Posts

Showing posts from February, 2012

: )

Aku baru menyadari, bahwa ada penjelasan dari semua ini. Awalnya aku kira diriku terlalu mengikuti prasangka, tapi ternyata untuk kali ini, ada pembahasannya. Begini, pernahkah kamu merasakan perasaan yg menyenangkan saat bertemu seseorang? Rasanya dunia lebih lapang. Ibnul Qayyim mengisahkan, “Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangka-prasangka buruk atau ketika kami merasakan sempit dalam menjalani hidup, kami segera mendatangi Ibnu Taimiyah untuk meminta nasehat. Maka dengan hanya memandang wajah beliau dan mendengarkan nasehat beliau serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang”. Ja’far bin Sulaiman mengatakan, “Jika hati ini ternoda, maka kami segera pergi menuju Muhammad bin Waasi’. Orang sholeh memiliki kekuatan tak tampak yang mampu membuat diri kita lebih tegar. Sungguh, menyenangkan walaupun sekedar melihat mereka :) Mereka tid

dengarlah wahai diriku..

tak perlu menjadi langit, jika kau benci dengan tinggi tak perlu menjadi api, jika kau tak kuat dengan panas tak perlu menjadi air, jika kau tak suka ‘hanya mengalir’ tak perlu menjadi angin, jika kau ingin ‘terlihat’ sejatinya, kau istimewa tanpa harus menjadi yang lain lihat dirimu, lihat hatimu dimanakah kau merasa paling bahagia? maka lakukanlah karena hanya dengan menjadi bahagia kau bisa menyebarkan kebahagiaan mungkin awalnya bisa kau paksakan untuk memberi bahagia dgn menyiksa diri tapi percayalah, hanya soal waktu untuk dirimu terluka dan menuntut haknya maka pikirkanlah, maka rasakanlah dimana kau harusnya berada? siapa kau harusnya menjadi? 17 Februari 2012, 07:56

cita-citaku

dulu, aku ingin menjadi pengusaha dan penulis tapi sekarang, aku ingin menjadi istri shalihah dan ibu istimewa yang juga pengusaha dan penulis hahay! mohon doanya :D

Ini tentang amar ma'ruf nahi mungkar.

Sekarang ini sering saya mendengar ungkapan orang-orang yang tidak tertarik dengan pemilihan umum, mulai dari skala nasioanl sampai skala kampus. Memang, semua yang ada dalam hidup itu pilihan. Dan mereka memilih untuk tidak memilih. Tidak ada yang salah, selama mereka juga harus siap menerima untuk tidak diterima keluhannya nanti. Tentu saja ini subjektif dalam pandangan saya. Mereka yang diam, tidak peduli dengan siapa yang akan memimpinnya, berarti 'mendukung' (atau dengan kata lain membiarkan) siapa pun yang terpilih. Dan apakah pantas, mereka kelak mengomentari atau mencaci seseorang yang sebelumnya tidak mereka pedulikan? * Hanya menyadarkan, saat kita memilih untuk tidak memilih, artinya kita harus siap untuk kehilangan hak 'berkata pedas' seolah ada hak kita yang tercerabut saat suatu hari pemimpin kita itu melakukan hal yang tidak kita senangi. Sedangkan kalau kita memilih; Bila yang kita pilih menang tentunya kita punya "hak" yang patut ditun

renungan pagi

".. Dan Dia bersama kamu dimana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Milik-Nyalah kerajaan langit dan bumi. Dan hanya kepada Allah segala urusan dikembalikan. Dia memasukan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati."(QS. AlHadiid: 4-6) Sudahkah kita menyadari dengan kesadaran yang sempurna bahwa Allah selalu bersama kita, melihat setiap detil perbuatan yang kita lakukan? Sudahkah kita mengerti, usaha sehebat apa pun tak ada artinya jika Allah tidak menghendaki? Segala urusan berada dalam genggamam-Nya. Sudahkah kita memahami, bahwa hanya milik-Nya lah apa-apa yang ada di langit dan di bumi? Mulai dari debu hingga matahari. Jadi pada siapakah kita seharusnya meminta? Sudahkah kita merasakan Allah Maha Mengetahui apa isi hati? Sedih, kecewa, bahagia, ataukah hampa. Maka adukanlah padaNya, segala resah dan juga cita. Wahai hatiku, maka serahkanlah, maka lepaskanlah segala urusan ke

Ia yang secantik bidadari

ia yang secantik bidadari.. selalu mengatakan yang baik atau diam ia yang secantik bidadari.. banyak tersenyum, namun sederhana dalam tertawa ia yang secantik bidadari.. wajahnya senantiasa berseri, apa pun suasana hati ia yang secantik bidadari.. memiliki sikap dan tutur kata yang lembut, tidak menyakiti ia yang secantik bidadari.. memiliki 1001 alasan untuk khusnuzon pada saudara ia yang secantik bidadari.. penyayang pada yang kecil, hormat dan santun pada yang tua ia yang secantik bidadari.. membalas perbuatan jahat, keji, dan zalim dengan kebaikan dan doa ia yang secantik bidadari.. membalas perbuatan baik dengan yang lebih baik ia yang secantik bidadari.. senantiasa mengisi waktu dengan hal yang berguna ia yang secantik bidadari.. senantiasa berzikir dan memohon ampun ia yang secantik bidadari.. memiliki aqidah yang benar, ibadah yang ikhlas, dan akhlak yang mulia ia yang secantik bidadari.. meniatkan semua untuk beribadah kepada Allah, dan menyelaraskannya dengan hukum Allah ia y

...

tunggu aku, kau cepat sekali.. tapi rasanya aku terlalu malas berlari sepertimu aku ingin naik mobil saja, atau pesawat terbang

adik kecil, tidak apa-apa, luka itu akan segera sembuh

mereka hanya perlu pelukan, untuk mendatangkan ketenangan. karena mereka tak tahu apa yang harus mereka lakukan, saat kita terjatuh di jalan dan mendapati kedua lutut kt terluka, apa yg akan kt lakukan? menahan sakitnya lantas berjalan terus kerumah, atau mencari warung terdekat utk mengobatinya? ada byk alternatif yg bisa kita pilih, karena kita telah cukup besar utk berpikir dan menganalisa. bagaimana jika yang mengalami adalah seorang balita? apa yg akan ia lakukan? sore ini, sepulang kuliah, di jalan menuju kosan aku mendengar tangisan anak kecil yg begitu keras. ia menjerit. beberapa meter di depanku, ada seorang gadis kecil yg sepertinya habis terjatuh. ia tak kuasa berdiri, lututnya terluka, juga sikunya. ada beberapa temannya, laki-laki, hanya 'melihat' saja dan sepertinya bingung harus melakukan apa. "jatoh sendiri teh," aku tersenyum, tak ada yg menyalahkanmu dik, ucapku dalam hati. aku duduk disebelahnya, sambil mencoba mengambil tisu dari tas utk membersih