan iman. Sampai akhirnya kamu mulai ragu sama semua perkataan Allah."
Jadi polanya begini:
1. Sok kuat.
Udah tahu lingkungan bikin iman susah naik, lebih parah lagi, bikin iman lemah, tapi tetep kekeuh disitu. Udah tahu temen-temen ga ngajak ke kebaikan, masih juga betah ke mereka lagi, ke mereka lagi. "Ga bakal mempan di gue.", atau malah, "Gue cuma mau dakwah disana kok." Yakin?
2. Nunda-nunda tobat, besok aja lah jadi benernya.
Pertama kali ngelakuin hal ga bener, pasti batin kita berontak, hati berasa ga enak. Tapi kalo didiemin, hati kita bakal adaptasi, bebal. Ibarat masuk ke ruangan bau sampah, awalnya eneg, coba 10 menit kemudian, udah nyaru itu baunya.
3. Kedua langkah diatas udah dikerjain, sasaran empuk jadi mangsanya setan.
Setan mulai ngebisikin yang macem-macem. Tiap orang ga ada yang suka ngerasa guilty, ga ada yang suka ngerasa ga enak hati. Akhirnya setan bilang, "Yang bikin lo susah itu agama lo. Yang nyuruh ini itu kan agama lo, kalo lo tinggalin itu agama, lega deh hati lo." Terus pastinya, yang imannya udah melemah ini, manut aja dengan bisikannya mereka. Padahal setan itu kerjaannya cuma bisikin, ga punya kuasa apa-apa ngegerakin badan kita.
4. Jadi ragu-ragu sama semua perkataan Allah.
"Bener gitu ada Allah? Bener gitu ada surga-neraka? Bener gitu ntar ada akhirat? Kok gue ga yakin?." Ini ketebak akhirnya bakal kayak gini. Implikasinya apa? Mau dibacain ayat-ayat sampe berbusa, ga bakal mempan. Toh udah ragu. Oke, kalo emang neraka-surga ga ada, ga ada yang rugi dengan menjadi jadi baik. Tapi kalo ada? Nyesel ke ubun-ubun.
5. Tapi tetep ngaku islam sih.
Namanya kan munafik. Nah, munafik ini juga harus dilurusin. Banyak yang ngira, munafik itu mereka yang ngelakuin beberapa hal islami padahal perilaku lainnya banyak yang melanggar. Contohnya, pake kerudung tapi males solat, yang akhirnya malah kerudungnya yang dilepas dengan alibi 'biar ga jadi munafik'.
Mari kita luruskan, kalo ada berlian kena lumpur, sebaiknya diapain? Dibersihkan kotorannya atau dibuang sekalian itu berlian?
Munafik adalah saat kita ngaku muslim tapi berkata dusta, melanggar janji, atau kalau dipercaya berkhianat.
Hmm.. Jadi mending ga usah jadi muslim sekalian? Ini baru kondisi yang menimpa mereka yang munafik, ga sanggup membayangkan apa yang terjadi pada mereka yang mengingkari-Nya.
Semua ini adalah gambaran Allah dalam surat Al-Hadid ayat 12-15. Penjelasan mendalamnya ada di video di bawah (cuma kurang dari setengah jam, bisa jadi 30 menit terpenting dalam hidup kita).
“Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran (Al-Quran) yang telah diturunkan (kepada mereka)?" QS. Al-Hadid: 16
Gothenburg, 16 Febuari 2016, 12.59 CET.
Pengingat diri sendiri, keluarga, dan keturunanku kelak..
Ga akan selamat, mereka yang ga mau selamat..
Ga akan berubah suatu keadaan, selain kita berjuang mati-matian..
Ga akan sadar, mereka yang emang milih untuk mati hati..
Based on true story.. In the future..
Nanti, di hari akhir itu gelap, kita akan berjalan sendiri-sendiri dengan penerangan kita masing-masing.
Dari mereka yang beriman, akan memancar cahaya dari tubuh mereka.
Kuat tidaknya cahaya ini, juga bergantung dari kadar keimanan. Ada yang sangat terang, ada yang redup..
Sedangkan dari mereka yang munafik, mereka akan terbangun dan kaget karena mereka ga punya cahaya itu.
Mereka kira mereka akan selamat, mereka kira mereka beriman..
Hari itu, hubungan darah udah ga berlaku lagi, apalagi sahabat.
Ibu-anak saling tidak peduli, semua sibuk menyelamatkan diri sendiri.
Chaos..
Mereka yang munafik, mencoba mengejar orang beriman, berlari mendekati, meminta penerangan dari mereka.
