Bekal Perjalanan

Ternyata gak mudah ya. Menyelami pikiran, emosi, mood anak jelang baligh. Mengimbangi gejolak semangatnya untuk berkarya dan mencoba hal baru, di sisi lain harus mendidiknya menaklukan nafsu (nafsu malas, nafsu bosan terhadap rutinitas/pembelajaran, dsb). Gak mudah juga punya anak lintas usia. Satu udah preteen, satu masih bayi, satu masih balita, dsb Sepertinya perlu lebih banyak berdialog, menanamkan nilai dengan cara yang masuk akal dan diterima hati. Ya Rabb bimbinglah kami.. Berilah penjagaan terbaik untuk anak-anak kami **Semangat murojaah ya cantik :)

Per hari ini, Baby K sudah 8,5 bulan. Ga terasa udah jadi baby ‘dewasa’ 🥹 Udah suka berdiri sambil berpegangan, dimana aja bisa berdiri akan berdiri. Termasuk pegangan punggung Mas-nya Sudah mahir merangkak, hobi nya main ke dapur bongkarin tumpukan obat 🥲 Udah bisa ngoceh “mashh” (mas), “aaah!” (bunda), “tatata..” pandangan mata tajam setajam silet bikin yang dipandangin salah tingkah 😅 Sejak 7 bulanan udah ga perlu digendong/pangku lagi untuk terlelap, cukup dbf sambil tiduran aja. Kehadiranmu jadi penyejuk dan penyemarak di rumah, Nak. Semua orang sayang dan kegemesan sama dirimu. Mas aja berkali-kali bilang “aaa suaranya khadijah cute bangeett.” gak terhitung berapa kali diciumin sama seantero personil rumah. Barokallah nak, semoga Allah selalu menjagamu. 11 Agustus 2025, 22.31. (mata bunda udah ngantuk, tapi pengen menjejak waktu)

Malam hari. Keempat anak sudah terlelap. Ternyata aku rindu. Merangkai kata di ruangku. Ruang aman, tempat aku bebas mengurai isi kepala dan menjejak rasa. Ya, blog ini. Berbeda dengan media sosial yang menjejal tiap postingan ke segala penjuru, blog ini seperti rumah, hanya akan hadir mereka yang memang mau singgah dan sukarela datang. Disini lebih tenang. Aku tak perlu sibuk menjelaskan tiap frasa agar makna tak mengular. Aku menulis utamanya untuk diriku di masa depan. Juga untuk anak-anakku. Kau boleh ikut membaca, tapi ingat, aku tak pernah memaksa. Ini ruang tenang. Tempat jiwa merasa paling aman, menjadi diriku sendiri. Senin, 10 Agustus 2025, 22.06. (hari ini ‘Bunda Time’ bersama Salman)

​Empat anak mengajarkanku bahwa tiga peristiwa besar dalam hidup seorang ibu sejatinya mengajarkan satu hal; tawakal diujung ikhtiar. Kehamilan, berisi 1001 ketidakpastian dan ketidaktahuan. Tidak ada satu orang pun yang bisa mengontrol apa yang ada di dalam rahim. Allah menunjukkan Maha KuasaNya, dan seharusnya membuat kita semakin merunduk dan berserah. Begitupun kelahiran, anything can go wrong anytime. Kita gak pernah benar-benar punya kuasa untuk menjamin apakah pembukaan bisa lancar, apakah aman gak ada pendarahan, apakah plasenta bisa lahir dengan utuh, apakah bayi langsung menangis, dsb. Lagi-lagi Ia mau kita merunduk, begitu banyak hal diluar cakupan kita. Tak ubahnya menyusui dan membersamai bayi (0-2tahun). Semua  ibu pasti tau bayi itu ‘gak bisa dikontrol’😂 Dikondisikan seoptimal mungkin bisa, tapi turns out gimana ya udah lah la haula aja. gitu kan :”)  Kesimpulanku, dalam mengarungi kehidupan 4x hamil-melahirkan-menyusui (dan membesarkan bayi) jiwa kita Ia terus...

​mengakhiri 2024 dengan menulis blog kembali :”) ku merasa cara paling nyaman, bermanfaat, dan jelas untuk menjejak waktu adalah lewat blog ini. bahkan aku masih bisa mengambil manfaat dari tulisanku sendiri di masa lalu, mengingat memori kembali.. baik lah, langsung saja, 2024 keluarga kami Ia anugerahkan satu anggota lagi :) seorang anak perempuan, Baby Khadijah, di tempat ternyamanku —rumah.  MasyaAllah.. InsyaAllah kehadiran Baby Khadijah jadi pelengkap kebahagiaan kami.  Semoga Allah jaga selalu, dan berikan kebahagiaan dunia dan akhirat untuk kita semua. Cerita lebih lanjut di postingan lain ya insyaAllah.. Kelahiran Baby K luar biasa deh pokoknya, bener-bener kemudahan dari Allah yang baik banget :”) Sekian dulu ya **Tulisan ini dibuat pada 31 Des 2024, 19.40, di rumah Oma, saat Baby K sudah terlelap di sisi Bunda.  **Tadi siang habis makan di Lot 9, alhamdulillah Baby K tidur dengan nyaman dalam pelukan dan sempat melihat-lihat dunia juga.

​ Hari ini sebelum sekolah Kakak Asiyah (7 tahun) bilang “Bunda, bisa gak pas Asiyah pulang bikin kanelbullar?” Ini memang roti kesukaannya sejak masih di Swedia dulu, pas pindah ke Belanda pun Bunda bikin bisa tiap pekan. Kakak Asiyah gak mudah suka makanan, tapi sekalinya suka bakal dicariin terus dan gak bosan-bosan. MasyaAllah Bunda mencoba nego, “Kalo beli aja gimana kak? Enak juga kan?” :D Mengingat bikin roti sambil ngawasin toddler yang masih nyusu kan perjuangannya lumayan ya Bund.. Eh doi menjawab, “Gak mau (beli), maunya yang Bunda bikin.” Heu kalo anak udah bilang gitu siapa yang gak luluh ya gak si Bund. Barokallahu fiik Kakak Sayang♥️ Berikut resepnyaaa… bahan= 1 cup susu hangat kuku 2 1/2 sdt ragi instan 2 telur suhu ruang 75gram mentega leleh tp jgn terlalu panas / minimal lembek 1/2 cup gula pasir 1 sdt garam 560-570gram terigu isian= - bikin campuran butter, brown sugar, dan kayu manis bubuk Caranya= - hangatkan susu, campur gula 1sdt, dan ragi 2,5sdt. sisihkan 10 men...