Hospital Visit

"You are welcome to our information sessions for birth. Information meetings are held at Mölndal Hospital and Östra Hospital. We also have obstetric information in English. No registration is required."

Begitu kurang lebih cuplikan dari web rumah sakit yang diberikan oleh seorang senior kami, Mba Rina. Alhamdulillah pucuk dicinta ulam tiba, saya emang udah menanti-nanti hospital visit ini. Udah nanya sama bidan waktu kontrol terakhir, tapi bidannya ga tau :( Ternyata ada di web jadwal-jadwal hospital visit, dan enaknya ga perlu registrasi apapun. Tinggal bawa badan aja :)

Information Meetings atau Hospital Visit diadakan 1-2 kali sebulan, ada yang dalam Bahasa Swedia dan Bahasa Inggris. Kebetulan jadwal yang klop buat kami adalah 30 September, karena jadwal berikutnya diakhir Oktober, setelah due date si dedek hehe..

Hospital visit ini mulai jam 17 sampe sekitar jam 18.30. Isinya penjelasan dan tanya jawab seputar melahirkan dan juga diajakin liat-liat ruang bersalin yang ada.

Hari itu pak suami pulang cepet dari kantor biar bisa ikutan. Sebaiknya menurut saya hospital visit ini emang didatengin berpasangan, karena pas hari-H melahirkan pastinya kemungkinan besar si ibu kan ga sempet mikir, jadi butuh suami yang siaga dan udah paham segala sesuatunya. Jadi ga blank harus ngapain, apalagi bagi yang menanti anak pertama, masih newbi gitu :D Kita ketemu di halte bus Svingeln untuk kemudian naik bis 514 ke Ostra Sjukhuset (RS Östra). Ada banyak pilihan bus maupun tram ke RS Östra dengan interval yang cepet, tapi tetep sebaiknya cek jadwal pake vasttrafik.se biar tau rute yang paling cepet.

Sesampainya disana saya liat para bumils dan pamils yang berkumpul di kafe RS, tempat dimana kami emang diminta berkumpul. Kurang lebih ada belasan pasangan yang dateng. Karena hari ini sesi penjelasan berbahasa inggris, tentunya yang dateng juga kebanyakan orang-orang Nonswedia atau minimal salah satu pasangannya bukan orang Swedia. Ga lama, seorang bidan dateng menyambut kami dan meminta kami ke ruangan yang udah disiapkan di lantai 2. Ruangannya isinya meja oval besar dengan kursi-kursi disekelilingnya. Kita diminta duduk dan dimulailah information session ini..

Pertama, kita diminta kenalan; nama, asal negara, usia kehamilan, dan anak keberapa. Seinget saya ada yang dari Australia, Polandia, Perancis, Yunani, Cina, dan tentunya Indonesia (ya kami ini, hehee). Mostly semua menanti anak pertama, cuma satu ibu asal Yunani yang lagi hamil anak kedua, itu juga dengan jarak kehamilan yang jauh yakni 12 tahun, rasanya kaya hamil pertama kali ceunah hehe. Bidan yang jadi host sendiri namanya Bidan Marriane.

Ada beberapa poin yang mau saya share seputar informasi yang kami dapat hari itu. Saya coba buat seingetnya ya, saking seriusnya merhatiin jadi ga sempet nyatet (halahh, bilang aja males :p). Biar enak dalam poin-poin aja yah:

- Di Swedia, para bumil check up rutin di klinik bidan setempat aja, bukan di rumah sakit. Klinik bidannya pun ga bisa sembarang dateng, harus yang sesuai dengan daerah tempat tinggal kita, yang paling deket gitu. Tapi untuk melahirkan, kita harus ke rumah sakit. RS untuk melahirkan di Gothenburg sendiri ada 2 yakni Mölndal Hospital and Östra Hospital. Kita juga ga bisa main dateng ke RS kalo dah mau lahiran, harus telfon dulu ke delivery coordinatornya, nanti mereka yang ngasi tau kita harus ke Mölndal atau Östra (bergantung dari ketersediaan kamar, bidan, dan sebagainya). Tentunya kita boleh request maunya ke RS mana, tapi balik lagi dilihat kondisi RS itu, yang pasti mereka akan mengarahkan ke tempat yang siap menangani kita dengan maksimal ceunah :D