Orang beriman bilang, "Kamu kemana aja? Cari sendiri cahaya kamu". Kalimat sarkas yang artinya, kembali lagi ke dunia sana..
Munafiqun masih kekeuh, terus mengejar, mereka panik.
Hingga akhirnya Allah pasang dinding pemisah diantara mereka, melindungi orang beriman dari serangan munafiqun. Dinding ini ada pintunya, di bagian dalam berisi rahmat, di sisi sebaliknya berizi azab.
Segerombolan munafik ini bilang,
"Hei, kita kan saudara dulunya, kita kan deket di dunia. Ko bisa jadi kaya gini?"
Dan mereka yang beriman menjawab,
"Iya bener, tapi kamu nyelakain diri kamu sendiri. Kamu bertahan di lingkungan yang menyulitkan imanmu untuk selamat. Dan kamu juga selalu menunda-nunda. Katanya mau tobat, katanya mau memperbaiki diri, tapi dibesok-besokin, dientar-entarin. Lalu setan memperdaya kamu, kamu jadi masuk ke pusaran penurunan iman. Sampai akhirnya kamu mulai ragu sama semua perkataan Allah."
Jadi polanya begini:
1. Sok kuat.
Udah tahu lingkungan bikin iman susah naik, lebih parah lagi, bikin iman lemah, tapi tetep kekeuh disitu. Udah tahu temen-temen ga ngajak ke kebaikan, masih juga betah ke mereka lagi, ke mereka lagi. "Ga bakal mempan di gue.", atau malah, "Gue cuma mau dakwah disana kok." Yakin?
2. Nunda-nunda tobat, besok aja lah jadi benernya.
Pertama kali ngelakuin hal ga bener, pasti batin kita berontak, hati berasa ga enak. Tapi kalo didiemin, hati kita bakal adaptasi, bebal. Ibarat masuk ke ruangan bau sampah, awalnya eneg, coba 10 menit kemudian, udah nyaru itu baunya.
3. Kedua langkah diatas udah dikerjain, sasaran empuk jadi mangsanya setan.
Setan mulai ngebisikin yang macem-macem. Tiap orang ga ada yang suka ngerasa guilty, ga ada yang suka ngerasa ga enak hati. Akhirnya setan bilang, "Yang bikin lo susah itu agama lo. Yang nyuruh ini itu kan agama lo, kalo lo tinggalin itu agama, lega deh hati lo." Terus pastinya, yang imannya udah melemah ini, manut aja dengan bisikannya mereka. Padahal setan itu kerjaannya cuma bisikin, ga punya kuasa apa-apa ngegerakin badan kita.
4. Jadi ragu-ragu sama semua perkataan Allah.
"Bener gitu ada Allah? Bener gitu ada surga-neraka? Bener gitu ntar ada akhirat? Kok gue ga yakin?." Ini ketebak akhirnya bakal kayak gini. Implikasinya apa? Mau dibacain ayat-ayat sampe berbusa, ga bakal mempan. Toh udah ragu. Oke, kalo emang neraka-surga ga ada, ga ada yang rugi dengan menjadi jadi baik. Tapi kalo ada? Nyesel ke ubun-ubun.
5. Tapi tetep ngaku islam sih.
Namanya kan munafik. Nah, munafik ini juga harus dilurusin. Banyak yang ngira, munafik itu mereka yang ngelakuin beberapa hal islami padahal perilaku lainnya banyak yang melanggar. Contohnya, pake kerudung tapi males solat, yang akhirnya malah kerudungnya yang dilepas dengan alibi 'biar ga jadi munafik'.
Mari kita luruskan, kalo ada berlian kena lumpur, sebaiknya diapain? Dibersihkan kotorannya atau dibuang sekalian itu berlian?
Munafik adalah saat kita ngaku muslim tapi berkata dusta, melanggar janji, atau kalau dipercaya berkhianat.
Hmm.. Jadi mending ga usah jadi muslim sekalian? Ini baru kondisi yang menimpa mereka yang munafik, ga sanggup membayangkan apa yang terjadi pada mereka yang mengingkari-Nya.
Semua ini adalah gambaran Allah dalam surat Al-Hadid ayat 12-15. Penjelasan mendalamnya ada di video di bawah (cuma kurang dari setengah jam, bisa jadi 30 menit terpenting dalam hidup kita).
“Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran (Al-Quran) yang telah diturunkan (kepada mereka)?" QS. Al-Hadid: 16
Gothenburg, 16 Febuari 2016, 12.59 CET.
Pengingat diri sendiri, keluarga, dan keturunanku kelak..
Comments
Post a Comment