Indonesia Mesir di Masjidil Haram

Dua tahun lalu, di Masjidil Haram, di antara dua waktu shalat, ada seorang ibu dengan wajah teduh menyapa kami.

Ia hanya bisa berbahasa arab, maka komunikasi pun hanya sebatas bahasa tubuh. Yang aku tahu, ia berasal dari mesir..

Ia menyuruh kami membuka mushaf. Disuruh membaca, dan ia membenarkan tajwid2 yang (banyak) salah.

Dua anaknya yg balita dibiarkan bermain sendiri.. dan anaknya yg msh bayi ditidurkan dipangkuannya, sambil tetap dengan sabar mendengarkan bacaan kami..

Tak lama ia mengkodekan hal lain.. oh, ia minta kami menutup mushaf tsb, lalu ia membaca satu ayat di awal surat, lantas meminta kami meneruskannya..

Kami malu, beberapa surat tak kami hafal sama sekali.. tp ia tak menyerah, ia tersenyum menenangkan, lalu ia membacakan ayat per ayat dan meminta kami mengulanginya. Begitu terus hingga satu surat selesai..

Aku pun kaget betapa bisa secepat itu, dan hanya dengan begitu saja, kami bisa hafal beberapa surat. Padahal biasanya, 3 ayat sehari saja susahnyaa..

Hingga tak terasa azan ashar berkumandang, menandakan kelas tahsin dan tahfidz dadakan itu hrs selesai..

Ibu (yang bahkan aku tak tahu namamu), terima kasih.. beberapa surat masih melekat diingataanku, berkat ketulusanmu.. dan sekarang aku tak tahu bagaimana kondisimu, dan keluargamu di mesir sana.. hanya doa dan bantuan seadanya yg dapat kami berikan dari sini.. semoga Allah membalas kebaikanmu dengan berlipat-lipat, di dunia, dan di akhirat..

Dari Indonesia, untuk saudara seiman di bumi Mesir

Comments

Popular posts from this blog

Persiapan IELTS Tanpa Preparation Class

Jalan-jalan Turki day 1: Ephesus!

Cerita Kehamilan di Indonesia dan Swedia