- Tiap tahunnya kurang lebih ada 50% (sedengernya saya ya) ibu bukan kewarganegaraan Swedia yang melahirkan disini, jadi ga usah takut dengan bahasa. Sekalipun si ibu ga bisa bahasa Inggris, ia bisa request translator yang sebisa mungkin akan mereka sediakan.

- Semua kelahiran normal akan ditangani oleh bidan. Jadi kalo kehamilan kita sehat wal afiat kita ga bakalan ketemu dokter sampe akhir. Paling cuma dokter anak yang akan ngecek kondisi si bayi sebelum boleh pulang dari RS. Selain epidural, semua pain relief juga diberikan sama bidan, epidural sendiri dikasi sama dokter anestesi. Jangan khawatir, bidan-bidan di Swedia sangat terlatih dan canggih-canggih.

- Bidan yang menangani persalinan dan yang melakukan check up rutin kehamilan berbeda. Tapi jangan takut, kondisi kehamilan tiap ibu terangkum dalam sebuah jurnal yang terintegrasi dalam sistem komputer mereka. Jadi tiap check up rutin di klinik kebidanan (disebutnya MVC), mereka akan langsung input data kita di komputer. Jadi begitu mau melahirkan, para bidan di RS tinggal ngetik personnummer/identitas kita, dan voila, seluruh riwayat kehamilan kita akan terlihat.

Oiya intermezzo sedikit, alhamdulillah personnummer saya udah keluar.. Jadi bisa melahirkan dengan lebih tenang (karena gratis), insyaAllah :)

- Bidan di RS punya 3 shift, jadi kalo persalinannya misal makan waktu seharian maka kita bisa ketemu 3 bidan yang berbeda. Hal ini Swedia banget menurut saya, mereka orangnya ga ngoyo dalam bekerja. Ga ada tu istilah kerja berlebihan(?), para nakes yang stay di rs berpuluh-puluh jam sampe rontok sendiri badannya. Mereka ga bisa ambil shift yang berderetan. Ada positif negatifnya, positifnya tentunya kita akan selalu dilayani dengan prima dan fresh, karena para bidan ga diforsir kerjanya. Negatifnya ya para ibu ga bisa terlalu attach sama satu bidan dan berharap ditemenin dia terus sampe akhir. Kita bisa aja minta ganti bidan kalo merasa ga cocok. Tapi menurut saya si akan ga perlu ya, orang-orang Swedia pada umumnya, apalagi para bidannya, super baik dan ramah. Salah satu senior disini ada yang cerita, "selama hidup saya, perlakuan di RS yang paling baik, nyaman, ramah ya disini.."

- Kapan waktunya menelpon RS? Ada 3 kondisi. Pertama, salah satu tanda persalinan yang paling umum, kontraksi. Kontraksinya bukan sembarang kontraksi, yakni kontraksi yang terasa sakit dan reguler tiap 3 menit sekali (3 kali dalam 10 menit) dan kontraksi berlangsung kurang lebih selama 1 menit. Karena besar kemungkinan si ibu udah berada di tahap active labor (bukaan 4 keatas). Kalo masih ireguler, intervalnya lama, si ibu sebaiknya tahan-tahan aja dulu di rumah. Karena masa latent labor (bukaan 1-3) itu ga jelas waktunya, bisa cuma beberapa jam atau bisa juga berhari-hari atau berminggu-minggu. Semakin si ibu pengen cepet stay di RS, akan semakin besar kemungkinan dilakukan intervensi terhadap persalinannya, yang mana hal ini sangat dihindari. Ga perlu melakukan yang ga perlu.

