bandungku

lagi2 hikmah yg terserak; terkadang ia menampakkan dirinya, namun sering kali tdk kita sadari.

siang ini, di salah satu jalanan padat kota bandung, aku melihat seorang laki-laki tua yang mengais makanan sisa di tepi jalanan. hanya beberapa detik, karena antrian mobil memaksaku terus melaju, namun cukup untuk mengundang sesak memenuhi dada. ia menjilati kertas pembungkus makanan dengan begitu lahap, tak ada nasi disana, apalagi lauk, namun ia terlihat begitu semangat dan menikmati. matanya terpejam. seakan ia merasakan makanan terenak di dunia. dan diriku yang memandang lemas dari dalam mobil hanya mampu merasa bersalah yang teramat sangat. aku baru saja pulang, dari makan enak di restoran bersama orang tua.

banyak orang berlalu lalang disekitarnya. tapi sudah, begitu saja. ia seakan tak ada, ia seakan berada di titik buta tiap manusia yang lewat.

Allah, betapa berdosanya kami, yang masih mau bermewah-mewahan seolah tak ada lagi kaum papa di negeri ini, di dunia ini. astaghfirullah.. astaghfirullah..

*dan aku diam saja. hanya diam saja. rasanya seperti menjadi munafik sejati. benci

Comments

Popular posts from this blog

Persiapan IELTS Tanpa Preparation Class

Jalan-jalan Turki day 1: Ephesus!

Cerita Kehamilan di Indonesia dan Swedia