there is no box
we make our own 'box'. we create our own choices..
di suatu tempat, ada seorang wanita muda, kuliah tingkat 1, ia menikah lantas hamil dan melahirkan, semua di tahun yang sama. bagi sebagian orang itu hal gila. bagaimana caranya dimasa adaptasi dengan dunia perkuliahan, di kampus yang terkenal susah ditaklukan, ia mengambil risiko tinggi seperti itu? dan bukan cuma itu, tiga hari setelah melahirkan ia langsung kembali ke kampus dan mengikutii ujian akhir.
yak, kondisi dan pilihan tersebut, bagi sebagian orang bahkan mungkin terbayang saja tidak. tapi ia menjalaninya dengan selamat. saya tak mengatakan dengan mulus, bahagia, atau superduper mudah. karena selain saya tidak tahu, pastinya hal tersebut tidaklah mudah. pasti banyak pengorbanan yang harus dilakukan. tapi itulah konsekuensi dan ia dengan sadar memilihnya.
saya pernah (atau mungkin masih?) termasuk ke dalam golongan 'sebagian orang' itu. orang-orang yang melongo dengan pilihan hidup orang lain yang diluar batas nalar saya.
saya sebelumnya berpikir kalau melahirkan saat dekat dengan ujian akhir maka kita harus memilih salah satunya, tak mungkin keduanya. tapi sekarang saya sadar. bahwa opsi-opsi pilihan itu kita sendiri yang menciptakan. mungkin saya tidak mungkin memiliki jalan hidup seperti wanita tersebut, karena pikiran saya tidak cukup terbuka untuk mampu menciptakan pilihan-pilihan itu.
cerita diatas hanya cuplikan dari berbagai kasus yang bisa terjadi dalam hidup
pikiran sempit kita bisa disebabkan banyak hal. karena memang diri kita yang belum kaya akan perbendaharaan pilihan. atau karena terlalu banyak mendengar dan mudah percaya omongan orang sehingga bila ada yang berkata 'itu ga akan bisa!' maka kita seketika mencoretnya dari daftar pilihan. atau bisa juga karena kita yang takut dan tidak percaya diri.
kadang kita hanya perlu sederhana dalam berpikir. tapi kaya dalam merasa. cukup tahu bahwa Allah Maha Kuasa. bahwa segalanya mungkin. titik.
Comments
Post a Comment