- Bidan Marriane memberikan penjelasan tambahan tentang kontraksi yang banyak menjadi momok para ibu saat bersalin. Katanya, biasanya selama ini kita didoktrin untuk mengartikan sakit sebagai "ada sesuatu yang salah" atau sakit itu ga baik, yang menyebabkan kita pengen membuang aja semua rasa sakit. Padahal, dalam persalinan, sakit itu adalah baik. Kata Bu Bidan, So if you come to us and say "it's very painful, it really huurrts!!", we'll smile and say "Good!" ^^ heuhee..

Bidan Marriane meminta kita mengubah cara pandang terhadap pain. Pain during labor is a good pain, pain that makes you a mother. We dont have to throw away that pain, we just have to admit it, and deal with it. We have to be open mind.

Semakin kita menolak rasa sakit, justru kontraksi akan semakin terasa sakit. Salah satu cara yang bisa meringankan rasa sakit itu adalah nafas. Rahim terdiri dari otot yang besar dan kuat, apa yang diperlukan otot biar bekerja dengan lebih baik? Oksigen. Jadi kita butuh bernafas. Kalo kita fokus ke sakitnya, dan lupa nafas(?) justru bikin kontraksi terasa lebih sakit.

- Pada dasarnya yang tahu apa yang terbaik adalah ibu itu sendiri, bukan bidan. Jadi ga ada pandangan bahwa "ibu ga tau apa-apa, ikut aja kata bidan". Yang pegang kontrol adalah para ibu. Bidan akan membantu dengan mengikuti irama dari si ibu.

- Setelah bayi lahir, bayi akan langsung diberikan ke (dada) ibu. Kalo ada kondisi yang membuat si ibu perlu extracare, maka bayi akan skin-to-skin sama bapaknya. Bidannya bilang ga masalah masih ada cairan-cairan atau sedikit darah di tubuh bayi, nanti juga ilang sendiri, yang penting langung skin-to skin. Ga ada efek negatif sama sekali dari skin-to-skin langsung, justru yang ada efek negatifnya kalo dibersihin dulu atau dimandiin, bisa bikin bayi kedinginan dsb.

Yang ini saya sepakat banget ni, saya suka gemeesss tiap nonton video melahirkan, ada aja bidan/nakes (tenaga kesehatan) yang rese ngelap-ngelap bayi pas bayi lagi skin-to-skin sama ibunya. Ga bisa nanti aja apa? Mana biasanya suka kasar gitu. Sabar aja atuh.. Biarin mereka menikmati waktu berdua, gapapa kotor dikit juga.. #tetibasewot

- Setelah bayi lahir, bayi akan selalu bersama orang tua. Ga dipisahin. Istilahnya, "bayimu adalah tanggung jawabmu,"

- Apa aja yang perlu dibawa ke RS?
--> Baju ibu, secukupnya aja. Karena untuk melahirkan akan disediakan baju dari RS, begitu juga handuk, popok, dan pembalut, semua disediakan.
--> Baju bayi, sedikit aja untuk pulang. Selama disana bayi akan banyak bersama orang tua, selama mungkin skin-to skin. Jadi ga perlu bawa baju banyak-banyak.
--> Makanan secukupnya, terutama yang simpel dan berenergi, misal coklat, madu, dsb. Makan ibu disediakan di RS, begitu juga minuman standar seperti teh, kopi, lemonade. Untuk bapak harus sediain sendiri hehe.. Tapi ga usah kuatir, disana ada kafe dan vending machine makanan-makanan frozen gitu kaya pizza, dsb. RS nyediain kulkas dan microwave yang bisa dipake. Walopun tentunya lebih endeus dan sehat bawa sendiri dari rumah ya :)
--> Peralatan mandi standar seperti sikat gigi, odol. Sabun dan sampo kayanya disediaan, saya agak lupa, heuhe..

