Karena Kamu Begitu Berharga
Kau tahu rasanya bagai memiliki banyak kepribadian dalam satu tubuh?
Di satu sisi kau tau akan banyaknya aib, kesalahan, dosa yang dilakukan oleh diri yang membuatmu malu untuk melangkah. Sekalipun orang lain mungkin tak tahu. Tapi penyesalan bagai menahan kakimu, mengingatkan bahwa tak pantas dirimu terlihat baik. Orang-orang bisa kecewa.
Di sisi yang lain ada bagian dirimu yang ingin mendekat pada Allah, mencintai dan dicintai-Nya. Dan cinta itu menuntut untuk dibuktikan, dituangkan dalam laku. Kau ingin seperti mereka yang dalam pandanganmu begitu dekat pada Rabb-nya. Kau iri pada mereka. Tapi kau juga takut menampakan diri dan kesombongan merusak niatmu.
Ada lagi sisi yang lain, ia bernama malas. Inersia bahasa lainnya. Kenyamananmu di posisi saat ini membuatmu enggan atau bingung atau gamang untuk berubah.
Namun ingatlah, sebagai manusia kita wajib optimis. Sebagaimana Tuhan telah begitu baik menjanjikan begitu banyak keutamaan bagi ibu-ibu yang mengandung dan melahirkan, padahal belum jelas akankah manusia kecil itu kelak akan menjadi taat atau pendosa.
Pada orang lain kau menuntut untuk dimengerti, dibersamai dalam berubah, diyakinkan bahwa kau mampu. Tapi, kenapa pada dirimu sendiri kau tak percaya?
9 Maret 2013
dari draft yang tersimpan lama
Di satu sisi kau tau akan banyaknya aib, kesalahan, dosa yang dilakukan oleh diri yang membuatmu malu untuk melangkah. Sekalipun orang lain mungkin tak tahu. Tapi penyesalan bagai menahan kakimu, mengingatkan bahwa tak pantas dirimu terlihat baik. Orang-orang bisa kecewa.
Di sisi yang lain ada bagian dirimu yang ingin mendekat pada Allah, mencintai dan dicintai-Nya. Dan cinta itu menuntut untuk dibuktikan, dituangkan dalam laku. Kau ingin seperti mereka yang dalam pandanganmu begitu dekat pada Rabb-nya. Kau iri pada mereka. Tapi kau juga takut menampakan diri dan kesombongan merusak niatmu.
Ada lagi sisi yang lain, ia bernama malas. Inersia bahasa lainnya. Kenyamananmu di posisi saat ini membuatmu enggan atau bingung atau gamang untuk berubah.
Namun ingatlah, sebagai manusia kita wajib optimis. Sebagaimana Tuhan telah begitu baik menjanjikan begitu banyak keutamaan bagi ibu-ibu yang mengandung dan melahirkan, padahal belum jelas akankah manusia kecil itu kelak akan menjadi taat atau pendosa.
Pada orang lain kau menuntut untuk dimengerti, dibersamai dalam berubah, diyakinkan bahwa kau mampu. Tapi, kenapa pada dirimu sendiri kau tak percaya?
9 Maret 2013
dari draft yang tersimpan lama
Comments
Post a Comment