Indah
"Semua indah, Teteh, kalau kita menganggapnya indah.
Bagi si Dengki apa pun yg seharusnya indah akan dianggapnya tidak.
Bagi si Pemarah, angkot yg indah krn berhenti seenaknya, akan dianggapnya menjengkelkan.
Bagi si Iri, tetangga yg indah krn kekayaannya setiap hari sll bertambah, akan membuatnya panas.
Bagi si Pencinta Perdamaian, perang yg kata Penyuka Kekacauan adlh indah, akan dianggapnya biadab.
Bagi org yg sedang jatuh cinta, daun-daun yg gugur, meskipun sesungguhnya biasa, akan dianggapnya indah, dan malah akan dianggap sebagai kejadian yang disengaja oleh alam untuk menambah romantisnya kehidupan mereka berdua.
Bagi si Pemburu Topan, angin topan yg kata pemilik rumah mewah adalah hal yang menakutkan, justru akan dianggapnya begitu indah.
Bagi si Sabar, tulisan informasi di papan pengumuman, meskipun berisi kegagalan hasil ujian, insyaAllah tetap akan dianggapnya indah, sebagai sebuah hikmah baginya untuk jadi pecut lebih giat belajar.
Semua bergantung pd siapa dirinya di dalam memandang alam lingkungannya."
- Pidi Baiq, dalam "Hanya Salju dan Pisau Batu"
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Beliau menulis dengan gayanya tersendiri, sangat berbeda; unik. Ringan, namun terkadang sulit dicerna karena susunan katanya menabrak semua aturan yang ada. Membaca tulisan beliau bagai melihat karya seni, indah walau terkadang sulit dimengerti.
Oke, kembali ke tulisan diatas, menurut saya itu adalah jawaban yang sangat indah dari berbagai perdebatan, perkelahian, permusuhan yang mengatasnamakan perbedaan. Terkadang kita hanya harus menerima bahwa Tuhan telah menciptakan segalanya dengan begitu berwarna. Seperti contoh-contoh diatas; kita hanya perlu melihat dari sudut pandang yang berbeda. Maka berubahlah malapetaka menjadi surga.
Selamat Berbahagia :)
-untuk jiwa yang senantiasa belajar
Bagi si Dengki apa pun yg seharusnya indah akan dianggapnya tidak.
Bagi si Pemarah, angkot yg indah krn berhenti seenaknya, akan dianggapnya menjengkelkan.
Bagi si Iri, tetangga yg indah krn kekayaannya setiap hari sll bertambah, akan membuatnya panas.
Bagi si Pencinta Perdamaian, perang yg kata Penyuka Kekacauan adlh indah, akan dianggapnya biadab.
Bagi org yg sedang jatuh cinta, daun-daun yg gugur, meskipun sesungguhnya biasa, akan dianggapnya indah, dan malah akan dianggap sebagai kejadian yang disengaja oleh alam untuk menambah romantisnya kehidupan mereka berdua.
Bagi si Pemburu Topan, angin topan yg kata pemilik rumah mewah adalah hal yang menakutkan, justru akan dianggapnya begitu indah.
Bagi si Sabar, tulisan informasi di papan pengumuman, meskipun berisi kegagalan hasil ujian, insyaAllah tetap akan dianggapnya indah, sebagai sebuah hikmah baginya untuk jadi pecut lebih giat belajar.
Semua bergantung pd siapa dirinya di dalam memandang alam lingkungannya."
- Pidi Baiq, dalam "Hanya Salju dan Pisau Batu"
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Beliau menulis dengan gayanya tersendiri, sangat berbeda; unik. Ringan, namun terkadang sulit dicerna karena susunan katanya menabrak semua aturan yang ada. Membaca tulisan beliau bagai melihat karya seni, indah walau terkadang sulit dimengerti.
Oke, kembali ke tulisan diatas, menurut saya itu adalah jawaban yang sangat indah dari berbagai perdebatan, perkelahian, permusuhan yang mengatasnamakan perbedaan. Terkadang kita hanya harus menerima bahwa Tuhan telah menciptakan segalanya dengan begitu berwarna. Seperti contoh-contoh diatas; kita hanya perlu melihat dari sudut pandang yang berbeda. Maka berubahlah malapetaka menjadi surga.
Selamat Berbahagia :)
-untuk jiwa yang senantiasa belajar
Comments
Post a Comment