- Berapa lama stay di RS setelah melahirkan?
Biasanya 1-3 hari. Terserah dari ibu tersebut. Paling cepet 6 jam pascapersalinan juga udah boleh pulang. Dengan catatan bayi dinyatakan sehat dan normal oleh dokter anak.

- Waktu melahirkan ibu boleh ditemani 2 orang. Tapi waktu recovery cuma boleh ditemenin 1 orang. Ga boleh ada visitor juga selama recovery ini. Enak ya si ibu jadi bisa istirohat.. Saya beberapa kali denger curhatan ibu2 di Indo yang abis melahirkan, yang (sebenernya) merasa terganggu kalo dijenguk di RS. Gimana juga kan si ibu perlu pemulihan abis perjuangan yg melelahkan, perlu waktu utk adaptasi sama bayi juga, dsb..

- Beberapa pain relief yang ada antara lain:
--> Gym Ball/Birthing Ball.
Pada masa-masa kontraksi akan sangat bagus kalo ibu banyak bergerak. Salah satunya pake gym ball ini. Ga usah bawa dari rumah, mereka akan nyediain.
--> Hot Bath.
Beberapa kamar bersalin dilengkapi bath tub. Kita bisa berendem dari kapan aja sampe mau lahiran. Bukan water birth ya, berendem ini untuk meredakan sakit dan juga relaksasi. Kata para senior si berendem air anget ini maknyuss banget meredakan sakit kontraksi.
--> Hot shower.
Showeran pae air anget juga bisa meredakan sakit ceunah. Kalo kebetulan kamar yang ada bath tubnya penuh, bisa juga pake ini..
--> Laughing gas.
Bentuknya kaya masker oksigen gitu ya, kita hirup tiap kontraksi datang. Kata bu bidan, gas ini ga akan menghilangkan sakit, tapi bisa bikin kita 'ga peduli' sama sakitnya. Gas ini aman dipake walaupun dalam waktu lama. Salah satu yang direkomendasikan sama bu bidan.
--> Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS).
Semacam alat yang nyetrum, ditempelin di tempat yang terasa sakit, misal punggung belakang.
--> Epidural
Selain pain relief yang udah disebut diatas, ada juga medicine pain relief yakni epidural. Epidural yang dipake disini jenisnya 'stand epidural', saya ga paham juga si tapi dibilangnya gitu.. Jadi ibu-ibu tetep bisa berdiri dan beraktivitas, walopun pake epidural ini. Ada jenis epiral yang bikin si ibu cuma bisa baringan berarti ya..
--> Dan lainnya.. (saya lupa, hehee..)

Agak sayang si saya ga ngerekam (waktu itu batere hp udah merah, hiks) , maupun nyatet seluruh info. Sebenernya buanyaak quotes-qoutes menarik yang menggugah(?) yang disampein sama Bidan Marrianne. Suami saya pun sampe terkagum-kagum, kami sebagai calon orang tua merasa diperlakukan dengan sangat baik selama proses kehamilan. Mulai dari pembekalan informasi, prosedur persalinan yang diupayakan senatural mungkin, dan sebagainya. Dengan begitu kita jadi merasa save dan percaya, apa yang dilakukan adalah semata-mata untuk kebaikan ibu dan bayi.

Sekian sharing tentang Hospital Visit kami. Sekarang tinggal eksekusinya ni.. Mohon doanya ya semua, semoga kami diberikan persalinan yang nyaman, mudah, lancar, menyenangkan, dan membahagiakan.. Aamiin ^^


Gothenburg, 9 Oktober 2014
38 Minggu 4 Hari.

Comments

Popular posts from this blog

Persiapan IELTS Tanpa Preparation Class

Jalan-jalan Turki day 1: Ephesus!

Cerita Kehamilan di Indonesia dan Swedia