Save the children, save the future

Kemarin saya dpt broadcast yg sangat menampar, mengingatkan kembali bahwa pr umat banyak sekali. Sebagai ibu, kita memiliki kesempatan besar utk turut andil dalam perbaikan.

Semoga para ibu diberikan kesabaran, kesadaran, dan tuntunan dalam mendidik anak-anaknya. Mengutip istilah Tere-Liye; merekalah harta karun dunia..

--
Astaghfirullah, Sedih n miris baca ini

Inilah akhir jaman itu ...

Seorang Gembong Homo, pegiat, pelindung dan pahlawan para bencong dan lesbong di Indonesia dengan percaya diri mendaftarkan diri jadi Komisioner HAM,

Mendaftarkan diri,
dan semoga tidak lolos, ditengah heningnya kematian nurani..

Dan kebisingan politik yg sibuk sendiri..

#

Seorang gubernur mengusung ide lokalisasi dan pelegalan Kompleks Pelacuran dan Penjualan Minuman Keras.

" Orang Suci dilarang masuk ". Ujar sang gubernur nyinyir, soal idenya pada lokalisasi tempat maksiat itu.

Seolah yang menolak idenya, adalah orang sok suci dan munafik.

#

Pesta Bikini campur Baur Anak SMA, siswa dan siswi dalam Kolam renang, sambil menegak coctail dan musik menghentak...

Pesta Seks bareng belasan remaja SMP dalam kamar sempit Hotel melati.

Kedua 'event' diwaktu yg sama, tempat yg berbeda,

Namun dengan alasan yang sama..

Menghilangkan kesumpekan pasca ujian sekolah.

#

Profesi Artis dan selebriti yg jadi idola kebanyakan remaja,

dan cita-cita kebanyakan anak-anak negeri,

terbongkar,

ternyata Ratusan dari mereka juga nyambi jadi pelacur kelas kakap, bertarif puluhan hingga ratusan juta.

Demi baju dan tas branded,
Mobil mewah,
liburan ke eropa,
dan gaya hidup hedonis lainnya

#

Pelacuran Online yg pelakunya adalah remaja belasan tahun yg sukarela dan bergerak mandiri, bukan di mucikari,

Juga terbongkar,

dan ternyata mudah sekali menemukan ribuan pelacur-pelacur bonsai ini dengan tarif murah meriah,

seliweran beriklan ala pedagang baju di sosial media:

Bisa PO,
ada DP,
ada testomoni,

Bisnis menggiurkan yg cuma bermodal Gadget..

Foto..
Upload..
Klik..
DP..
Ketemuan..
Lunas..

**

InnaliLLAH..

Beberapa hari ini,

Demikianlah berita yang menghiasi media..

Menetes air mataku..

**

" Akan datang suatu zaman dimana orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api. "
(HR. Tirmidzi)

Yah,

Terbayang beratnya anak-anak kita kelak, memegang "Bara Api"..

Membuatku makin merasa malu..

Menjadi ibu makin jelas,

bukan lagi pekerjaan sederhana..

Bukan lagi pekerjaan sambilan..

Bukan lagi pekerjaan sisa waktu..

Membanyakkan waktu lapang..
Menatap mata mereka
Menggenggam jari-jari dan
tangan mereka

Mendengar langsung celotehan mereka..

Menanyakan perasaan mereka..

Menjadi kawan..

Setidaknya agar mereka tahu,

Kita akan kuat jika kita bersama memegang bara api itu.. Sepanas apapun..

Agar mereka..

Gak malu disebut aneh,
karena gak ikut-ikutan pacaran..

Gak malu disebut kuper,
Karena ga ikut pake baju sobek2 seperti orang gila

Gak malu dibilang cemen,
Karena ga ikut nonton film porno bareng

Gak malu..
Menjadi sendirian
Dalam kebenaran

*

Duhai ALLAH..

Sungguh hanya kepadamu segala doa kami panjatkan..

Ketika yg kami harapkan di negeri ini tak bergeming..

Hukum makin buta,
Penegak hukum pincang
Politikus sibuk sendiri,
Pemimpin cari aman

Jadi,

Biarlah kami para ibu akan berteriak di dunia maya..

Berceloteh di sosial media..

Meski kelak pekikan kami akan di sambut dengan tuduhan :

Sok pintar.. Sok suci.. Sok alim.. Sok Hebat..

Biarlah..

Toh itu jauh lebih baik,

Ketimbang 'sekedar' diam,

Karena diam adalah SELEMAH-LEMAHnya Iman..

Dan kami yakin..

Iman kami belum selemah itu...

Kami masih bisa teriak kencang!

Anak kami..
Amanah kami..
Peraturan kami..

Yana Nurliana,
Menulis adalah menguatkan iman

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Persiapan IELTS Tanpa Preparation Class

Jalan-jalan Turki day 1: Ephesus!

Cerita Kehamilan di Indonesia dan Swedia