Malaikat Itu Bernama Orang Tua
Benarlah, segala kebahagiaan seorang manusia, sedikit banyak bergantung pada keridhaan orang tuanya,
jangan pernah berharap nikmat hidup akan terasa sempurna selama masih ada air mata orang tua yang kau menjadi penyebabnya,
seiring berjalannya waktu,
kau kan menyadari,
bahwa orang tua memang bukanlah sosok yg sempurna,
mereka pun manusia, tempatnya salah dan lupa,
mungkin banyak larangan dan pinta mereka yang kau tak pahami,
tapi pernahkah tersirat olehmu? boleh jadi itu semua karena mereka tak leluasa merangkai kata demi menjaga perasaanmu yg mudah kecewa,
satu hal yang pasti,
apa pun yang mereka lakukan, apa pun yang mereka katakan, apa pun yang mereka pinta,
ketahuilah,
semua karena cinta,
semata karena hal itu lah yang menurut mereka bisa membuatmu bahagia,
bahkan sering kali mereka tak mementingkan diri mereka sendiri,
yakinlah, tak ada orang tua yang ingin anaknya celaka,
dan bila suatu saat nanti,
setan kembali menggoda,
jangan sekali-kali kau dengarkan ia,
jangan sekali-kali kau terlupa,
karena merekalah perantara Tuhan melimpahkan bahagia,
tapi bila tetap kau terjatuh dalam kesalahan yang sama,
jangan pernah ragu memulai percakapan,
jangan pernah ragu menyampaikan perasaan,
agar yang buram menjadi terang benderang,
agar segala prasangka tak menjadi dosa,
agar kembali kau genggam keridhaan mereka,
karena sejatinya, Ia hanya akan tersenyum padamu, saat mereka tersenyum.
.
Ya Rabb, terima kasih atas kedua orang tua-ku, yang melalui mereka hamba belajar makna pengorbanan dan kesabaran,
Sayangilah mereka ya Rahman.. Bahagiakanlah mereka di dunia dan di akhirat kelak..
Ampunilah segala kesalahan dan kekhilafan diri ini, mampukanlah kami untuk menjadi penyejuk hati mereka selamanya.. Aamiin..
- saat bahagia dan syukur melebur,
Gothenburg, 2015.
Comments
Post a Comment