semoga luka ini cepat pergi

lagi2 miris,

ah, bukan2, bukan mengeluh,

apalagi merasa hebat,

hanya sedih yang bercampur luka,


Allah,
maafkan hamba, yang sering memaksa dan tergesa-gesa

Allah,
maafkan hamba, yang masih sering terlupa, menikmati pujian manusia

Allah,
maafkan hamba, betapa masih belum dapat terjaga lisan ini, apalagi hati,

Allah,
maafkan hamba, betapa masih sangat lemah diri ini, rapuh


Allah..

Allah..

Allah..


Kaulah satu-satunya saksi,
Engkau-lah satu-satunya tempat bersandar, tempat memohon,


Allah,
Mereka mengaku muslim, mereka paham,
tapi kenapa, hanya untuk hal kecil saja yg menyangkut agama-Mu, kata sepakat begitu sulit tercipta,

Allah,
Mereka mengaku mendambakan kejayaan islam,
tapi kenapa, untuk bersatu mereka tak mau,

Allah,
bukankah aku saudaranya?


Wahai pemuda muslim yang kuhormati, tolonglah, dengan sangat kumohon,

hentikan sikap itu.
kenapa begitu mudah berlaku kontra terhadap apa yang sebenarnya untuk agamamu.

hentikan sikap itu.
kau hanya membuat malu wajah Islam, betapa pertikaian kau utamakan, keegoisan.. bukankah Tuhanmu menyuruh untuk bersatu?


Dan pantas sajalah, jika dakwah ini sering tersendat, mental pemuda muslim masih banyak yang seperti itu.
kau tahu bukan, memudahkan urusan orang lain sangat mulia dihadapan-Nya?


dan biarlah, hanya kau, aku, dan Allah yang mengerti.

semoga luka ini cepat pergi.

astaghfirullah..

Comments

  1. sesungguhnya manusia memang hobi berbantah-bantahan. janganlah engkau bersedih karenanya, jangan pula engkau ragu karenanya...

    ayo tetap bersemangat berusaha, semoga Allah menghitung setiap langkah kecil yang kau buat. semangat!

    ReplyDelete
  2. makasi semangat dan dukungannya, sahabat

    betapa aku malu bbrp kali terlupa dan jg ikut2 asik berbantah2, maluu.. smg tdk terulang..

    dan semoga tdk ada lagi hati yg sakit karena itu.

    “Tidaklah suatu kaum tersesat setelah mendapat petunjuk, melainkan karena suka debat.”
    (HR. Ahmad, Tirmidzi, Shohihul Jami’)

    “Aku menjamin sebuah rumah di surga paling bawah bagi siapa yang meninggalkan debat meskipun ia benar, sebuah rumah di surga yang tengah bagi siapa yang meninggalkan dusta meskipun bergurau, dan sebuah rumah di surga paling tinggi bagi siapa saja yang berakhlak baik.”
    (HR. Abu Dawud, hadists ini dihasankan oleh Syaikh Albani)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Persiapan IELTS Tanpa Preparation Class

Jalan-jalan Turki day 1: Ephesus!

Cerita Kehamilan di Indonesia dan Swedia